CHAPTER 7

2.2K 301 10
                                    

Rosie's Point Of View.

"Hi Jade,"sapaku sekenanya ketika memasuki butik Jade.

Jade yang sedang melamun di ruang staff pun langsung menoleh ke arahku dan mengulaskan senyumnya. "Hi, Rose. How's your day?"

"bad. aku bingung sekali, boleh aku cerita?"ujarku. Aku bingung akan menyeritakan ini kepada siapa selain Jade, mengingat aku yang tak punya teman.

"Go on,"

"Jadi, Kau tahu kan aku sering dibully? Jadi, ada suatu gang di sekolah, its called One Direction. Dan salah satu anggota One Direction, yang bernama Niall sekarang sedang berpacaran denganku," kulihat wajah Jade menjadi kaget dan ia bersiap untuk menggerakkan mulutnya untuk berbicara, namun aku segera memotongnya. "Please, jangan dipotong dulu. Jadi, Niall berpacaran denganku hanya karena ia kalah taruhan dengan gang bodohnya itu. Dan ia mengancam agar memecatku dari sini jika aku menolaknya. Ia bilang ibunya berteman baik dengan ibumu dan ia akan memfitnahku. For short, Zayn, ketua One Direction tadi marah padaku karena aku bilang aku mencintai Niall. Dan yang lebih parah ya ia menamparku.. ia menamparku Jade.. Aku tidak tahu mengapa ia menamparku. Right after i said i love Niall. It's just... confusing," aku menyelesaikan ceritaku yang panjang itu, dan melihat wajah Jade yang sekarang memancarkan kebencian. Wow.

"Niall? Apakah yang kau maksud itu Niall Horan?"

"Ya, kau kenal dengannya?"ujarku dagdigdug. Kalau Jade kenal dengan Niall matilah aku. Niall akan lebih mudah menghancurkanku.

"Niall.... dia mantan kekasihku,"

wtf

"Niall.... dia.. dia mantan kekasihmu? Jade? You kidding me right?"

"No. why would i?"

"I mean... this is so.. confusing? Kamu? Sama Niall? omg"

"Itu dulu."

Kenapa Niall tidak memberi tahuku?

Memangnya siapa engkau, Rosie.

huft.

"May i continue?"ucap Jade, mengingatkanku bahwa kami sedang bercerita. Aku meresponnya dengan mengangguk.

"Dulu, aku sangat mencintai Niall. Dia juga. Dia bukan Niall yang sekarang. Niall yang dulu adalah Niall yang penyayang, baik, dan tidak pernah menjadikan perempuan sebagai taruhan." Jade menepuk mulutnya setelah ia mengatakan itu. "Astaga, maaf Rose, bila aku menyinggungmu,"

"No, its fine. Go on,"

Lalu, Jade melanjutkan ceritanya, "Pada malam Natal, tepat sehari sebelum ulang tahunku, aku melihatnya berselingkuh dengan, Kau ingat Amy? Teman kita dulu?"

Aku mengangguk, jangan bilang Niall berselingkuh dengan Amy...

"Niall berselingkuh dengan Amy," with that she broke down and cry. "I don't know whats my fault. Aku melihat mereka sedang berciuman di depan pintu rumah Niall saat aku sedang ingin mengunjunginya. Kami sudah berjanji akan merayakan malam natal bersama di rumah Niall, tapi ternyata..." Aku memeluknya dan mengusap punggungnya berharap itu dapat menenangkannya.

"It's okay, Jade. Yang sudah terjadi, maka biarkan. Jangan menangisi Niall. He's not worth it."

He don't deserve her.

Jade menghentikan tangisannya lalu tersenyum, "Thank you, Rosie."

"Nope, darl. Ok, sekarang aku mau memulai shift-ku atau pegawaimu yang lain akan iri padaku dan mereka akan menjambakku lalu mereka akan menyakarku dengan kuku-kuku mereka yang tajam seperti macan!"aku mencoba melontarkan lelucon yang menurutku garing, tapi sukses membuat Jade tertawa.

Dandelion // z.m [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang