★★★★★★★★★★★
*** Author POV ***
Henry berjalan mondar-mandir. Sudah hampir 15 menit lamanya ia melakukan kegiatan tersebut.
Bagaimana tidak?
Hampir 6 jam lamanya setelah Baekhyun keluar dari kamar operasi, pria itu belum juga menampakkan tanda-tanda akan siuman. Hal itulah yang membuat Henry saat ini pusing setengah mati.
"ARRGGHH..." Henry menjambak rambutnya frustasi, membuat seorang pria yang sedaritadi tidur di sofa terbangun. Jongdae mengucek-ngucek matanya sebentar seraya mengumpulkan nyawanya. Jongdae melihat ke arah Henry yang kini berdiri menghadap jendela. Melihat keluar jendela seraya mencoba menenangkan dirinya yang kacau.
"Dokter, tenanglah.." Jongdae mencoba memperbaiki mood pria tersebut.
Henry tetap diam. Mematung di depan jendela. Jongdae tau betul bagaimana kegelisahan yang di alami Henry saat ini. Ia pun juga merasakan hal yang sama. Jongdae bahkan rela menginap di Rumah Sakit hanya untuk memastikan bahwa Baekhyun siuman dengan keadaan baik-baik saja.
"Bukankah operasi otak membutuhkan waktu siuman yang lumayan lama?? Mungkin obat biusnya masih berfungsi sekarang, membuat Baekhyun belum bisa siuman saat ini. Bersabarlah sedikit, Dokter." Jongdae kembali menenangkan Henry. Ia akhirnya bangun dari tempat duduknya, berjalan ke arah ranjang Baekhyun dan menggenggam tangan pria itu.
Kepala Baekhyun saat ini di balut lumayan tebal dengan perban/kassa, serta nasal kanul yang masih terpasang pada hidungnya. Jongdae masih menggenggam tangan Baekhyun. Mencoba menyalurkan kehangatan pada tubuh pria itu.
"Baekhyun, bangunlah.. Aku disini, Baek.. Dokter Chanyeol dan Dokter Henry juga ada disini.. Kami semua setia menunggumu.. Bangunlah Baekkie.. Aku tau kau kuat.. Kau pasti bisa Baek, bangunlah.. Aku mencintaimu.." Jongdae memejamkan mata seraya bergumam dalam hati. Mencium punggung tangan Baekhyun dan mengelusnya dengan lembut.
Henry masih setia berkutat pada pikirannya. Ia saat ini belum berani untuk menghubungi Chanyeol. Jam sudah menunjukan pukul 08:00 KST. Entah Chanyeol sudah bangun atau belum, atau apa yang sedang Chanyeol lakukan saat ini, Henry benar-benar tidak tau. Sudah semenjak semalam pria caplang itu tidak mengiriminya kabar. Henry juga tidak ingin menghubungi Chanyeol terlebih dahulu, takut jikalau pria itu kembali menanyakan kabar Baekhyun, yang sampai saat ini keadaannya masih kritis.
Menit demi menit berlalu, jam demi jam berlalu. Tidak terasa sekarang jam sudah menunjukan pukul 19:00 KST. Berarti kurang lebih sudah 17 jam Baekhyun tertidur.
Seorang Dokter yang menangani operasi Baekhyun, akhirnya mendatangi pasiennya tersebut. Memeriksa keadaan Baekhyun dengan teliti. Beberapa perawat yang datang bersama Dokter tersebut, ikut mencatat keadaan Baekhyun pada selembar kertas yang dilapisi oleh papan yang mereka bawa.
Henry dan Jongdae masih setia berdiri tak jauh dari ranjang Baekhyun, menunggu Dokter tersebut selesai memeriksa. Dokter tersebut melepas stetoskop pada kedua telinganya, berbalik ke arah Henry dan Jongdae.
"Bagaimana keadaan Baekhyun, Dok?? Kenapa sampai saat ini Baekhyun belum juga siuman??" Henry akhirnya mengungkapkan kegelisahan hatinya pada Dokter yang menangani Baekhyun.
"Menurut pemeriksaan yang saya lakukan tadi, keadaan Baekhyun cukup stabil. Nadi dan nafasnya bagus. Obat biusnya pun sudah habis bekerja pada tubuhnya. Tetapi aku tidak tau kenapa ia sampai saat ini belum juga siuman. Baekhyun kini sedang melewati masa kritisnya. Satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah menunggu hingga Baekhyun siuman. Hanya Baekhyunlah yang mampu melewati masa kritisnya sendiri. Aku harap Dokter Henry mengerti." Dokter tersebut menjelaskan kepada Henry, membuat badan Henry lemas. Menepuk pundak Henry dan tersenyum kepada Jongdae, sebelum keluar dari kamar rawat Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY [Chanbaek/Baekyeol Fanfiction]
Fanfiction"Apa yang harus aku lakukan, jika kekasih masa laluku kembali datang di saat aku sudah membuka hatiku untuk orang lain?" -Baekhyun "Aku hanya menunggu, dan terus menunggunya. Menunggu hingga ia mulai mencintaiku." -Chanyeol "Perasaanku pada Baekhyun...