★★★★★★★★★★★
*** Author POV ***Sehun memaksa kakinya agar berlari lebih cepat lagi. Ia yakin betul jika pria yang baru saja ia lihat tadi memang benar-benar Kai, sahabat karibnya.
Kemungkinan sangatlah kecil jika ia salah orang. Pasalnya pria itu langsung lari terburu-buru saat melihat Sehun, dan dugaan itulah yang semakin memacu Sehun untuk berlari lebih cepat.
Sehun sedikit kesulitan ketika Kai sengaja berlari memasuki daerah pertokoan yang lumayan ramai. Entah sudah berapa banyak bahu yang tidak sengaja Sehun tabrak. Tetapi Sehun tetap berlari, seperti mengabaikan begitu aja omelan dari beberapa orang.
Di sisi lain, Kai masih berusaha berlari untuk menghindari Sehun ketika ia hampir kehabisan nafas. Yifan yang mengerti kondisi Kai, langsung berlari ke depan menggantikan posisi Kai. Kini giliran pria 'naga' itu yang mengenggam tangan Kai erat.
Yifan tidak memungkiri jika ia masih bingung tentang alasan kenapa Kai mengajaknya berlari seperti ini. Tetapi di sisi lain Yifan sangat senang bisa mengenggam tangan Kai dan berlari bersama pria itu.
Kaki panjang Yifan sangat membantu mereka dalam hal melarikan diri. Dengan sengaja berlari masuk ke gang-gang sempit untuk mempersulit pengejaran mereka.
Yifan memilih untuk bersembunyi di antara beberapa tumpukan kardus di sudut gang. Keduanya berjongkok dan memelankan deru nafas mereka masing-masing.
Jantung Kai berdetak cepat ketika mendengar langkah kaki seseorang yang berhenti beberapa jarak saja dari tempat persembunyiannya dengan Yifan.
"Kim Jong In!!" Sehun berteriak seraya menoleh ke kanan dan ke kiri. Ia yakin betul jika ia tadi melihat keduanya berlari ke arah sini.
"Tetapi dimana mereka sekarang? Kenapa lari mereka berdua cepat sekali?" begitu pikir Sehun.
Mata Sehun tiba-tiba tertuju pada sebuah tumpukan kardus yang hanya berada beberapa langkah saja dari tempatnya berdiri saat ini. Ia sedikit curiga dan pada akhirnya berjalan pelan ke arah tumpukan kardus itu.
Kai meremas paha Yifan keras saat terdengar langkah kaki seseorang yang semakin dekat dengan tempat persembunyiannya. Jantung Kai hampir mencuat keluar sebelum terdengar sebuah nada dering handphone bergema di dalam gang itu.
Sehun berdecit kesal ketika handphone di dalam sakunya berbunyi. Dengan gondok, ia segera mengangkat panggilan itu.
Sehun berubah panik ketika meyadari jika ia seharusnya berada di Universitas dan sedang mengerjakan soal test pertamanya sekarang. Hanya karena ia melihat seseorang yang ia yakini itu memanglah Kai, seketika membuatnya lupa akan hal itu.
Sehun segera menutup panggilan penting dari dosen pembimbingnya, sebelum akhirnya mendapati dirinya yang sudah kembali berlari.
Ia tidak peduli jika keadaannya sangat kacau saat ini. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana caranya agar ia bisa segera sampai di Universitasnya.
Kai dan Yifan menghela nafas lega. Fakta bahwa Sehun tidak dapat menemukannya, membuat perasaan khawatir mereka seketika lenyap.
Yifan menoleh ke arah Kai dengan posisi keduanya masih berjongkok.
"Bisakah kau menjelaskan semua ini?"
Kai ikut menoleh, masih mencoba menormalkan nafasnya.
"Maaf sudah merepotkanmu Yifan. Dan terimakasih karena telah membantuku tadi." ujar Kai seraya tersenyum.
"Baiklah, sebagai sahabat memang seharusnya kita saling menolong. Tapi kau harus mentraktirku es krim setelah ini."
Yifan bangun dari posisi berjongkoknya. Sedikit berdecak kesal ketika Kai mengulurkan kedua tangannya ke depan. Dengan berat hati, Yifan kembali membantu Kai untuk berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY [Chanbaek/Baekyeol Fanfiction]
Fanfiction"Apa yang harus aku lakukan, jika kekasih masa laluku kembali datang di saat aku sudah membuka hatiku untuk orang lain?" -Baekhyun "Aku hanya menunggu, dan terus menunggunya. Menunggu hingga ia mulai mencintaiku." -Chanyeol "Perasaanku pada Baekhyun...