BAB 34

10.7K 754 131
                                    

RATE 21+ HARAP KEBIJAKANNYA

wwkkwkwkwkw

***

'Bantu aku Dav..'

Pikiranku mendadak kosong, sama sekali tidak bisa berpikir. Otakku tiba – tiba saja menjadi buntu. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan karena aku tau malam ini pastinya akan berbeda dari ciuman – ciuman kami sebelumnya. Aku yakin kali ini tidak hanya ada ciuman saja, pasti ada hal lebih yang akan terjadi. Haruskah aku menolaknya? Tapi rasa bibirnya terlalu sayang untuk di lewatkan.

Aku begitu menyukai bibirnya. Rasanya begitu manis. Perpaduan antara rasa mind dan sisa – sisa anggur yang masih tertinggal di mulutnya. Aku menyukai ciumannya, begitu tenang tanpa menuntut tapi penuh dengan gairah. Bagaimana dia memberikan panggutan – panggutan lembut di bibirku namun efeknya mampu membangunkan hasratku yang telah tertidur begitu lama.

"Aku akan berhenti jika kau tidak menginginkannya Dav.." desisnya saat tangan kanannya menyentuh paha dalamku sementara bibirnya kembali memberikan kecupan – kecupan yang memabukkan. Aku mengerang tentu saja, rasanya seperti ada aliran listrik berdaya rendah yang mengalir ke pusatku.

"Apakah kau sangat bergairah Jack?" tanyaku, mengigit bibir bawahku saat lagi – lagi tangannya bergerak naik turun membelai paha dalamku. Sementara tangan kirinya menangkup payudara kiriku, hanya di pegang tanpa di mainkan dan itu berhasil membuatku mengerang frustasi.

"Jangan pikirkan aku, kita hanya perlu berhenti sekarang sebelum aku menjadi semakin gila dan tak terbendung jika memang kau tidak menginginkannya."

Aku memejamkan mataku, menikmati belaian jemarinya yang sudah dengan kurang ajar bermain di depan kewanitaanku. Mengusap – usapnya dari luar celana dalamku.

"Aku ingin bermain – main sebentar Jack, kurasa kalau kau tidak terlalu bergairah kita bisa melakukannya."

"Apa yang harus aku lakukan?"

Sekali lagi aku memejamkan mataku, mengigit bibir bawahku dan mengerang pelan saat salah satu jemarinya menyelinap masuk ke dalam celana dalamku kemudian memainkan klirotisku dengan begitu ahli.

"Aku ingin melakukan sex massage, kau memijatku hari ujung kaki hingga ujung kepala kemudian kita bercinta dengan sangat keras," ujarku, menyampaikan ide yang secara mendadak terlintas di kepalaku. Namun itu adalah impian sexs ku, sudah sejak dulu aku selalu menginginkan itu.

Katakanlah aku murahan, aku tidak peduli. Sama sekali tidak peduli aku terhadap anggapan orang – orang di sekelilingku. Ini hidupku dan akulah satu – satunya orang yang menjalaninya. Aku tau apa yang terbaik untukku dan apa yang tidak baik untukku. Dan kembali menyerahkan diriku pada Jackob seperti beberapa tahun yang lalu adalah pilihan yang terbaik yang ku punya. Toh aku tidak ingin munafik, aku wanita dewasa yang masih memiliki gairah terhadap lawan jenis. Dan tidak ada salahnya juga kan jika kami kembali melakukannya, kami masih sama – sama single dan sebentar lagi kami akan menikah, tidak ada alasan bagi kami untuk tidak melakukannya.

"Kau yakin? Setelah ini aku tidak akan berhenti sekalipun kau memohon – mohon padaku untuk berhenti."

Untuk beberapa saat aku menatap matanya, sebelum akhirnya menganggukkan kepalaku dengan penuh keyakinan.

"Kau punya Almond oil?"

"Di meja make up ku, botol warna kuning.."

Jackob beranjak dari ranjang dan bergegas berjalan ke arah meja make up ku. Setelah mencari beberapa menit, pria itu kembali dengan membawa sebotol Almond oil di tangannya.

Kemudian tanpa di perintah pria itu melucuti pakaian yang masih melekat di tubuhku satu persatu. Mulai dari membuka kancing kemejanya yang ku kenakan satu persatu dengan mata yang tak lepas menatap mataku kemudian tangan nakalnya meremas payudaraku dengan lembut sebelum melepas kaitan bra hitam berenda yang ku pakai dan yang terakhir dia menarik celana dalam berwarna senada dengan bra ku. Matanya sempat menggelap dengan jakun yang bergerak pelan saat mendapati diriku telanjang bulat di hadapannya.

FORBIDDEN SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang