★★★★★★★★★★★
*** Author POV ***
01-12-2016 17:30 KST (waktu kejadian sebenarnya dalam ff ini)
Sebuah Apatement tampak hening. Tidak ada suara. Hanya terdengar bunyi jarum jam yang terus berdetik. Terlihat seorang pria duduk di bangkunya. Menyenderkan punggung seraya menatap langit pada malam itu. Kepulan asap tipis sesekali muncul pada secangkir teh hangat yang berada tak jauh darinya.
Park Chanyeol.
Menyeruput sedikit teh hangatnya sambil terus menatap keluar. Pandangannya benar-benar kosong. Ia hanya mengedarkan pandangannya pada pemandangan malam tanpa memikirkan apapun dalam benaknya.
Chanyeol terdiam. Ketika bayangan Baekhyun mulai menyesap masuk memenuhi pikirannya. Selalu saja begitu. Ketika Chanyeol sedang bersantai atau bahkan hanya sekedar berdiam diri, bayangan Baekhyun selalu hadir. Muncul entah darimana. Tanpa permisi, namun selalu membuat Chanyeol seperti hidup kembali.
Chanyeol tidak ingin membohongi dirinya sendiri. Ia juga masih sangat mencintai pria itu. Chanyeol mengusap benda mungil mengkilap yang melingkar pada jari tengahnya. Mengingat bagaimana pertama kali Baekhyun melingkarkan benda itu pada jarinya.
Hampir 7 bulan Baekhyun menghilang. Entah hilang atau telah tiada, Chanyeol benar-benar tidak tahu. Setidaknya ia sudah melakukan beberapa cara agar dapat menemukan pria mungilnya. Mulai dari melapor polisi atau menyuruh orang suruhannya untuk mencari Baekhyun.
Tetapi hasilnya nihil.
Baekhyun tetap tidak di temukan dimanapun.
Chanyeol kembali memfokuskan pandangannya ke depan. Mulai memperhatikan beberapa orang yang berlalu lalang pada malam itu. Chanyeol dapat melihatnya dengan jelas, karena letak Apartement Chanyeol benar-benar di pusat kota. Chanyeol akan sangat senang jika ia dapat menemukan Baekhyun dalam kerumunan orang-orang disana. Chanyeol berani taruhan jika ia pasti akan langsung mengenali sosok Baekhyun walau di tempat ramai sekalipun. Jika memang ia melihat sosok Baekhyun disana, Chanyeol pasti langsung buru-buru keluar dari Apartementnya tanpa mengenakan mantel atau sendal sekalipun.
Chanyeol tersenyum masam. Harapannya bertemu dengan Baekhyun terlalu tinggi.
Chanyeol memang sudah sedikit melupakan Baekhyun. Karena banyaknya pekerjaan yang harus ia lakukan di Rumah Sakit miliknya, membuat Chanyeol sibuk dengan dunianya sendiri. Mulai dai menandatangani berkas-berkas hingga menghadari rapat penting antar Dewan Pimpinan Rumah Sakit. Saat ini Chanyeol memang sudah tidak bekerja di meja operasi. Bahkan mengunjungi pasien pun sudah tidak pernah. Tetapi kesibukannya saat dulu dan sekarang tidak jauh berbeda.
Chanyeol lambat laun mulai membuka diri. Mulai menyapa orang-orang baik yang selalu menyapanya setiap ia berjalan melewati koridor Rumah Sakit. Henry lega. Pria berkulit putih yang selama ini senantiasa menemani Chanyeol. Menemani Chanyeol ketika Chanyeol mulai mengenal Baekhyun bahkan ketika pria itu terbaring lemah sepanjang harinya bak mayat hidup.
Henry memadatkan jadwal Chanyeol setiap harinya. Seperti tidak ada waktu istirahat bagi pria bertelinga lebar itu. Henry sengaja. Alasan ia melakukan itu hanya karena ingin Chanyeol sibuk dan perlahan sedikit melupakan kesedihannya. Dan pada akhirnya Henry berhasil atas hal itu. Namun Henry tentu tidak berhak untuk menghilangkan Baekhyun dalam ingatan Chanyeol. Bahkan melarang Chanyeol untuk berhenti mencintai Baekhyun, tidak berhak. Itu sepenuhnya hak Chanyeol.
Henry benar benar menemani Chanyeol pada masa-masa kelamnya. Mulai dari jadwal makan hingga pakaian yang akan Chanyeol kenakan, semua Henry yang mengurusnya. Chanyeol terlalu malas mencari assistent baru. Ia tidak ada waktu untuk mengajari assistent barunya itu hal-hal tentang dirinya. Jadilah Henry yang mengurus semuanya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORY [Chanbaek/Baekyeol Fanfiction]
Fanfic"Apa yang harus aku lakukan, jika kekasih masa laluku kembali datang di saat aku sudah membuka hatiku untuk orang lain?" -Baekhyun "Aku hanya menunggu, dan terus menunggunya. Menunggu hingga ia mulai mencintaiku." -Chanyeol "Perasaanku pada Baekhyun...