★★★★★★★★★★★
*** Author POV ***Suara televisi bergema di sebuah Apartement. Tampak seorang pria tengah berbaring di sofa. Sesekali berguling-guling malas disana.
Baekhyun sangat bosan saat ini. Alasannya bukan karena acara televisi yang malam ini tampak tidak menarik, melainkan karena pintu yang sedaritadi ia perhatikan tak kunjung terbuka, menampilkan sosok yang tengah ia tunggu kepulangannya.
Baekhyun ingat betul jika ia sudah pamit untuk pulang duluan pada Chanyeol tadi siang. Tidak mungkin ia lupa atau mungkin kertas yang ia letakkan di meja kerja Chanyeol hilang begitu saja. Dan tidak mungkin juga Chanyeol tidak membaca pesannya sekalipun ia sangat sibuk saat ini.
Beberapa kali Baekhyun memandangi handphonenya yang tampak sepi. Tidak ada panggilan maupun pesan yang dikirimkan oleh Chanyeol. Sebenarnya Baekhyun ingin sekali menghubunginya sekarang, tetapi Baekhyun takut jika panggilannya itu dapat mengganggu pekerjaan Chanyeol.
Baekhyun menoleh ketika terdengar seperti ada yang memasukan pin pada pintu Apartement Chanyeol. Dan benar saja, sang pemilik Apartement yang berada di balik pintu itu.
Baekhyun segera bangun dari posisinya, hendak menyapa Chanyeol. Tetapi seketika ia urungkan niatnya itu saat melihat wajah Chanyeol yang tampak kusut, dengan menenteng map besar di tangannya.
Senyuman Baekhyun sirna ketika melihat Chanyeol yang berjalan masuk ke kamarnya tanpa menyapa atau bahkan menoleh sedikitpun pada Baekhyun. Dan itu berhasil membuat Baekhyun sedih sekaligus kecewa.
Chanyeol keluar dari kamarnya beberapa lama kemudian, sudah melepaskan jas dan kemejanya dengan kini hanya mengenakan kaos putih polos dengan celana boxer selutut. Kakinya bergerak menuju ruang kerjanya dengan tangan masih memegang map besar.
Baekhyun melongo ketika Chanyeol bahkan tidak melihatnya sama sekali. Sungguh, ini pertama kalinya bagi Baekhyun merasa terabaikan oleh kekasihnya sendiri. Selama ia bertemu dan menjalani hidupnya bersama Chanyeol, tak pernah Chanyeol berubah pendiam dan dingin seperti ini.
Baekhyun bertanya-tanya dalam hatinya. Apakah ia membuat suatu kesalahan hingga Chanyeol mendiamkannya? Seingatnya mereka terakhir kali terikat saat berciuman di ruang pribadi Chanyeol. Dan Baekhyun memastikan jika mood Chanyeol saat itu tidak dalam keadaan yang buruk.
Baekhyun yang mulai lelah memaksakan dirinya untuk berfikir, akhirnya memutuskan untuk mengikuti Chanyeol masuk ke ruangan kerjanya.
Dengan jalan berjinjit-jinjit, Baekhyun mendekati ruangan itu. Sepelan mungkin membuka knop pintu dan mengintip ke dalam sana. Terlihat Chanyeol sesekali membenarkan letak kacamata yang kini mulai bertengger di tulang hidungnya, mulai di sibukan dengan beberapa berkas-berkas.
Baekhyun akhirnya memoloskan seluruh tubuhnya dari balik pintu. Ia hanya terdiam dan terus memandangi Chanyeol dengan perasaan kesal. Kesal karena kekasihnya itu masih sibuk dengan pekerjaannya bahkan saat ia sudah pulang ke Apartement. Kini Chanyeol bahkan terlihat seperti lebih mementingkan berkas-berkasnya daripada kehadiran Baekhyun.
Tunggu sebentar? Apakah Baekhyun sekarang mulai cemburu pada berkas-berkas itu? Tidak-tidak! Tidak mungkin Baekhyun iri dan cemburu pada benda mati itu!
Baekhyun masih memandangi Chanyeol yang 'masih' juga mengabaikannya. Baekhyun terpaksa menghentak-hentakan kakinya karena kesal. Beberapa kali Baekhyun berusaha membuat kegaduhan, tetapi tetap saja Chanyeol seperti susah sekali untuk sekedar mengadahkan wajahnya dan melihat ke arah Baekhyun.
Baekhyun mengerucutkan bibirnya kedepan. Segera keluar dari ruangan kerja Chanyeol dengan tanpa sadar membanting pintu. Persetanan dengan pintu. Masa bodo dengan Chanyeol saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY [Chanbaek/Baekyeol Fanfiction]
Fiksi Penggemar"Apa yang harus aku lakukan, jika kekasih masa laluku kembali datang di saat aku sudah membuka hatiku untuk orang lain?" -Baekhyun "Aku hanya menunggu, dan terus menunggunya. Menunggu hingga ia mulai mencintaiku." -Chanyeol "Perasaanku pada Baekhyun...