12. OSIS

2K 147 9
                                    

1. Regina Audrey Antika.
2. Regita Claudy Cantika.
3. Rafid Aditya.
4. Alfitra Alifianda.
5. Alvan Virga Dirgantara.
6. Dimas Daniswara.

Rafid memejamkan matanya untuk beristirahat karena besok pagi adalah hari senin. Laki-laki itu merasa senang karena menghabiskan waktunya dengan Gina sore ini.

Bunyi pesan keluar dari handphonenya.

"Dari gina?"

Aku akan masuk OSIS mulai besok.
Doakan aku yang terbaik! Oyasumi! ฅ'ω'ฅ

"Osis?"
Ucap Rafid pelan.
"Kenapa? Apa ketua osis memaksanya?"

Dia langsung menekan tombol dan menelepon gadis itu. Handphonenya berdering namun tak diangkat.

Ada rasa khawatir dalam hati laki-laki itu jika Gina masuk Osis. Terutama karena ada Alif dan Alvan yang selalu mengerjainya.

****

"Permisi.."
Ucap gina mengetuk pintu osis.

Beberapa anggota menatap sinis ke arahnya.
dia mencari sosok Gita namun gadis itu sepertinya belum datang.
Apa aku datang kecepetan ya?
Pikirnya.

Anak-anak OSIS menatap tidak suka ke arahnya.
Dia menunggu di luar pintu.
Beberapa kakak kelas perempuan menghampirinya.
"Kamu yang nyuri dompet itu kan? Mau ngapain ke ruang osis?"

"Ah.. Kamu pasti mau ngakuin kesalahan kamu ya? Haha."
Ucap gadis satuan menertawai Gina.

Gina hanya diam saja.
Pengecut. Ucapnya dalam hati pada dirinya sendiri.

"Malah diem lagi, kamu mau ngapain kesini?!"
Ucap anak perempuan tadi memukul pintu dibelakang Gina.

"Kalau gak ada perlu mending keluar deh. Ntar ada yang kehilangan lagi disini."
Ucapnya sambil mendorong gadis itu.

Gina mundur beberapa langkah karena kakak kelas itu mendorongnya.

"Diem lagi. Buat apa kamu kesini?!"
Ucapnya sedikit berteriak pada Gina.

Tiba-tiba seseorang menutup telinga gadis yang sedang menudukkan wajahnya itu.

"Yo, Sis. Aku yang suruh dia datang kesini."
Ucap laki-laki itu sambil tersenyum pada mereka.

Alif? Batin gina kemudian mendongak padanya yang masih menutup telinga gadis itu.

"A-alif..ki-ta nggak tau."
Ucap anak perempuan itu.

"Yap.. Sekarang kalian udah tau kan.. Mau apa lagi disini?"

"Ya-ya. Kami masuk duluan."
Kemudian mereka memasuki ruang osis.

Alif memutar tubuh gina ke arahnya dan masih menutup telinga gadis itu.

"Jangan dimasukin hati ya."
Ucapnya sambil mendekatkan wajahnya dengan gadis itu. "Kamu gak apa-apa kan?"
Ucapnya menatap wajah gadis itu.

"I-iya.. Ma-makasih."
Ucap gina kemudian melepaskan tangan alif.

"Tadi itu, Raya. Siska. Sama Adolia. Mereka bagian keamanan. Aku milih mereka karena emang mereka agak judes sih. Tapi kalo kamu kenal dia lama-lama anaknya baik kok."
Jelas Alif. Memasukkan tangannya kedalam saku celananya.

"Al! Woy! Al!"
Panggil Alvan dari jauh sambil berlari. "Gila larinya cepet banget tadi. Aku capek ngejarnya. Kenapa kamu cepet-cepet lari kesini sih?" Tanya Alvan sambil menatap Gina.

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang