1. Regina Audrey Antika.
2. Regita Claudy Cantika.
3. Rafid Aditya.
4. Alfitra Alifianda.
5. Alvan Virga Dirgantara.
6. Dimas Daniswara.****
Sudah dua hari Gina izin sekolah dan hanya diam di kamar asramanya. Tubuhnya terlalu lemas untuk bangun dari tempat tidurnya. Mamanya meminta untuk izin pulang, namun ia tetap ingin dian di asrama.Gina sekarang tidur di kamar itu sendiri karena teman sekamarnya pindah sekolah karena orang tuanya pindah tempat kerja. Ia berpamitan pada gina sebelum berpindah.
Gita sering mengunjungi gadis itu. Namun tak sedikitpun ia meladeni adiknya itu. Ia akan berpura-pura tidur karenanya.
Rafid menatap gadis itu sedih.. Tak disangkanya Gina akan berubah seperti itu.
*tokk-tokk-tokk*
Bunyi ketukan pintu.Alif membuka pintu itu tanpa menunggu gadis itu membuka pintu untuknya.
"Oi..."
Panggilnya. Kemudian menutup pintu.Inilah pertama kalinya Rafid berharap pada Alif untuk membawa Gina keluar dan menatap matahari.
"Kamu.. Kalo kamu hidup kaya gitu Rafid juga bakalan sedih. Jangan terlalu di ratapilah.."
Ucapnya"Keluar."
Ucap Gina"Nggak mau."
Ucap alif lagi membuka tirai jendela kamar gadis itu dan membuat kamar itu tersinari oleh cahaya matahari sore hari."Tutup!"
Ucap gina lagi."Gin.." Panggilnya menghadap jendela. "Kamu jangan terlalu meratapi kematian Rafid.. Dia juga di alam sana nanti nggak tenang.."
"Aku nggak meratapi.."
Ucap gina dari balik selimut.
"Aku nggak bunuh diri. Aku nggak minta dia ikut bawa aku. Aku cuma.. Aku cuma.. Kenapa dia ninggalin aku secepat itu!"Alif menundukkan tubuhnya pada gadis yang masih berbaring dibalik selimut itu.
"Itu namanya meratapi, bego. Buktinya kamu nggak mau keluar kamar. Nggak mau makan. Nggak mau ngapa-ngapain. sekolah aja nggak mau. Rafid juga disana pasti nggak tenang kalo kamu nggak jadi orang sukses pas ketemu sama dia lagi nantinya."Gina membuka selimut yang menutupi wajahnya.
"Jadi.. Dia juga mikirin aku?""Ya.. Dia pasti.. Juga mikirin kamu. Dia selalu ada disamping kamu. Merhatiin kamu. Dia meninggal juga bukan keinginan dia kan? Itu semua takdir Tuhan.."
Jelas Alif lagi."Lalu.. Kenapa Tuhan mentakdirkan dia dan aku bertemu kalau harus berpisah?"
"Karena.. Setiap orang pasti akan berpisah.. Baik dipisahkan oleh kematian maupun dengan jarak dan sebagainya. Tapi Gina.. Setiap perpisahan yang kamu alami itu pasti mempunyai Alasan.. Dan itu pasti menjadi Tujuan yang baik."
"Andai saja aku bisa tau apa alasannya.."
"Mungkin saja.. Kau bisa memiliki banyak pengalaman dan pelajaran saat bersamanya?"
Gina terdiam.
Pertemuan pasti memiliki perpisahan ya?
*****
Gina akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya, karena ia berfikir hatinya sudah mulai membaik dan juga terlalu sumpek untuk sendirian di dalam kamar tanpa matahari.
Gina menatap langit malam. Bulan dan bintang bersinar dengan indahnya.
Gina menaikkan tangannya hendak menggapai bintang-bintang itu.
Diliriknya cincin yang diberikan Rafid padanya. Cincin itu memancarkan cahaya seperti cahaya bintang. Diusapnya matanya untuk melihat lagi. Namun cincin itu benar-benar bercahaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins
Любовные романы"Aku menyukaimu.. Benar. Benar-benar menyukaimu." "Dimanapun itu, orang yang sudah mati tidak akan bisa hidup berdampingan dengan orang yang masih hidup." "Aku juga menyukainya.." "Ha ha.. Jalani saja.. Lagi pula untuk apa aku menyukainya? Dia menye...