37. Teman [2]

1.4K 103 0
                                    

1. Regina Audrey Antika.
2. Regita Claudy Cantika.
3. Alfitra Alifianda.
4. Alvan Virga Dirgantara.
5. Dimas Daniswara.
6. Ellion Schwarz.
7. Kenly Orizawa.

***

"Selamat Sore.."
Panggil Semuanya pada Mama Gina yang sedang menyiram di halaman depan.

"Eh? Teman-teman Gina dan Gita ya, Ayo masuk."
Jawab Mama sambil tersenyum.

"Eh.. aku ntar balik sini ya. Mau pulang dulu."
Pamit Lion yang kemudian masuk ke rumah om Rama yang berada di sebelah Rumah Gina.

"Ya, Yon.. ntar balik ya.."
Ucap Gina.
Kemudian mengajak semuanya masuk ke dalam rumah.

"Alvan sama Alif bisa tidur di kamar tamu nanti."
Ucapnya. "Kenly biar sama aku."

"Kamu nggak sekamar sama Gita kan, Gin?"
Tanya gadis berambut oranye itu.

"Nggak kok."

"Oke! Bagus!"
Jawab Kenly sambil tersenyum kemudian memeluk Gina membuat Gita melirik sinis ke arahnya.

"Gita jangan cemburu kakaknya diambil."
Cetus Alvan bercanda.

Gina tersenyum kemudian masuk ke kamarnya bersama Kenly, begitu juga yang lainnya masuk ke kamar masing-masing.

"Yawlah.. Gin! Kamar kamu banyak amat buku sama Dvd nya. Itu buku pelajaran?"

"nggak, itu novel sama komik. DVD nya itu film anime kesukaan aku."

Kenly kemudian merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menatap kamar Gina yang serba biru itu.

"Eh Gin.. kamu mau nggak jadi temen aku?"

"Teman?"

"Ya.. teman. Sahabat."

gina menatap gadis itu. "Memang kalau temenan itu harus janjian dulu?"

"Eh? Etto.. aku nggak tau.. aku nggak pernah punya temen deket sebelumnya.. di smp aku setiap hari cuma sama dimas.."

Gina membayangkan hidup Kenly mirip seperti dirinya dan Rafid dulu. Hanya berdua, tidak tau rasanya memiliki teman yang banyak.

"Ya.. aku mau."
Ucapnya menyetujui sambil mengangguk.

"Ehhhhh???? Beneran?!"

"Ya sih.. tapi.. aku juga nggak pernah punya temen cewe deket sebelumnya.. jadi.. aku nggak tau kita harus ngapain.."

Kenly langsung memeluk Gina.. "Arigatou! Arigatou Gina-chan!"

Gina tersenyum melihat tingkah tanpa berfikir gadis ini. Benar-benar berbeda dari dirinya.

*****

...
Don't remind me
That some days I'm a windshield
And other days I'm just a lucky bug
As cold iron rails leave
Old mossy trails through the countryside
The crow and the bean field
Are my best friends but
Boy, I need a hug (boy, I need a hug)
'Cause my heart stops without you
There's something about you
That makes me feel alive
If the green left the grass on the other side
I would make like a tree and leave
But if I reached for your hand, would your eyes get wide?
Who knew the other side could be so green?
Don't remind me
I'm a chickadee in love with the sky
But that's clearly not a lot to crow about
'Cause when the stars silhouette me
I'm scared they'll forget me
And flicker out
I chase honey but I haven't seen the hive
Yeah I didn't look, I didn't even try
But still my heart stops without you
'Cause there's something about you
That makes me feel alive
If the green left the grass on the other side
I would make like a tree and leave
But if I reached for your hand, would your eyes get wide?
Who knew the other side could be so green?
We are honey and the bee
Backyard of butterflies surrounded me
I fell in love with you, like bees to honey
So let's up and leave the weeping to the willow tree
And pour our tears in the sea
I swear there's a lot of vegetables out there
That crop up for air
Yeah I never thought we were two peas in a pod
Until you suddenly bloomed, then I knew
That I'd always love you
(Oh, I'll always love you too)
If the green left the grass on the other side
I would make like a tree and leave
But if I reached for your hand, would your eyes get wide?
(end)

Alvan dan Gina sedang bernyanyi bersama di balkon. Alvan memainkan Gitar untuk gadis itu.

