Jiwa yang menyatu

1.3K 83 3
                                    

Semoga kalian ngerti ya apa yang aku coba kasih tau kalian lewat plot yg berbelit belit ini 😅 Daaaaannn maaf kalo menurut kalian cerita ini makin gaje. Dan maaf juga yang sampe nunggu berharihari terus lupa sama ceritanya. Huaaa, aku minta maaf 😞

****

"Tuan, sudah kubilang anak itu bermasalah," ucap sebuah suara.

"Ya ya ya, aku sudah tahu dari awal," balas seseorang. "Aku memakainya hanya untuk pemanis saja, tidak lebih."

"Lalu, bagaimana lelaki yang kau culik tadi?"

"Kalau yang tadi adalah senjataku yang sebenarnya. Kau akan kaget bagaimana mudahnya kita menuju kemenangan bila kita mempunyai dia."

Lalu terdengarlah suara tawa yang gemuruh di ruangan gelap itu. Tawa banyak orang. Tawa yang aneh.

****

Anna terus menatap Samuel bingung, meneliti apakah ada yang salah dari Samuel. Dan ya, sepertinya ada. Sedari tadi, sejak kata itu diucapkan, Samuel tidak melirik ke arah Anna. Dan juga, bila Samuel dan Anna terpisah karena hal tak terduga seperi tadi, Samuel akan terlihat mengkhawatirkannya. Tapi ini? Apa dia masih marah dengan kejadian tadi?

"Anna!" panggil sebuah suara. Dan Anna tahu betul suara siapa itu.

Anna terus memandang Samuel, memastikan apakah Samuel benar-benar memanggilnya.

"Anna!"

Tidak sama sekali.

Samuel hanya menunduk di sana.

Lalu siapa itu?

"Hey-hey-hey! Dengar-dengar! Jangan panik! Ini benar-benar aku dan aku tidak punya banyak waktu. Kau harus percaya padaku kali ini saja, untuk terakhir kalinya," ucap suara Samuel itu teburu-buru dan terdengar... ketakutan?

Anna terus memandangi Samuel. Tapi dia benar-benar tidak bergerak. Oh ya ampun!

"Aku ingin kau menuruti apa yang aku ucapkan Anna, sekali ini saja. Tolong!"

Apa aku harus mengagguk? pikir Anna.

"Oke-oke, jangan percaya pada siapa pun kecuali Lucas! Termasuk aku. Jangan percaya padaku! Tapi ini terakhir kalinya, tolong dengarkan aku. Oh ya Tuhan, aku mulai tidak waras. Dan, dan, aku akan selalu mencintaimu, Anna. Jangan lupa permintaanku. Aku cinta pa,"

Suara itu tidak terdengar lagi, berhenti begitu saja, dibarengi dengan Samuel yang bangkit dari kasurnya. Sebenarnya apa yang terjadi? Nada suara Samuel terdengar ketakutan. Benar-benar ketakutan. Dan Anna belum pernah mendengar nada seperti itu selama hidupnya bersama Samuel. Bagaimana dia bergetar saat mengucapkannya atau bagaimana dia terdengar begitu mengkhawatirkannya.

Dan satu hal yang masih Anna permasalahkan sekarang. Baru saja dia bilang kalau dia mencintai Anna. Lalu kemana dia saat Anna yang berkata kalau dia mencintai Samuel?

Ya ampun, pikir Anna sambil memijat pelipisnya, semuanya semakin aneh bila dipikirkan terus menerus.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Samuel sambil memegang punggung Anna.

Dan Anna langsung menyingkir dari sana saat tangan Samuel menyentuh punggungnya.

"Ada apa?" tanya Samuel lagi.

Anna memandangnya sebentar. "Tidak, aku, ya, tidak ada apa-apa." jawab Anna dengan terbata.

Samuel menggeleng. "Tidak, kau ada apa-apa."

"Aku bilang, aku tidak apa-apa, Sam," jawab Anna kembali dengan tekanan di setiap katanya.

Samuel kembali menggeleng sambil menatap Anna. "Kau tidak terlihat seperti itu."

The First ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang