BAB 12

23.2K 1.3K 26
                                    

                                                                                           ***

Aku tidak tau mana yang benar, semuanya nampak semakin membingungkan seperti warna abu – abu di mataku. Satu persatu fakta yang baru – baru ini ku dapatkan berhasil mengubahku menjadi si idiot yang begitu lamban dalam berpikir. Bahkan dengan kemampuan otakku yang memiliki IQ 145, nyatanya tak mampu membantuku mencerna keadaan yang ada sekarang. Semuanya datang secara mendadak silih berganti hingga pada akhirnya membuatku tidak tau mana yang harus ku percaya untuk saat ini.

Azka Abraham Kulkov mencintaiku? Lelaki dingin tanpa ekspresi yang dua tahun ini sudah berbagi Ranjang denganku mengatakkan jika dia mencintaiku, Haruskah aku mempercayai ucapannya yang begitu tiba - tiba? Jujur, ada sebagian dari diriku yang ingin mempercayainya namun sebagian lagi berusaha mati – matian untuk menyangkal kata - katanya. Bagaimana mungkin dia yang begitu sempurna bisa mencintai wanita sederhana tanpa kelebihan apapun seperti diriku ini? Jika cinta yang dia ucapkan berasal dari intensitas kami bercinta, aku percaya perasaan itu tidak akan bertahan lama. Perlahan berkurang dan akan menghilang seiring berjalannya waktu.

" Bicaralah." Perintah Azka setelah melepaskan tautan bibirnya di bibirku. Suaranya nampak tenang, tegas, tercontrol begitu juga dengan ekspresi di wajahnya, datar tidak menunjukkan apapun. Dan aku hanya bisa melongo di buatnya, binggung bukan main.

Sial, apa yang sebenarnya terjadi pada diriku? Apakah ungkapan cintanya itu hanya halusinasiku saja? Sebegitu inginnya kah diriku mendengar kata – kata keramat itu keluar dari bibir manisnya hingga membuatku berdelusi semacam itu. Berengsek, apakah itu artinya kewarasana benar – benar sudah meninggalkanku?

" Jangan menguji kesabaranku Davina." Suaranya kembali terdengar.

Aku mengedipkan mataku beberapa kali kemudian mendongakan kepalaku untuk bertemu dengan mata Azka yang saat ini tengah menatapaku tajam.

Oke bernapas Davina.

" Apapun itu, pada akhirnya cepat atau lambat kita pasti akan berpisah Azka." Kataku, setenang yang aku bisa. Aku menarik napas panjang kemudian menghembuskannya perlahan. " Seperti yang pernah ku katakan, kita tidak bisa begini terus."

Sebelah alisnya terangkat. " Masih mau membicarakan perpisahan?"

Oke, aku tau saat ini dia sangat marah, semuanya nampak begitu jelas dari sorot matanya saat menatapku. Seperti halnya dengan Bastian, dua tahun mengenal Azka Kulkov membuatku begitu hafal seperti apa peringainya. Kapan saat dia sedang marah, kapan saat dia sedang kesal dan kapan saat dia sedang bahagia. Semuanya sudah terekam jelas di luar kepalaku.

Tapi aku tidak ada pilihan lain selain melepaskan Azka, karena pada kenyataannya sekarang situasinya sudah berbeda. Jauh berbeda. Aku bukan lagi Davina yang dulu, yang masih bisa berdiri penuh percaya diri dengan penampilan apa adanya. Aku hanyalah Davina Sanders, wanita yang pernah melahirkan, korban perkosaan, dan hampir gila karena masa lalu yang ku miliki. Dan jika aku memaksakan diri untuk tetap berada di samping Azka, itu hanya akan melukai diriku sendiri. Karena cepat atau lambat masa lalu ku ini akan sangat berpengaruh pada hubungan kami.

" Ini demi kebaikan kita." Kataku. Menatap ke arah lain demi menghindari tatapan matanya yang nampak begitu menakutkan, tatapan mata mengitimidasi khas Azka Kulkov.

" Kebaikan kita katamu?" Senyum sinis terukir di sudut bibirnya. "Omong kosong." Suaranya rendah, membuat nyaliku menciut ke dasar jurang.

Aku duduk gelisah di tempat dudukku. Meremas jemari – jemariku yang terjalin di bawah meja.

" Keadaan kita sudah jauh berbeda sekarang dan aku sudah sangat lelah dengan semua ini jadi mari kita akhiri saja semuanya disini. Aku dengan jalanku dan kau dengan jalanmu." Kataku kemudian beranjak dari tempat dudukku. " Dan aku akan selalu mencintaimu apapun yang terjadi." Lanjutku sebelum akhirnya benar – benar meninggalkan area dapur, meninggalkan Azka dan meninggalkan kenangan kami di sana. Semuanya sudah benar – benar berakhir sekarang, dan ini adalah murni keputusanku.

FORBIDDEN SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang