BAB 17

17.5K 1.1K 45
                                    

Multimedia as Rachael Amanda Adams                                                                                              

***

" Satu langkah kaki saja kau membawa wanitaku, aku tidak segan – segan menghabisimu Jackob Adams." Desis Azka yang berjarak tak jauh dariku. Pandangannya tajam dengan sorot mata penuh emosi menatap ke arah tanganku. Rahangnya mengeras dengan tangan terkepal di sisi tubuhnya.

Pria bernama Jackob itu menoleh kemudian tersenyum miring. " Azka Kulkov." Desisnya lengkap dengan ekspresi meremehkan yang menghiasi wajah tampannya. Ya dia memang tampan, aku tak bisa pungkiri itu.

***

Keduanya memilih diam sibuk dengan pikirannya masing - masing, tanpa ada kata yang terucap yang ada hanyalah kesunyian yang perlahan – lahan mampu mengubah suasana terasa begitu mencekam. Melihat bagaimana keduanya ( Azka dan Jackob ) masih sama - sama menutup mulutnya rapat dengan mata yang tak lepas dari satu sama lain, saling melemparkan tatapan membunuh yang tanpa sungkan mereka tunjukkan di hadapanku.

Suara dengusan Jackob lah yang pertama kali memecahkan keheningan yang ada.

" Akhirnya tuhan mempertemukan kita." Kata – katanya terdengar begitu sinis, sarat dengan nada konfrontasi yang terdengar begitu kentara dan sekarang aku menyesali semua kebodohanku karena sempat menganggumi ketampanan pria ini. Ya tuhan, pria ini lah yang membuatku kesulitan mengambil alih hak asuh atas Rachael, dan sekarang aku malah mengagguminya? Tenggelamkan saja aku ke dasar samudra.

" Bahkan lebih cepat dari yang ku perkirakan." Lanjutnya sambil tersenyum sinis.

Azka menaikkan sebelah alisnya. " Benarkah?" Tanyanya,balas tersenyum sinis.

Lagi – lagi keduanya kembali diam, membuat suasana menjadi hening yang menegangkan.

Semenit... dua menit.. lima menit... sepuluh menit berlalu dengan begitu saja. Azka masih diam dengan kebisuannya begitu juga dengan Jackob, pria asing itu masih berdiri tenang tanpa melepaskan cengkramannya di pergelangan tanganku. Bahkan cekramannya semakin lama semakin mengerat, tak urung membuatku meringis pelan menahan sakit.

" Jackob demi tuhan ini sakit." Cicitku sembari berusaha melepaskan cengkraman tangannya.

Dia menoleh kemudian mendekatkan wajahnya di arahku. " Berhentilah memberontak Camelia. Jadilah anak manis seperti dulu dan aku tidak akan pernah menyakitimu lagi." Bisik Jackob di telingaku. Suaranya yang dingin membuatku mengeliat tak nyaman. Tanpa sadar aku mengelengkan kepalaku dengan kuat, seolah tak ingin mengikuti perintahnya. Perintah yang terdengar begitu sederhana tapi entah dari mana asalnya, hati ku tiba – tiba di liputi ketakutan tanpa bisa aku cegah. Aku mengangkat kepalaku, mencoba mencari mata Azka yang kini entah kenapa nampak begitu samar namun aku bisa melihat kilatan amarah di mata Hazelnya.

" Lepaskan tanganmu berengsek." Satu pukulan keras mengenai rahang Jackob membuat cengkraman tangan pria itu terlepas seketika. Lalu secepat kilat Azka menarik tubuhku hingga berada di dalam dekapannya, membuatku berada dalam posisi aman terlindungi.

Jackob menyentuh sudut bibirnya yang mengeluarkan darah kemudian tersenyum licik. Dan sedetik kemudian satu pukulan keras mendarat di wajah Azka. Aku memekik saking terkejut begitu juga dengan wanita yang datang bersama Jackob.

" Oh My God Honey." Pekik wanita itu super dramatis, tanganya menutup mulut dengan ekspresi syock yang terlalu berlebihan.

Jackob menyeringai puas. " Kau mencari masalah dengan orang yang salah tuan Kulkov." Sekali lagi dia melayangkan satu pukulan keras dan mengenai rahang kirinya namun itu tak cukup kuat untuk membuat Azka melapaskan dekapannya di tubuhku.

FORBIDDEN SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang