CHAPTER 11

2.2K 304 7
                                    

Rosie's Point of View

Sesampainya di rumah, aku langsung masuk kamar dan merosot dibelakang pintu. Benarkah itu Zayn? Zayn malik yang suka membully-ku itu batu menolongku?

Sulit dipercaya namun memang itu yang terjadi.

Aku sangat bersyukur saat tiba-tiba Zayn datang. Bayangkan saja apa yang akan terjadi jika Zayn tidak datang menyelamatkanku.

Dan satu hal lagi yang tidak kupercaya, mencium pipi Zayn.

Hell, itu tindakan terbodoh yang pernah aku lakukan. I mean, pasti Zayn akan bercerita pada teman-teman bodohnya itu dan yang lebih penting... Niall!

Kalau Zayn cerita pada teman-temannya kalau aku mencium pipinya, dan Niall itu termasuk temannya, Pasti teman-temannya yang lain akan curiga 'kenapa Rosie mencium Zayn? Bukannya mereka bermusuhan?' And.. pasti Niall mengoceh besok.

Ah semua ini membuatku pusing. Lebih baik aku mandi dan cepat-cepat tidur.

Wtf, aku ingat alu masih memiliki PR Zayn yang belum ku kerjakan.

***

(Next day)

"ROSIE GADIS KAMPUNGAN!" aku mendengar teriakan yang sangat kencang dari depanku.

Ternyata itu Perrie. Tapi.. dia masih sekitar 5 meter didepanku dan suaranya sudah terdengar.... just wow.

Ah mengapa aku jadi melantur begini.

Aku jalan dengan pelan menuju Perrie yang sedang berjalan menuju ku juga.

Kira-kira apa ya yang akan Perrie katakan padaku sekarang?

"Ya, Perr?"tamyaku.

PLAK!

"Baca ini!" ia menyerahkan tabloid dengan cover yang tidak terlalu jelas gambarnya karena sepertinya gambar itu diambil saat malam hari. Seorang perempuan yang difoto dari belakang terlihat memakai mantel hitam, jeans, dan boots cokelat. Wait... bukan kah itu aku?

Memiliki pikiran bahwa itu aku, aku langsung meneliti pria yang ada disebelah perempuan itu. Pria itu tinggi, rambutnya berwarna hitam, jaket kulit berwarna hitam dan jeans hitam yang juga difoto dari belakang. Dan posturnya... Zayn?

Bingo! Jelas sekali! Ini pasti aku dan Zayn semalam. Kentara sekali dengan adanya dua laki-laki berbadan besar dihadapan perempuan dan laki-laki tersebut. Tidak salah lagi, ini pasti aku dan Zayn.

Tapi mengapa kami bisa masuk tabloid?

"A MAN RESCUED A WOMAN WHO WAS INTERCEPTED BY TWO CIVILIAN" begitulah yang tertera di tabloid.

"Apa itu?!"ucapnya garang.

"Um.. jadi, semalam aku dicegat oleh dua preman dan tiba-tiba saja Zayn datang dan menyelamatkanku,"jelasku.

"Cih. Kau pasti sengaja berteriak memancing perhatian Zayn agar ia menolongmu kan?! Dasar perempuan perebut kekasih orang!"Perrie mendorong bahuku dengan sangat keras.

"Buat apa aku meminta bantuan Zayn?! Jika disana ada orang lain pasti aku meminta tolong pada orang lain! Bukan pada Zayn!"

"LIAR!"

"NO!"

"SHUT UP, BITCH!" Perrie menerjangku dan menjambak-jambak rambutku.

Perrie bertambah liar dan menamparku dalam posisi ia diatasku. Aku mengerang dan mencoba membalasnya namun apa daya. Kuku kuku nya yang tajam dan mengerikan itu mulai berperan. Ia mencakarku dimana mana.

Orang-orang membuat lingkaran disekitar kami. Menonton kami. Ayolah, kau pikir ini tontonan?

Aku kehabisan nafas. Serangan perrie sangat liar. Ditambah dengan berat badannya diatasku dan lingkaran disekitarku membuatku merasa dikepung. Aku butus nafas.

Dandelion // z.m [EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang