***
Jackob benar – benar menepati ucapannya, pagi itu saat kami tengah menikmati sarapan yang telah di sediakan oleh pihak resort pria itu mengatakan padaku jika dia akan memberiku ruang yang lebih banyak untuk menghabiskan waktu bersama Rachael selama kami di Bali. Tujuannya sederhana, dia ingin Rachael bisa lebih dekat denganku baik secara fisik maupun secara batin sebelum dia akan menyampaikan fakta yang sebenarnya tentang siapa diriku. Awalnya aku sempat kurang setuju mengenai gagasan itu karena ku pikir itu terlalu cepat untuk kami. Aku takut jika nanti Rachael akan menolak kehadiranku seperti apa yang ku takutkan. Tapi lagi – lagi Jackob berhasil meyakinkanku jika semua akan baik – baik saja. Dia yang akan menjawab semua pertanyaan Rachael jika nanti anak itu menanyakan mengenai kepergianku selama ini. Saat itu juga aku merasa setengah bebanku terangkat dari atas pundakku karena ku pikir aku akan menghadapi semuanya sendiri, seperti yang ku lakukan hampir 6 tahun yang lalu. Saat aku tengah mengandung Rachael. Tapi syukurlah Jackob mau berbaik hati untuk membantuku, katanya dia juga mengambil peran atas perpisahan kami 5 tahun yang lalu jadi dia ingin bertanggung jawab atas perbuatannya itu. Aku bahagia tentu saja.
"Kau masih suka menggambar rupanya." Komentar Jackob ketika pria itu bergabung denganku di ruang televisi dengan membawa sebotol Chateau Lafite Rothschild Vintage 1990, salah satu merk Red Wine favoritnya.
Aku mengangguk, kembali mengalihkan perhatianku pada sketsa yang sedang ku kerjakan, tinggal sedikit lagi dan aku bisa kembali hidup normal seperti sedia kala setelah mengirimkan ini pada Naraya. Wanita menyebalkan yang terus menerus menerorku dengan telepon – telepon tidak tau waktu, terkadang aku tidak habis pikir dengan wanita itu. Di saat dia bisa menghabiskan harta keluarganya yang tidak akan pernah habis tujuh turunan, dia justru memilih banting tulang untuk memenuhi isi rekeningnya, sungguh wanita satu itu benar – benar tau bagaimana cara untuk menghasilkan uang dengan baik.
"Ini mata pencarianku sekarang. Selagi hobby bisa menghasilkan uang kenapa tidak di lakukan." Kataku santai sambil mengoreskan beberapa bagian untuk finishing.
"Dari dulu bakatmu memang sudah terlihat. Lalu apa kau sudah memiliki brand fashion sendiri?" Tanya Jackob setelah menyesap red winenya.
Sekali lagi aku mengangguk. "Belum terlalu lama, baru dua bulan yang lalu soft openingnya. Sebelumnya aku joint bersama sahabatku. Dia memiliki modal untuk membuka butik tapi tidak memiliki skill untuk menghidupkan butiknya, jadi dia mengajakku untuk bergabung."
"Lalu berapa pendapatanmu setiap bulan?"
Aku menghendikkan kedua bahuku. "Tidak tentu, karena setiap bulannya aku hanya mau mengeluarkan 8 koleksi tanpa seri."
"Kenapa begitu?" Tanyanya penasaran.
"Aku tidak ingin di perbudak pekerjaan."
Jackob mengangguk – anggukkan kepalanya, mengerti. "Lalu bagaimana dengan Brand Fashionmu sendiri?"
"So far semua berjalan lancar. Pertama kalinya aku merelease DS Collection aku langsung mengajukan proposal kerjasama dengan Kulkov Megazine dan beruntungnya proposalku di terima."
"Berarti kalau kau sudah memiliki Brand Fashion sendiri, kau mau untuk di perbudak pekerjaan?"
Aku menghela napas lelah. "Ya mau tidak mau, aku tidak ingin bergantung pada Azka. Jika sewaktu – waktu dia meninggalkanku, aku tidak terlihat terlalu menyedihkan."
"Ku lihat pria itu begitu mencintaimu." Gumamnya.
Lagi – lagi aku menghendikan bahu, acuh tak acuh. "Tidak akan ada yang pernah tau dengan apa yang akan terjadi di kemudiaan hari Jack."
"Ya kau memang benar."
Beginilah kami sekarang, komunikasi kami jauh lebih baik tanpa tarik urat saraf setiap kami terlibat dalam pembicaraan, baik itu pembicaraan serius ataupun pembicaraan santai sekalipun. Selain membaiknya hubungan kami, komunikasi kami jauh lebih santai dari sebelum – sebelumnya. Semua ini bermula saat akhirnya kami berhasil meluruskan kesalah pahaman yang terjadi di antara kami selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN SCANDAL
RomanceSebagian bab di Private secara acak **** Satu hal yang aku tau, jika satu - satunya sumber kebahagiaanku adalah hidup bersama Azka. Pria yang berhasil menjungkir balikkan duniaku hanya karena sentuhannya yang memabukkan. Sentuhan yang selalu me...