23. Perpisahan Sebenarnya

1.7K 128 2
                                    

1. Regina Audrey Antika.
2. Regita Claudy Cantika.
3. Rafid Aditya.
4. Alfitra Alifianda.
5. Alvan Virga Dirgantara.
6. Dimas Daniswara.

****

Rafid merasakan getaran itu lebih kuat dari yang manusia biasa bisa rasakan.

Ia melihat tembok yang akan jatuh ke arahnya dan gina. Di letakkannya tubuh Gina di lantai kemudian ia menahan tembok itu dengan kekuatan miliknya. Mutiara dalam Cincin gina bersinar terang dan retak menandakan jika Rafid sudah menggunakan kekuatannya. Alif berlari menuju arah itu.

Menemukan tembok yang terhenti sementara seperti waktu yang terhenti karena ia tak bisa melihat Rafid susah payah menghentikannya.

Dilihatnya cincin gina bersinar.
Dibopongnya gadis itu cepat. Dan keluar menuju halaman. Setelah mereka berhasil keluar barulah Rafid melepaskan tembok itu.

Rafid sadar. Gina tak akan bisa melihatnya lagi. Karena dia sudah menggunakan kekuatannya. Tapi dia tetap tersenyum.

****

05.00

Alif menatap gadis yang berbaring di hadapannya. Setelah gempa selesai semua siswa dibawa ke uks karena tidak banyak bangunan yang rusak hanya beberapa tiang di kamar putri.

Ditatapnya cincin yang bersinar itu. Kemudian dilepaskannya dari tangan gadis itu.

Ia memperhatikan cincin itu dan membenarkan retakannya. Beberapa saat kemudian muncullah sosok rafid didepanya. tepat disamping gina ia duduk dan menggenggam tangan gadis itu.

"Kamu?!"

"Kamu bisa liat aku ya?"
Ucapnya dengan senyum lemas.

"Kenapa kamu bisa ada disini."

"Kamu pintar kan? Kamu pasti tau karena apa kamu bisa melihatku."

Alif memperhatikan cincin itu.

"Jadi.. Gina selama ini.. Bisa liat kamu?"

"Ya.."

"Karena itulah dia dikira tidak waras."

"Ya.."

"Kamu yang menjaga tembok itu dan membopong gina keluar kan?"

"Ya.."
Balas Rafid lagi

"Kamu nggak bisa kaya gini fid. Dimanapun orang mati tidak akan bisa hidup berdampingan dengan orang yang masih hidup.."

"Ya.. aku faham.. Aku akan segera pergi, ketos.. Cincin itu sudah retak. dia tidak akan bisa lagi melihatku."

"Kenapa ini bisa retak?"

"Karena aku menggunakan kekuatanku padanya."

"Aku mengerti jadi pergilah, jangan hantui gina lagi."

"Haha.."
Rafid tertawa mendengar ucapan Alif.
"Ya.. Tapi boleh aku minta tolong?"

"Apa?"

"Aku percayain gina sama kamu."

"Kenapa kamu bilang gitu ke aku?"

"Karena aku yakin kamu bisa ngelindungi dia.. Aku percaya sama kamu, sebagai ketua osis, maupun sebagai lelaki.."

Alif terkekeh karenanya.

"Aku serius.. Setelah lu ngomong sama dia hari itu, dia mau keluar dari kamarnya. dia memang bodoh dan tidak mudah menyadari perasaannya. Tapi aku yakin suatu saat dia bisa berubah... Pas sama aku, aku selalu membatasi dia untuk hanya berteman sama aku doang.. Tapi kamu beda ketos.. Kamu ajarin dia biar dia mau bergaul dengan yang lain, kamu ngelindungin dia dari belakang. Jadi, mungkin sekarang aku bisa ninggalin dunia ini dengan tenang.."

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang