Siapa yang tidak terkejut jika tiba-tiba buku yang awalnya berisikan huruf-huruf yang diketik lalu dicetak, sekarang muncul tulisan tangan seseorang. Dan lagi, seseorang yang menulisnya itu, mengetahui nama Anna. Jantung Anna sangat keras kepala ingin keluar dari dadanya. Detakannya sampai memecah kesunyian di dalam kamar itu. Ya, harus kau akui bahwa Anna itu memang mempunyai jiwa keingintahuan yang besar. Tapi, masalah ini berbeda. Sangat mustahil bila di dunia teknologi yang canggih ini ada sebuah buku usang yang ajaib. Kalau bukan hantu, siapa lagi?
Karena Anna tidak tahu harus melakukan apa, dia menutup buku itu rapat-rapat. Lalu ia sembunyikan di bawah bantal yang ia tiduri. Dia pun langsung membantingkan dirinya ke kasur lalu menutup matanya. Dan ia tertidur.
****
"Aku di sini. Di dalam sebuah penjara yang tidak berada di bawah tanah. Tapi, penjara ini sangat dalam. Dan gelap. Kau pun tidak bisa membebaskanku. Kalaupun kau bisa, mungkin aku harus menunggu untuk waktu yang sangat lama.
Mungkin kau berpikir bahwa ini adalah mimpimu yang paling buruk. Tapi bukan. Memang bukan. Ini adalah kenyataannya, Anna. Maaf, bila aku terlalu banyak mengatakan mungkin. Dan juga tapi. Memang ini yang harus aku katakan. Aku ingin kau mencoba untuk mempercayai ini. Ini memang terdengar sangat mustahil. Tapi, aku adalah ibumu. Seorang penyihir. Dan kau juga. Kau penyihir, Anna. Penyihir Annabelle. Penyihir..."
****
Anna tersentak dan langsung duduk di kepala kasur. Nafasnya tidak bisa dikendalikan. Jantungnya tetap berdetak dengan lajunya yang tidak normal. Mimpi itu, pikir Anna, memang mimpi terburukku.
Lalu dia mengambil kembali buku misterius yang berada di bawah bantalnya. Buku itu kosong kembali dan muncul kata-kata yang dikatakan seseorang dalam mimpinya. Itu seperti, seseorang di mimpinya, mencatat naskah pidato untuk Anna. Tapi itu jelas bukan pidato. Katanya, itu adalah sebuah kenyataan. Anna adalah seorang penyihir.
Nafas Anna masih mengisi kesunyian di dalam kamar Samuel. Nafas itu sangat tertahan dan terdengar menyeramkan. Samuel pun terbangun karena suara nafas itu.
"Kau belum tidur?" tanya Samuel yang sedang mengusap-usapkan matanya. Rambutnya tampak berantakan. Garis-garis tidurnya tertempel di pipinya.
"Sam," kata Anna dengan nafas yang masih tersendat. "Darimana kau mendapatkan buku ini?"
Samuel masih setengah sadar dan hampir tertidur lagi. Lalu dia mencoba untuk berkata, "Oh. Aku, dapat buku itu, dari seorang wanita tua yang sedang berada di taman. Lalu, dia menanyai namaku, 'Hei nak, siapa namamu?' lalu aku menjawab, ' Namaku Samuel, Ma'am.' Lalu dia langsung memberikanku buku itu sambil berkata, 'Ini akan mengubahmu.' Lalu,"
Anna menghentikan ocehan Samuel yang setengah sadar dengan mengangkat tangan kirinya ke arah wajah Samuel. "Sudah cukup, Sam."
Mendengar perkataan Anna, Samuel membanting tubuhnya kembali ke dalam kasur. Matanya langsung tertutup dengan tenangnya. Tapi dia membuka matanya kembali dan duduk untuk berkata, "Jangan tidur malam-malam, Anna. Kau bisa kelelahan." Lalu dia membaringkan tubuhnya kembali lalu menutup matanya.
Anna hanya bisa mengangguk, walaupun Anna yakin Samuel tidak akan melihatnya. Sekarang, yang ada dipikiran Anna adalah, dia sangat-sangat berharap kalau mimpi itu hanyalah bunga tidurnya. Lagi pula, pikir Anna, aku tidak pernah mendengar suara sehalus itu, suara yang lembut dan penuh kasih sayang, dan satu lagi, aku bukan penyihir, di dunia ini tidak ada penyihir.
"Itu suaraku Anna," kata sebuah suara menyelanya. Suara itu berasal dari kamar Sam, tapi Anna tidak tahu darimana arahnya.
Entah kenapa, Anna bertingkah seperti dia bukanlah dirinya sendiri. Dia gemetar, bulu kuduknya berdiri. Dia berkeringat walaupun kamar Sam ini memakai AC dan suhunya enam belas derajat. Tapi Anna mengeluarkan cairan dari pori-pori kulitnya.
"Dan kau harus percaya padaku, bahwa penyihir itu memang ada," lanjut suara itu. Itu adalah suara perempuan. Dan suara inilah yang mendengung di dalam mimpi Anna. Sebenarnya, Anna tidak yakin akan suara ini, atau mimpi itu. Ini adalah salah satu dari khayalanku, pikir Anna.
"Kau tidak mengkhayal Anna, tolonglah mengerti sedikit. Ini sudah waktunya kau membebaskanku." Suara itu kembali berbunyi. Dan sekarang suara itu semakin jelas.
"Siapa kau?" teriak Anna sambil menutup telinganya. Dia seperti orang tidak waras yang baru saja berhalusinasi. Dia sudah memutuskan bahwa suara ini asli bukan dari khayalannya.
Anna membuat Samuel terbangun, dan kali ini dia benar-benar terbangun dari tidurnya. "Ada apa Anna?" tanya Samuel yang sedang menghampiri kasur Anna. Samuel merangkul pundak Anna untuk menenangkannya. Anna sangat terlihat ketakutan.
"Apa, apa kau mendengarnya? Dia, dia, bisa membaca pikiranku Sam. Oh, Ya Tuhan, siapa dia?" Anna menggelengkan kepalanya berulang-ulang. Dan dia sadar bahwa dia benar-benar terlihat seperti orang yang tidak waras. Lalu Anna mengatur pernapasannya.
"Mendengar apa? Dia siapa? Ada pencuri?" Samuel terlihat khawatir dengan kondisi Anna yang tidak biasa. Lalu matanya tertuju pada buku yang berada di samping Anna. "Apa ada hubungannya dengan buku itu?" Samuel kembali menatap Anna dengan heran.
Anna menganggukkan kepalanya. "Dia bilang aku penyihir," kata Anna. Dia menyatukan kedua tangannya dan menutupi wajahnya. Rambutnya tampak sangat berantakan. Dalam beberapa menit ini, Anna terlihat sangat kacau.
"Kau perlu istirahat Anna. Ayo, sekarang tidur! Kau pasti sedang mengkhayal." kata Samuel yang sedang membaringkan Anna di kasurnya.
"Aku tidak mengkhayal, Sam," kata Anna dengan nada yang cukup tinggi.
"Anna, cukup. Sudah pukul sebelas lewat. Cepat tidur."
"Kau-bukan-ayahku, Sam," kata Anna dengan gaya mengeja. Lalu dia kembali ke posisi duduknya.
Samuel terlihat jengkel dengan tingkah Anna yang susah diatur. Dia mengganti mimik wajahnya seolah-seolah dia berkata, apa yang kau lakukan?
"Aku mau tidur, tapi ada syaratnya." Anna menatap Samuel dalam-dalam.
"Apa?"
"Kau tahu? Aku ketakutan, bung. Syaratnya, kau harus tidur di sini," kata Anna sambil melirik kasurnya. "Bersamaku, temani aku," lanjut Anna dengan wajah yang memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Chance
AventuraAnnabelle, remaja berumur empat belas tahun ini, telah menemukan buku seorang penyihir. Buku itu seakan-akan berbicara dengan Anna. Anna pun tidak tahu mengapa dia menjadi yang terpilih. Tapi entah kenapa, Anna sangat tergila-gila pada kisah yang su...