BAB 25

12.7K 1K 112
                                    

Hallo.... Kali ini Notenya ada di atas.. hihihihi

Oke untuk part kemarin saya sengaja untuk mengskip / meniadakan kondisi saat Davina keguguran ya. Karena kalau saya tulis pasti bisa abis satu bab sendiri dan pasti itu sangat monoton bin membosankan..

Dan satu lagi buat yang baca cerita saya entah itu yang Wedding Contrack, Wedding Agreement atau Hot Chokolate With Love itu cerita akan saya lanjutin kok, tenanggg saja... Cuma saya bisanya satu – satu. Jujur saya masih nggak mampu untuk update beberapa cerita secara bebarengan, pertama karena dari waktu yang nggak sefleksibel dulu, kedua yang feeling menulis yang ngak bisa di paksakan. Saya tidak mau mengeluarkan karya yang di paksakan. Saya mau yang total, makanya biasanya setelah selesai menulis saya diamkan untuk beberapa jam baru saya baca ulang dari awal dan dari bab sebelumnya apakah sudah nyambung atau belum kalau feeling publish itu sudah ada maka saya baru publish. Jadi maafkan kalau saya updatenya lamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa banget.

Oh iya satu lagi, maaf banget belum bisa balas komennya satu – satu.. tapi di baca semua kok.. next pasti saya balas...

Terima kasih yang tiada terkira untuk semua pembaca – pembaca saya yang berkenan meninggalkan vote, comen dan masih setia mengikuti cerita ini... Danke

Sekian

Salam

Dhe Pramudita

Nb: Azka muncul lagi di part depan yaaa *ketjub*

***

Keesokan harinya aku menyadari semuanya berjalan tidak sesuai dengan apa yang ku inginkan. Apa yang terjadi padaku kemarin bukanlah mimpi buruk seperti yang sering ku alami. Berita – berita itu masih ada, menjadi headline di setiap media online yang ada di internet dengan foto keduanya yang terpampang dimana – mana. Bahkan berita pertunangan mereka berada di urutan pertama di search engine media Eropa, yang secara tidak langsung menjadi salah satu bukti bahwa keduanya adalah sosok yang sama - sama berpengaruh di sana.

Sementara aku disini hanya bisa tertawa, tertawa keras untuk menertawakan takdir yang sedang ku jalani. Takdir yang sangat mengelikan. Bagaimana tidak, di saat aku sedang berjuang antara hidup dan mati untuk mempertahankan darah dagingnya, di sana dia justru sedang berpesta merayakan pertunangan dan ulang tahun anak laki – lakinya. Disaat aku mengharapkan kehadirannya untuk mendukungku ternyata disana dia tengah bahagia bersama keluarga kecilnya. Sekarang aku mengerti, kenapa tuhan tidak mengijinkan anak itu tumbuh dalam rahimku. Tuhan tidak ingin kami mengalami hal yang sama, di campakan untuk yang kedua kalinya.

"Mama mengiklaskanmu pergi sayang." Bisikku, menatap kertas kecil berwarna hitam putih yang ada di tanganku. Aku memperhatikannya untuk beberapa saat, menatap setiap detail gambar yang tercetak di atas keras itu kemudian menyimpannya dalam memoriku.

"Life must go on Davina, cheer up." Kataku menyemangati diri sendiri. Aku beranjak dari ranjang kemudian bergegas kekamar mandi untuk bersiap mengantar Rachael ke sekolah.

Sesampainya di ruang makan aku mendapati Rachael masih mengenakan piyama tidurnya yang bergambar teddy bear, belum mandi dan nampak merajuk pada Jackob yang tengah sibuk dengan telepon di ponselnya.

"Kok Rachael belum mandi sayang." Tanyaku begitu menarik bangku kosong di samping Rachael. Aku meraih dua lembar roti tawar dan mengoleskan selai stroberry kesukaan Rachael di atas roti yang ada di tanganku kemudian meletakkan roti berselai itu di piringnya yang masih kosong.

"Rachael tidak mau sekolah." Kata Rachael dengan wajah cemberut.

Aku mengerutkan kening, bingung. "Kenapa tidak mau sekolah? Katanya hari ini mau buat kue di sekolah."

FORBIDDEN SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang