★★★★★★★★★ ★
*** Author POV ***Derap suara langkah lari seseorang bergema di sebuah bangunan besar yang tengah ramai oleh masyarakat. Pria dengan tubuh tinggi terus berlari mengejar waktu di antara keramaian Stasiun, entah sudah berapa banyak orang yang tidak sengaja ia tabrak -seperti mengabaikan begitu saja omelan dari banyak orang.
Langkah lari nya semakin kencang tatkala mendengar suara pengumuman yang mengema, mengatakan jika kereta yang ia naiki akan segera melaju meninggalkan Stasiun. Sepasang kaki panjang nya memudahkan ia untuk sampai di dalam kereta.
Psstt
Beruntung ia sudah masuk ke dalam kereta dengan selamat sebelum pintu kereta menutup secara otomatis. Bola mata nya berlarian di dalam kereta -mencari tempat duduk yang masih kosong. Senyuman seketika mengembang melihat sebuah tempat duduk tanpa berpemilik yang berada di ujung gerbong. Segera ia istirahatkan bokongnya sekaligus kaki nya yang lumayan pegal karena acara lari-larian tadi.
Mata nya melirik ke arah pria yang berada tepat di samping nya. Badan mungil dan jari-jari lentik itu mampu menarik perhatian nya. Pria mungil itu ternyata tidak sadar jika sepasang mata sedang mengagumi sosok nya. Mata nya hanya menerawang jauh seperti sedang memikirkan sesuatu.
Suara getar handphone dari saku celana, mampu menghentikan 'kegiatan' yang baru saja pria tinggi itu mulai. Menekan tombol hijau sebelum menaruh benda kotak itu di telinga.
"Yeoboseyo?"
"Ah Henry hyung, waeyo?"
"Arraseo. Kau jangan khawatir ne, sebentar lagi aku sampai di rumah sakit. Sudah dulu ya, aku masih di kereta. Bye!"
Klik!
Percakapan terputus. Mata Chanyeol segera melirik kembali pria mungil di samping nya, mulai mengagumi sosok pria berjari lentik itu. Mata nya membulat ketika tersadar jika pria di samping nya sudah terlelap ke alam mimpi entah sejak kapan. Ia hanya bisa melihat pria mungil itu tertidur dengan kepala menunduk. Ingin rasa nya menarik kepala pria itu dengan tangan nya untuk sekedar tidur di bahu kekar nya, tapi apa daya ia terlalu malu untuk melakukan hal semacam itu.
Tiba-tiba kepala pria mungil itu bergerak ke kanan dan ke kiri sebelum akhirnya bersandar di bahu kekar milik pria di samping nya. Si pemilik bahu tersentak kaget, hanya bisa melirik wajah pria mungil yang sekarang berada sangat dekat dengan wajahnya. Beberapa pasang mata penumpang melirik ke arah mereka. Pria tinggi itu hanya bisa terdiam dan menunduk malu menyembunyikan perasaan yang entah apa namanya yang seolah membuncah di dalam hati.
Cukup lama pria mungil itu tertidur di bahu kekar pria yang belum ia kenal. Mengeliat pelan dan mulai membuka sedikit ke dua matanya. Menyadari ada gerakan dari pria di samping nya, pria tinggi itu panik dan mengigit bibir bawah nya -takut jikalau pria mungil itu akan memarahi nya seolah mungkin ia lah yang sengaja meletakkan kepala pria mungil itu di bahu kekar nya.
"Apa aku tadi tertidur di bahu mu?" Sebuah suara halus akhirnya keluar dari bibir mungil pria berjari lentik. Sedangkan pria tinggi itu hanya mengangguk pasrah, mempersiapkan diri nya yang sebentar lagi akan di marahi habis-habisan.
"Ah mianhaeyo. Aku tidak sengaja tertidur di bahu mu. Apa bahu mu pegal sekarang? Mau aku pijitkan?" Pria mungil itu mengangkat kedua tangan nya bersiap memijitkan bahu pria di samping nya.
"A-a-ahh, gwaenchana. Kau tidak per-perlu melakukan itu. Aku baik-baik s-ssaja." jawab pria tinggi itu dengan suara terbata-bata karena grogi.
"Jinjjayo? Kalau begitu kamsahamnida." Pria mungil itu menundukan sedikit kepala nya untuk sekedar berterima kasih sebelum suasana di antara mereka kembali canggung seperti sebelum nya.
"Kapan kereta ini sampai di Stasiun Gangnam?" tanya pria mungil itu.
"Stasiun Gangnam maksud mu? Stasiun itu sudah lewat daritadi."
"Jinjja?!! Kenapa kau tidak membangunkan ku dari tadi?! Aku harusnya turun di Stasiun Gangnam!" ujar pria mungil itu dengan nada panik, kepala nya menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan jika benar kereta ini sudah melewati Stasiun yang menjadi tujuan nya.
"Hei, tenanglah. Aku tidak tega untuk membangunkan mu, kau terlihat sangat lelah tadi. Soal kau turun di Stasiun Gangnam, aku benar-benar tidak tau jika kau akan turun di Stasiun itu. Maafkan aku." Pria tinggi itu menunduk pasrah.
"Tidak-tidak, ini semua salah ku. Harusnya aku yang minta maaf karena sudah menyalahkan mu atas semua kejadian ini. Aku seharusnya berterima kasih karena kau sudah meminjamkan bahu mu agar aku bisa tidur dengan nyaman. Sekali lagi terima kasih, tapi aku harus segera turun dari kereta ini dan kembali menaiki kereta lainnya untuk sampai di Stasiun Gangnam. Kalau begitu sampai jumpa."
Pria mungil itu berdiri meninggalkan si pria tinggi sebelum sempat mengatakan sesuatu. Pria mungil itu berdiri di depan pintu kereta, bertekad jika ia akan segera melangkah keluar sedetik setelah kereta ini berhenti.
Pria tinggi yang masih setia duduk di tempat duduk nya hanya bisa terdiam dan mematung melihat pria yang ia kagumi kini sedang berlarian di antara keramaian Stasiun seperti yang ia lakukan tadi sebelum menghilang di balik keramaian.
"Sampai jumpa kembali. Jika Tuhan mengizinkan, percayalah kita pasti akan bertemu lagi di lain waktu."
Pria itu menghela nafas kecewa karena berpisahan nya dengan pria yang bahkan belum sempat ia ketahui nama nya. Tiba-tiba ia merasakan jika kaki nya menginjak sesuatu, segera tangan nya raih benda seperti kartu yang berada di bawah sepatu snickers nya. Ternyata itu adalah sebuah kartu nama, mungkin kartu nama ini milik pria mungil di sebelah nya yang tidak sengaja terjatuh, begitu pikir si pria tinggi.
Dibalik nya kartu nama itu dan mulai membaca nama yang tertera di kartu nama.
"Byun Baek Hyun, nama yang bagus."
.
.
.Te
be
ce
Hai guys, how are you today? I'm back with Baekyeol Fanfiction!!! Yuhuuu!! I hope you all like my new Baekyeol Fanfiction. Well, please support me to next chapter. Just comment and vote yup! I waiting your comment and vote here and at my 2 Fanfiction!! See u guys <3 ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY [Chanbaek/Baekyeol Fanfiction]
Fanfiction"Apa yang harus aku lakukan, jika kekasih masa laluku kembali datang di saat aku sudah membuka hatiku untuk orang lain?" -Baekhyun "Aku hanya menunggu, dan terus menunggunya. Menunggu hingga ia mulai mencintaiku." -Chanyeol "Perasaanku pada Baekhyun...