"Owl City - Honey and the bees.."
Ucap Alif yang memperhatikan keduanya dari dalam jendela.

Gina bernyanyi dengan baik, dengan suara alvan yang bisa menyeimbangkan keduanya.

"Cocok ya kak?"
Tegur Gita dari belakang.
Membuat Alif tersentak dan menatap gadis itu.

"Aku pikir siapa.."
jawabnya.

"Bisa bantuin aku kak?"
Tanya Gita.

"Bantu apa?"

"Angkat jemuran, yayaya? Sekaliiiiii..."

"Hmm.. karena aku numpang ya udah ayo.."
Jawab Alif.

Keduanya kemudian berjalan ke lantai tiga tempat Mama biasa menjemur pakaian.

"ini apa? A cup? Punya Gina?"

"Haha. Iya kak siniin."
Ucap Gita sambil berjalan ke arah Alif untuk mengambil bra milik kakaknya itu.

Tiba tiba kakinya tersandung dengan tali jemuran yang sudah putus dan...

Brakkkkk
gita terjatuh dan menimpa Alifian yang sedang memegang bra milik kakaknya.
Keduanya saling berpandangan sejenak.

Alif menelan ludahnya memperhatikan lekuk tubuh Gita yang berada di atasnya.
Gita mengeluarkan senyum termanisnya pada laki-laki itu.

Alif membalasnya dengan senyum licik.
"Tch.. bisa kamu minggir Gita?"
Tanyanya.

"Ehh?? Kakak tidak tertarik padaku?"

"Aku pikir tidak ada laki-laki yang tidak tertarik padamu. Tapi.. saat melihatmu aku memikirkan orang lain.. jadi, maaf. Bisa kau minggir?"
Ucap alif lagi.

"Ka-kalian.. ap-apaan kalian?"
Ucap Gina yang baru saja naik kaget melihat keduanya dengan pose seperti itu.

"Gina?! I-ini salah faham!"
Ucap Alif yang kemudian bangkit dan mendorong tubuh Gita dari atasnya.

Gina berlari dan turun dari tangga tanpa memperhatikan Alif yang memanggilnya.

Kenapa aku berlari? Kenapa aku merasa marah melihat mereka?

Alif berlari turun dan mengejar gadis itu.

kenapa aku harus mengejarnya? Kenapa aku tidak ingin dia salah paham? Kenapa dengan diriku?!

"Gina tunggu! Kamu salah paham!"
Ucapnya saat berhasil meraih tangan Gina.

alif membalikkan tubuh Gina agar menghadapnya dan menemukan air mata sudah membasahi pipi gadis itu.

"Ka-kamu.. nangis? Kenapa?"
Tanya Alif.

Gina terdiam.
Kenapa aku menangis? Kenapa hatiku terasa sesak.

"Maafkan aku.."
Ucap Alif kemudian memeluk gadis itu.

Kenapa aku meminta maaf. Kenapa aku memeluknya. Kenapa aku selalu peduli berlebihan pada gadis ini.

"A-aku tidak apa-apa."
Ucap gina pelan saat Alif memeluknya.

"Ya.."

"Jadi lepaskan pelukanmu, bodoh."

"Tidak mau.."

Deg

"Kenapa?"

"Karena aku ingin memelukmu."

Deg

"Ke-kenapa ingin memelukku? Lepaskan."
Berontak Gina.

"Itu salahmu. Kau memasang wajah yang membuatku seperti ini dan tidak bisa mengontrol diriku."

[Next]

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang