28. The Flowers

1.5K 119 1
                                    

1. Regina Audrey Antika.
2. Regita Claudy Cantika.
3. Alfitra Alifianda.
4. Alvan Virga Dirgantara.
5. Dimas Daniswara.
6. Ellion Schwarz.

****

Minggu pagi.

Gina beranjak keluar dari asrama pagi pagi sekali.
Ia berjalan saat masih agak gelap. Ia melihat sekeliling mencari penjual bunga. Akhirnya ia menemukannya di pinggir jalan setelah berjalan setengah jam.

Setelah memilih mawar putih ia membayarnya.
"Kamu beli bunga buat siapa?"
Tanya laki-laki yang tiba-tiba muncul dibelakangnya.

"Kenapa kamu ada disini?!"

"Buat pacar kamu ya?"
Tanya laki-laki itu.

"Dasar stalker! Penguntit!."

"Jadi buat siapa? Pacar kamu kan?"

"Kalo iya emang kenapa?"
Tanya Gina balik padanya.

"Hmmm..."
Laki laki itu mengangguk-angguk mengerti.

Gina berjalan meninggalkan penjual bunga, laki lali itu terus mengikutinya.

"Lion, kamu saking nggak ada kerjaanya ya?"

"Aku mau liat pacar kamu kaya gimana, nggak aku ganggu kok, janji!"
Balasnya sambil menimbulkan huruf V dengan jarinya.

"Terserahlah."
Jawab Gina lagi kemudian melanjutkan berjalan.

"Pacar kamu itu cowok kan Gin?"

"Iya.."

"Cowok macem apa sih dia? Kok bisa-bisa cewe yang ngasi bunga ke dia."
Oceh Lion mensejajarkan langkahnya dengan Gina.

"Dia.. "

"Preman?"

"Nggak! Dia anak baik-baik!"

"Hahaha. Yayaya. Maaf. Dia anak sekolah lain?"
Ucap Lion melihat ekspresi kesal gadis itu.

"Nggak, anak sekolah kita kok."

"Oh.. Kakak kelas?"

"Nggak, dia temen sekelas kita."

"Anak kelas kita?! Tch. Cowok macem apa coba! Kamu kok mau-maunya sama cowok kaya gitu.. Kayak cewek aja dikasi bunga, di samperin.. Tch.."
Oceh Lion sepanjang jalan.

Gina masuk ke sebuah pemakaman.

"Kuburan? Mau mampir sini dulu Gin?"
Tanya Lion padanya heran gadis itu masuk ke pemakaman sepagi ini.

"Iya.."
Balas Gina kemudian duduk di depan makam kemudian meletakkan bunga di atas makamnya.

"I-- ini pacar kamu?"

"Iya."
Balas Gina dengan senyumnya.

"U--- udah mati?"

"Iya.."
Balas Gina lagi masih tersenyum karena sikap Lion yang tiba-tiba menjadi canggung karena ocehannya sendiri.

"Jangan.. Jangan.. Cowok yang meninggal dikelas kita itu.. Pacar... kamu..ya?"

"Haha. Iya. Udah kamu jangan ngerasa nggak enak gitu Lion.."
Gadis itu tertawa.

"Ma... Maaf."
Ucap Lion pelan.

"Untuk?"

"Karena.. Terus ngejelekin dia didepan kamu."

"Nggak apa-apa. Kamu juga kan belum tau."

"Ka-kamu sih! Kenapa nggak bilang.."

"Lah.. Kamu kan nggak nanya."
Gina tertawa lagi.

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang