Spirrit~

3.6K 297 23
                                    

★★★★★★★★★★
*** Author POV ***

Chanyeol memainkan pedal gas, rem, dan kopling mobilnya hingga ia dan Baekhyun sampai di sebuah rumah yang terbilang cukup mewah. Beberapa patung dengan ukiran khas ala Eropa menghiasi pekarangan rumah itu, membuat Chanyeol sedikit kagum dibuatnya.

"Nah, kita sudah sampai!" ujar Baekhyun seraya melepaskan sabuk pengaman yang sejak tadi melindunginya.

Chanyeol mengikuti apa yang Baekhyun lakukan sebelum akhirnya keluar dari mobil.

"Sudah berapa lama aku meninggalkan rumah? 6 bulan atau 7 bulan? Sepertinya sudah lama sekali sampai-sampai aku hampir lupa bagaimana jalan untuk pulang ke rumah, hahaha." Baekhyun tertawa tanpa melepaskan pandangannya pada bangunan megah itu.

"Istirahatlah, Baek. Nikmati liburanmu bersama orang tuamu disini." ucap Chanyeol lembut. Baekhyun menoleh setelahnya.

"Aku tidak yakin setelah aku masuk ke dalam sana, aku bisa menikmati liburanku seperti apa yang kau katakan." Baekhyun tersenyum tipis di akhir kalimat, mengundang tatapan bingung dari Chanyeol.

"Waeyo?"

"Orang tuaku pasti sangat sibuk, Chanyeol. Sampai-sampai mereka berdua lupa jika anaknya ini sudah tidak ada di rumah hampir 7 bulan." Raut wajah Baekhyun berubah menjadi sedih.

"Bagaimanapun juga mereka berdua tetap orang tuamu. Walaupun mereka sibuk, tapi aku yakin jika mereka sangat merindukanmu, Baek." ucap Chanyeol mencoba menasehati.

"Pergilah menemui kedua orang tuamu! Pada situasi seperti ini, hanya mereka yang tepat kau jadikan sebagai sandaran sekarang." Chanyeol menatap dalam ke arah sepasang intan milik Baekhyun.

"Baiklah! Akan ku nikmati liburanku disini, Chanyeol. Tapi, apakah aku boleh menginap di Apartementmu lagi setelah ini?" Baekhyun sedikit menggigit bibir bawahnya, mencoba merayu Chanyeol dengan kemampuan yang ia miliki.

"Apartementku akan selalu terbuka untukku, my Baekkie!" ujar Chanyeol seraya menaikkan alisnya dan mengeluarkan tatapan menggoda.

"My Baekkie? Panggilan apa itu? Menjijikan!" cibir Baekhyun sebelum akhirnya melayangkan beberapa pukulan pada bahu Chanyeol. Sedangkan Chanyeol hanya bisa tertawa terbahak-bahak seperti tidak berdosa sama sekali.

Semilir angin menusuk ke dalam kulit Baekhyun, memaksa pria itu untuk merapatkan mantel musim dinginnya. "Diluar dingin sekali! Aku masuk dulu yaaa."

"Masuklah! Semoga di lain waktu aku bisa menemui kedua orang tuamu dan mengatakan pada mereka jika kita berdua adalah sepasang kekasih."

"Aku akan berusaha keras agar mereka dapat merestui hubungan kita, Baek!"

Baekhyun berbalik dan mulai mengeluarkan tatapan mematikannya lantaran ucapan Chanyeol barusan terdengar lumayan keras. Baekhyun khawatir jika kedua orang tuanya mendengar ucapan Chanyeol tadi. Walau kemungkinannya sangat kecil jika kedua orang tua Baekhyun masih berada di rumah pada jam kerja seperti ini.

Baekhyun berdiri di depan rumahnya, melambaikan tangan pada Chanyeol sesaat sesudah mobil itu melaju menjauhi pekarangan rumahnya. Setidaknya ia mendapatkan sebuah kecupan singkat di kepalanya sebelum mereka berpisah.

Entah kenapa Baekhyun sedikit ragu ketika akan masuk ke dalam sana. Tangannya bahkan gemetar saat akan menekan bel.

Hening. Tak ada jawaban dari dalam ketika Baekhyun sudah menekan bel beberapa kali. Hingga pada akhirnya Baekhyun menyadari sesuatu. Kenapa ia perlu berepot-berepot untuk menekan bel saat ingin masuk ke rumahnya sendiri?

Beruntung jika Baekhyun masih mengingat kode pengaman pada rumahnya. Tanpa berlama-lama lagi, segera ia masukkan angka-angka itu.

Baekhyun melangkah ke dalam setelah pintu itu terbuka secara otomatis. Matanya kini mulai memandangi seisi rumah yang sama sekali tidak berubah.

MEMORY [Chanbaek/Baekyeol Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang