BAB 24

13K 910 66
                                    

FORBIDDEN SCANDAL BAB 24

***

"Kau baik – baik saja?"

"Jawaban apa yang ingin kau dengar?".

"Dokter Sarah sudah menunggumu."

Aku menghela napas lelah, menatap sekumpulan anak – anak kecil yang sedang bermain di taman untuk yang terakhir kalinya. Kemudian mengedarkan pandanganku ke sekeliling dan berhenti pada sosok wanita cantik yang tengah berdiri di ujung lorong dengan senyum yang tidak pernah hilang dari bibirnya. Dialah Sarah Hayes, seorang Pskiater terbaik di Jakarta. Sudah tiga hari ini aku menjadi salah satu pasiennya. Menyedihkan memang, hanya karena aku lebih sering melamun pasca keguguran Jackob memaksaku untuk mengikuti berbagai macam terapi Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD ) yang melelahkan.

'Kau punya kecenderungan depresi, aku tidak mau hal itu terjadi kembali.' Begitu katanya ketika aku menolak usulannya untuk mendatangi psikiater namun sudah jelas bukan seperti apa hasilnya. Pada akhirnya aku terdampar disini, mengikuti serangkaian terapi agar aku kembali waras.

"Selamat siang Tuan Jackob Nyonya Davina." Sapa wanita berusia 27 tahunan itu seraya menjabat tangan Jackob kemudian beralih padaku. Senyumnya tak pernah luntur, indah seperti senyum bayi matahari yang ada di serial Teletubies.

Setelah basa – basi tidak penting, Sarah yang merupakan sahabat salah satu temannya itu mengajak kami menuju ruangannya. Sebuah ruangan dengan cat berwarna cream dengan wallpaper bunga – bunga yang sangat mencolok mata.

"Bagaimana perkembangan istri saya Dok?" Tanya Jackob to the point. Dari tempatku berada aku sempat melihat sorot terkejut itu di matanya namun dengan cepat dia tutupi dengan senyumannya yang khas. Oh ayolah aku tidak perlu menjadi cenayang untuk bisa menangkap sinyal – sinyal ketertarikan wanita itu pada pria yang kini duduk di sampingku. Dan nampaknya Jackob pun begitu, dia sudah bisa menangkap ketertarikan wanita cantik tersebut dan dengan sialnya dia mengunakan diriku untuk berlindung.

'Aku tidak ingin di repotkan dengan drama percintaan selama kau terapi.' Kata Jackob ketika aku dengan tegas menolak keinginannya untuk mengakui ku sebagai istrinya di depan dokter Sarah. Namun setelah ku pikir – pikir mungkin dia tidak ingin hubungannya dengan Clara kembali memanas lantaran wanita itu cemburu buta pada pada Dokter cantik ini.

"Keadaan Nyonya Adams sudah lebih baik dari pertama kali di bawa kemari Tuan." Aku memutar bola mataku dengan malas mendengar penjelasan dokter Sarah, memangnya keadaanku tiga hari yang lalu seperti apa. Aku merasa baik – baik saja dan semua bisa ku lalui dengan baik. Aku tidak menangis meraung – raung karena harus kehilangan buah cintaku dengan Azka, apakah aku tidak sedih? Bohong jika aku bilang begitu, aku sedih itu sudah pasti. Tapi semakin aku pikirkan, semakin aku sesali toh dia tidak akan kembali lagi. Mungkin memang benar, tuhan sedang menghukumku atas dosa masa lalu yang dulu pernah ku lakukan. Aku hanya mencoba berpikir positif tapi kenapa itu di anggap salah.

"Tapi ada beberapa hal yang harus saya clearkan disini jika memang anda ingin istri anda sembuh total."

"Maksud dokter?"

"Nyonya Adams memiliki kecendrungan untuk memendam gejolak emosi yang dia rasakan. Dan itu tidak baik untuk kesehatan mentalnya. Yang saya takutkan hal itu akan menjadi pemicu terjadinya self injury."

"Self injury?" Jackob mengerutkan keningnya.

Dokter Sarah mengangguk. "Kecenderungan untuk melukai diri sendiri, tujuannya tentu saja untuk meluapkan segala bentuk emosi yang di rasakan. Dalam beberapa kasus penderita self injury ekstrim bisa melakukan hal – hal yang membahayakan dirinya sendiri. Contohnya dengan memakan makanan yang berbahaya, melakukan hal – hal ekstrim bahkan ada juga yang menyayat urat nadinya. Tapi untuk penderita self injury tujuannya bukan untuk bunuh diri, tapi lebih mengarah pada pelepasan emosi pada dirinya sendiri."

FORBIDDEN SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang