35. Feel

1.6K 105 0
                                    

1. Regina Audrey Antika.
2. Regita Claudy Cantika.
3. Alfitra Alifianda.
4. Alvan Virga Dirgantara.
5. Dimas Daniswara.
6. Ellion Schwarz.
7. Kenly Orizawa.

***

"Tidak saling mengenal ya?"
Ucap alif setengah berbisik saat sampai dikamarnya karena tak ingin sahabatnya itu terbangun.

Ia mengingat lagi saat-saat pertama kali ia bertemu dengan Alvan.
Saat orang tuanya baru saja bercerai dan ia merasa sangat terpuruk. Ia bertemu dengan Alvan yang masih berumur 6 tahun duduk sendirian di bawah pohon taman bermain.

"Apa yang kau lakukan disini?"
Tanya Alif.

"Papaku.. Meninggal."
Balasnya dengan air mata memenuhi pelupuk matanya.

Saat itulah Alif sadar, hidupnya bukanlah yang terburuk. Sekalipun orang tuanya bercerai setidaknya kedua orang tuanya masih hidup. Papanya.. sekalipun papanya meninggalkannya. Setidaknya dia masih bisa menjalani hidupnya diluar sana.

"Jangan menangis! Laki-laki itu tidak boleh lemah. Aku disini bersamamu. Ayoo.. Kita bermain bersama."
Pinta Alif membuat mata Alvan berbinar-binar terharu karenanya.

Sejak saat itu mereka selalu bermain bersama. Menyelesaikan banyak hal bersama untuk membantu anak-anak seperti mereka.

"Al.. Seneng ya rasanya main sama anak-anak jalanan gini.."

"Ya.."

"Kalo aku udah besar nanti aku mau tetep melakukan hal kayak gini."

"Tanpaku?"

"Haha mungkin.."

"Kamu pasti bakal kalah lah.. Fisik kamu kan nggak pandai bertarung.."

"Aku mau mandiri, hehe. Liat aja nanti."

"Ya.. Aku tunggu.."

"Al.. Kok kamu nggak pernah senyum atau tertawa gitu sih?"

"Masa? Ya.. Mungkin bagiku kurang nyaman.. Aku mungkin udah lupa kapan aku tersenyum terakhir kalinya."

Alvan mendengar ucapan alif kemudian langsung menarik kedua pipi sahabatnya itu sehingga bibirnya membentuk sebuah senyuman.

"He-hei! Ngavain khamu.."
Ucap alif kesusahan untuk berbicara.

"Hahaha! Lucu!"
Ucapnya melihat wajah Alifian.

Alif melepaskan tangan sahabatnya itu.

"Tapi Al.. Kamu keliatan lebih keren kalo senyum! Aku aja jadi suka! HAHAHAHA."

"bodoh.."
Balas Alif kemudian menarik pipi Alvan membuatnya membentuk ekspresi yang lucu dan menggemaskan.

"Hahahaha. Muka kamu juga lucu! Hahaha."
Ucap alif refleks tertawa karena ulahnya sendiri.

Alvan menatap wajah tertawa Alif dan tersenyum.
"Kamu keren Al.. Senyum kamu manis lagi. Kalo kamu senyum pasti makin banyak cewe yang suka sama kamu."
Ucapnya tulus.

"Nggak perlu. Aku diem aja udah banyak yang suka."
Balas Alif menjulurkan lidahnya untuk menyombongkan diri.

"Haha. Liat ya kalo udah besar nanti. Aku nggak akan kalah gantengnya!"
Balas Alvan.

Alif yang mengingat masa-masa itu tersenyum sendiri.

Ya.. Alvan lah orang yang mengembalikan lagi senyumnya yang hilang selama ini. Karena itulah.. Dia tidak ingin mengecewakan Alvan hanya karena perasaan tak jelasnya.

******

"Gita.."
Panggil Gina melihat Gita berjalan menuju ruang kelas.

"Eh.. Kak."

The TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang