CHAPTER 10

2.3K 303 4
                                    

Zayn's Point of View

Aku memincingkan mata ketika menangkap sesosok perempuan berjalan di trotoar sendirian. Hell, ini jam 10 malam tak seharusnya seorang perempuan berjalan sendirian. Lagipula, sepertinya aku mengenal postur tubuhnya.

Aku menancap gas dan meminggirkan mobilku untuk menjajari posisiku dengan perempuan itu. Dengan percaya diri pun aku membuka kaca jendela dan mengklakson sekali, membuat perempuan itu menoleh.

Yatuhan, Rosie! Out of all the people kenapa harus Rosie yang aku temui?

"Apa maumu?!"she snapped.

"Whoa, calm. Aku hanya tidak sengaja bertemu denganmu. Kalau saja aku tahu perempuan itu kau, tidak akan aku mau membuka kacaku,"kataku. Sebenarnya.. aku penasaran. Apa yang ia lakukan sendirian malam malam begini?

"Oh,"ia menjawab dan langsung pergi. Refleks aku langsung mengikutinya.

Diseberang jalan sana aku melihat dua orang laki laki berbadan besar dan berpakaian serba hitam. Setelah kuperhatikan mereka menunjuk nunjuk ke arah Rosie sambil berbisik bisik.

Something isn't right.

Baru aku berfikir begitu sudah terdengar suara Rosie yang berteriak "What the fuck?!"

Sontak aku melemparkan pandanganku pada Rosie yang sedang dikepung oleh preman preman tadi.

Sialan.

"Stay away!"Teriakan Rosie makin terdengar dan aku menampar wajahku sendiri karena kebodohanku diam saja disini.

Aku keluar dari mobil dan segera memukul punggung satu preman yang memegang tangan Rosie, membuat genggamannya pada Rosie terlepas dan langsung menghadapku. Preman itu langsung menangkap tanganku yang ingin melayangkan tinju padanya.

Saat Rosie menatapku aku berkata tanpa suara, 'tendang perutnya.' dan untungnya Rosie cepat mengangkap apa yang aku bicarakan dan melakukannya.

"Owwwww!"ujar preman yang ditendang oleh Rosie.

"Rose, cepat masuk mobil dan kunci pintunya!" ujarku sambil berusaha lepas dari cengkraman preman sialan ini.

Rosie mengangguk dan berlari memasuki mobilku.

Tinggal aku dan dua preman ini.

"Apa mau kalian?!"Tanyaku garang. Sedangkan kedua preman ini malah bertatapan lalu tertawa keras.

Lho mereka aneh..

"HAHAHAHA Little kid, seharusnya apa yang kuinginkan sudah berada ditanganku kalau saja dirimu yang lemah itu menghambatku,"ujar satu preman itu, sementara yang lainnya masih mengendalikan nafas sehabis tertawa kencang.

Dipanggil 'Little Kid' dan lemah membuatku naik darah. Segera saja ku hantam kepala satu preman itu ke tiang dan yang satunya ku tendang kemaluannya. Habis itu aku berlari ke mobil dan mengetuk ngetuk jendela, karena Rosie mengunci pintunya.

Rosie menoleh dan segera membukakan pintu untukku. Setelah berhasil masuk, aku langsung saja menancap gas meninggalkan dua preman sialan itu.

"Zayn..."panggil Rosie.

Aku menoleh dan refleks menginjak rem.

Rosie... gadis kuat yang biasa ku bully di sekolah dan tidak pernah menangis tiba-tiba menangis di hadapanku and i.... don't know what to do.

Maksudku ayolah, ini Rosie yang kita bicarakan. Dan ini aku yang ia perlihatkan sisi lemahnya. Sudah lama aku tidak melihat perempuan menangis.. bingung bagaimana cara menenangkannya.

Dandelion // z.m [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang