BAB 18

16.7K 1K 49
                                    

PLEASE BACANYA HABIS BUKA PUASA YAAAA....

***

" Aku minta maaf karena sudah membuatmu khawatir." Katanya setelah kami sampai di parkiran, pandangannya fokus ke depan, menatap deretan mobil yang ada di depan kami. " Aku merindukanmu makanya aku pulang." Katanya tepat sebelum keluar dari mobil.

Aku melonggo saking terkejutnya, begitukah alasan kepulangannya? Mendadak belasan kupu – kupu berterbangan di perutku membuat pipiku memerah seperti kepiting rebus. Ya tuhan kenapa Azka sweet sekali.

***

Untuk beberapa menit kemudian aku blank, benar – benar blank hingga tidak tau apa yang harus aku lakukan. Sudah sepuluh menit berlalu sejak Azka meninggalkan mobilnya dan aku masih diam di tempat yang sama dengan posisi yang sama. Duduk kaku di bangku kemudi dengan mulut melongo lengkap dengan semburat merah di kedua pipiku. Persis seperti anak kemarin sore yang baru saja di goda oleh laki – laki yang dia sukai, benar – benar memalukan.

Dan yang lebih menyebalkannya lagi, bahkan dalam imajinasi terliar yang ku miliki sekalipun. Aku tidak pernah menyangka jika efek dari kata – kata ajaib Azka beberapa menit yang lalu mampu memberi dampak yang luar biasa pada tubuhku, atau lebih tepatnya pada hati dan kerja otakku yang mendadak lumpuh total. Benar – benar lumpuh total, tidak bisa melakukan apapun selain bernapas dan mengedipkan mataku secara berkala. Hingga akhirnya suara Azka kembali membawaku keluar dari shock effek yang dia berikan padaku.

" Kau tak ingin turun?"

Aku mendongakan kepalaku keatas dan mendapati Azka sudah berdiri menjulang di sampingku, menatapku dengan sebelah alis terangkat. Jangan tanyakan bagaimana ekspresinya, karena sudah pasti wajahnya kembali datar seperti biasa, wajah tanpa ekspresi.

Mendadak terlintas ide nakal di kepalaku. " Aku menunggu seorang pangeran membukakan pintu untukku." Kataku sambil mengedipkan sebelah mataku, mengodanya. Tentu saja apa yang ku katakan padanya itu bohong belaka, karena aku bukanlah tipikel wanita berlagak princess yang apa – apa harus di layani, aku bisa melakukan apapun sendiri, apapun dan Azka sangat tau akan itu.

Dia menatapku beberapa detik kemudian sudut bibirnya tertarik ke atas, tersenyum meremahkan. " Tapi sayang sekali di sini hanya ada aku, tidak ada pangeran berkuda putih seperti yang ada di kepalamu." Balasnya, mengangkat bahunya acuh tak acuh. Dia masih berdiri di sampingku, menahan pintu mobil dengan lengan tangan kirinya.

Aku mengigit bibir bawahku dengan sengaja. " Dan ternyata kau pangeran berkuda putih yang ada di kepalaku." Aku semakin mengodanya, bahkan dengan beraninya jemariku kini sudah menari – nari di atas celana semi jeans yang dia pakai. Meraba paha bagian dalamnya dengan gerakan mengoda.

" Oh Damn." Umpatnya dan sedetik kemudian dia sudah menerjangku dengan ciuman panas yang panjang. Tangannya menangkup wajahku, membuat wajahku semakin mendongak keatas sehingga memudahkannya untuk menguasai bibirku. Aku mengerang pelan menikmati setiap sentuhanya, membuka mulutku untuk menyambut lidahnya yang begitu mengodaku sejak tadi.

" Akan lebih baik kalau kita pindah ke belakang." Ucapku di sela – sela ciuman kami. Tanganku tidak tinggal diam, mereka sudah bekerja dengan sangat baik tanpa di perintah, meremas ujung rambutnya sambil sesekali lidahku membalas lilitan lidahnya di mulutku. Ini sangat menyengakan, sungguh, permaianan antara gairah dan adrenalin dan tiba – tiba sebuah ide gila kembali melintas di kepalaku. " Sex in car sepertinya menyenangkan." Lanjutku diantara desahan ketika tangannya mulai meremas payudaraku pelan, sangat pelan seolah dia tidak yakin dengan apa yang dia lakukan.

" Tapi ini di parkiran Davina." Sahut Azka tanpa menghentikan kegiatannya sama sekali. Justru yang ada kini tangannya sudah menerobos masuk kedalam kemeja putih yang ku kenakan. Meraba perutku perlahan kemudian naik ke atas hingga telapak tangannya sudah menyusup di balik bra hitam yang ku pakai, meremas payudaraku dengan gerakan yang begitu mengoda, membuatku tak sanggup menahan desahan keluar dari mulutku. " Tapi tidak ada salahnya untuk di coba." Katanya sambil beranjak dari tubuhku kemudian membuka pintu belakang dan menutupnya dengan tidak sabaran.

FORBIDDEN SCANDALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang