43. You Can't!

1.6K 109 1
                                    

1. Regina Audrey Antika.
2. Regita Claudy Cantika.
3. Alfitra Alifianda.
4. Alvan Virga Dirgantara.
5. Dimas Daniswara.
6. Ellion Schwarz.
7. Kenly Orizawa.

"Aku tak boleh mati, aku harus melindungi gadis yang aku cintai."

****

Alvan mendapat telepon dari Gina dan langsung berlari kerumah sakit bersama Kenly. Dilihatnya gadis itu sedang duduk di ruang tunggu bersama Ayah Alifian.

"Gina!"
Panggil Alvan hendak menghampiri gadis itu.

Ia menoleh menatap Alvan.
Kenly memegang pundak Alvan dan mengisyaratkannya untuk mundur.

Kenly berlari ke arah Gina dan langsung memeluk sahabatnya itu. Ia menangis sejadi-jadinya di pelukan kenly. Tangannya gemetar. Kenly tetap memeluknya tanpa menanyakan apa yang terjadi padanya.

Beberapa saat perawat datang untuk menjemput Ayah kenly untuk kembali ke ruang rawatnya.
Gina memeluk ayah Alif sebelum ia beranjak pergi.

"Om istirahat. Jangan mencelakakan diri sendiri lagi."
Ucapnya.

"Maafkan om.."
Balasnya sambil membalas pelukan gina dengan ekspresi menyesal.

"Iya.. nanti kalo Alif udah ada kabar saya ke kamar om buat ngabarin."
Balas Gina lagi kemudian perawat benar-benar membawa Ayah alif ke ruangannya.

Gina Kenly dan Alvan duduk di ruang tunggu. Dengan keheningan. Merasakan dan mendoakan hal yang sama untuk kesembuhan Alifian.

satu jam kemudian dokter keluar dan memindahkan Alif ke ruangan VIP.

Gina menatap Alif dari luar kaca ruangan itu.
Dokter keluar.
"Mamanya menelpon untuk memindahkannya keruang VIP. Katanya Beliau masih dalam penerbangan kembali kesini. Selama itu bisa kalian tolong temani Alifian?"
Tanyanya.

Gina mengangguk.
"Sebenarnya Alifian kenapa dokter? Bagaimana keadaannya? Apa dia bisa disembuhkan?"

dokter tersenyum.
"Keadaanya cukup serius. Tapi dia sudah bisa melewati masa kritisnya. Jadi mungkin butuh waktu satu atau dua hari hingga dia bisa sadarkan diri."
Jelasnya.

"Terima kasih dokter."
Balas Gina kemudian dokter pergi meninggalkan ruangannya.

"Gin.. kamu balik aja ke asrama. Nanti biar aku yang jaga Alifian."
Ucap Alvan.

"Nggak. Aku yang jaga kalian yang pulang."
Balasnya dingin.

"Tapi Gin.."

Kenly menahan Alvan mengisyaratkannya untuk kembali. Alvan akhirnya pasrah.
"Baiklah."
Ucapnya.

"Besok kita bawain baju ganti."

"Ya."

Kenly dan alvan akhirnya keluar ruangan dan kembali ke asrama.

Gina duduk di kursi dan menatap Alifian yang sedang berbaring lemah tak berdaya. Dengan kepala yang diperban. Juga alat bantu pernafasan.

"Pelanggaran pertama, pergi tanpa izin.."
Ucapnya memegang tangan Alif.

"Pelanggaran kedua, tidak menjawab saat orang sedang berbicara."
Lanjutnya.

"Kamu bodoh.."

".... aku pikir aku nggak bisa liat kamu lagi.."

"Bukannya kamu udah janji mau denger jawabannya besok?"
Ucap Gina terus berbicara sendirian dengan Alif yang tidak menjawab.

hingga pagi hari ia hanya menatap Alifian tanpa memejamkan matanya untuk istirahat.

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang