Dia mengubah segalanya

2K 132 3
                                    

"Apa aku sudah mati?" batin Anna. Yang dia lihat hanya dasar berwarna hitam. Dan yang dapat terdengar hanyalah seseorang yang sedang bercakap-cakap mengenai dirinya. Seperti, "Dia siapa?", "Kau kenal dia?", "Dia benar-benar wanita baik?"

Apa mereka malaikat? batin Anna lagi.

Tidak mungkin.

Suara seorang wanita dan seorang lelaki. Dan pastinya manusia, bukan malaikat. Anna ingin sekali melihat pemandangan yang mungkin tidak familiar di sini. Tapi kelopak matanya tidak mengizinkan Anna untuk melihat. Tapi indra penciumannya masih berbaik hati dan bisa berfungsi dengan baik. Saat ini, Anna mencium aneka bau yang bisa Anna ketahui. Bau yang seperti bau asap atau mungkin seperi kabut. Dicampur dengan bau teh yang hangat, daging sapi, dan bau keringat.

"Luke, kau tahu ini melanggar hukum," kata seorang wanita berambut pirang yang tidak bisa Anna lihat. "Kau pikir dia akan hidup kembali? Iya?" tanya wanita itu.

"Aku bisa melihatnya," jawab lelaki yang dipanggil Luke oleh wanita itu. "Dan aku sangat yakin, seratus persen, kita telah membuat satu juta lebih pasukan di dalam dirinya," lanjut Luke.

"Tapi ini, melanggar hukum, Luke!" bentak wanita itu.

"Masa bodoh dengan hukum. Mereka sudah hancur!" bentak balik Luke. "Yang terpenting adalah kita selamat. Orang kota selamat. Dan dunia selamat."

"Oke. Aku percayakan padamu," kata wanita itu mulai pasrah berdebat pendek dengan Luke. "Tapi satu pertanyaan lagi, siapa wanita malang ini? Sihir yang kau beri tadi cukup berat, Luke. Dan dia masih sangat muda untuk menerima sihir itu," lanjut wanita itu.

"Keyla sayang, aku sudah bilang. Kau tidak perlu tahu siapa wanita ini. Dan aku tahu, sihir yang aku berikan sangat berguna bagi kebutuhan dia," kata Luke yang mulai mengelus punggung wanita yang dipanggil Keyla itu. Karena tampaknya, Keyla mulai sedikit takut dan resah akan keadaan Anna.

"Tapi,"

Percakapan itu terputus. Anna tidak mendengar apa-apa lagi. Suara laki-laki dan wanita tadi sudah menghilang. Anna mencoba mengangkat kelopak matanya yang berat itu.

Setitik cahaya mulai terlihat. Anna bersyukur dia belum mati. Lalu dia mulai memejamkannya lagi dan mengumpulkan semua otot-otot di bagian matanya. Lalu dia mengangkatnya kembali. Sebercak cahaya. Sinar matahari langsung menerobos masuk ke dalam mata Anna. Silau.

"Annabelle?" panggil laki-laki itu saat melihat mata Anna terbuka.

"Lucas?" Anna pun juga memanggil laki-laki itu. Anna cukup terkejut dengan apa yang dia lihat. Lucas, kapten basket sekolahnya yang "sempat" ia sukai, tiba-tiba berdiri di sebelah kasur yang ia tiduri. Bersama seorang wanita di belakang punggungnya.

Luke tersenyum. "Panggil Luke saja. Aku bukanlah Lucas yang dulu kau kenal," kata Luke sambil tertawa kecil. "Jadi, kau sudah di kota?" tanya Luke.

"Kau?"

"Oh ya, aku penyihir. Tapi jangan terlalu dipikirkan. Kau ingat, ini takdir," kata Luke seolah-olah bisa membaca pikiran Anna.

Anna mengangguk pelan. Dia masih bingung dengan keberadaan Lucas di kota penyihir. Dan saat Anna mengetahui kalau Lucas adalah penyihir, dia justru tambah bingung. Walaupun Luke baru saja memberitahu Anna untuk tidak memikirkan hal ini, Anna tidak bisa menurutinya. Dia terkejut. Tentu saja. Tiba-tiba, seorang Lucas, yang sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Anna, adalah salah satu bagian dari ras yang Anna punya. Benar-benar tidak bisa dipercaya.

"Dia sudah bilang untuk tidak memikirkan itu," kata wanita yang bernama Keyla itu. Luke dan Anna menoleh pada Keyla dan menatapnya. "Apa?" tanya Keyla heran. "Aku hanya membaca pikirannya. Itu saja," lanjut Keyla.

The First ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang