Ada yang inget sama cover yang baru kuganti 👆?
If yes, raise your hand and i'll give you a full-full-full thank you 🙋🙋🙋
Part ini sedikit menjijkan/mengerikan (mugkin) untuk dibayangkan. Kalau gak suka adegan kayak gitu di skip aja ya 😚
****
"Dia sudah gila. Dia kerasukan. Tolong aku Anna!" ucap Lea sambil mengguncang-guncangkan pundak Anna dengan kedua tangannya.
"Oh, benarkah?" Anna menoleh ke belakang Lea. "Apa kau juga berpikir seperti itu, Annabelle?" tanya Samuel yang mulai berjalan ke arahnya dan Lea.
Perlahan Anna dan Lea melangkah mundur semakin ke dalam rumah itu, sambil memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan Samuel. Anna tidak tahu harus merasa apa. Rasanya semua mimpi buruk sedang berkumpul di depannya dan menjelma menjadi sosok Samuel. Tidak-tidak-tidak. Samuel masih hidup.
"Dia membawa sesuatu di tangannya," bisik Lea tepat di telinganya. Lalu pandangan Anna beralih pada benda yang digenggam tangan kanan Samuel. Ada sebuah batu berukuran pas dengan kepalan tangannya dengan ujung yang sangat runcing di atasnya.
"Kau sangat menganggu," ucap Samuel sambil menatap Lea dengan tatapan kesalnya. "Sepertinya kau harus aku bereskan."
Saat Samuel selesai dengan kalimatnya barusan, tubuh Lea bergetar di belakang Anna. Tidak henti-hentinya dia berbisik di telinga Anna untuk membantunya, menyelamatkannya.
"Samuel! Tolong bantu aku," ucap Anna dengan volume pelannya.
"Tidak ada lagi yang bernama Samuel. Dia sudah mati," ucap Samuel.
"Tidak!" elak Anna yang masih tetap berjalan mundur. Dan Anna tidak bisa berpikir dengan baik sekarang. Dia harus apa? Dia belum pernah menghadapi situasi seperti ini. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
"Ya ampun, aku membuang waktu terlalu lama. Minggir kau!" teriak Samuel dan dia mulai berlari ke arah Anna dengan cara lari yang aneh. Dia mengangkat batu di tangannya dengan posisi siap. Saat tidak ada lagi tempat untuk mundur, Anna terdiam dengan Lea di belakangnya. Samuel semakin dekat. Lalu dia mengayunkan tangannya. Mengarahkan batu itu ke arah mereka. Anna menarik Lea menghindar dari Samuel. Batu yang dipegang Samuel menancap di dinding depan Samuel. Dan Anna baru sadar, batu itu sudah berlumur banyak sekali darah. Apakah rekan-rekannya yang lain sudah mati?
Samuel mencabut kembali batu itu dan kembali mengincar Anna dan Lea. Anna yang sudah menghindar bersama Lea mempunyai kesempatan untuk berlari keluar dari rumah ini. Mereka berdua berlari secepat yang mereka bisa. Tetapi tepat di pintu masuk rumah ini, Lea berteriak memanggil nama Anna, dengan sangat kencang. Dengan spontan Anna menoleh ke belakangnya. Dan dilihatnya Samuel yang sedang menahan pergelangan tangan Lea. Lea mencoba untuk berontak. Tapi kekuatannya jelas kalah dari kekuatan sebuah iblis.
"Anna tolong ak-"
Anna menutup mulutnya, dan mulai menangis menahan teriakannya. Bagaimana tidak? Samuel baru saja menancapkan batu itu ke dada Lea, tepat dimana jantungnya berdetak. Dan dengan entengnya dia mencabut batu itu begitu saja. Lalu pandangan matanya mulai berpindah ke Anna yang membuat Anna merinding di sekujur tubuhnya. Dan Anna tersadar, dia harus menyelamatkan nyawanya.
Anna kembali berbalik dan mulai berlari. Dan dari belakangnya, Anna mendengar sebuah teriakan yang mengerikan. Suara iblis yang berada dalam tubuh Samuel. Dia berteriak seperti suara burung yang sedang marah. Entah burung apa tapi Anna pernah mendengarnya. Anna tetap berlari menjauhi rumah itu dan semakin mendalami hutan. Lalu dia menoleh ke belakangnya dengan masih berlari, dan yang ada di pikrannya saat melihat kawanan itu adalah, dia yakin hidupnya tak akan lama lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
The First Chance
AdventureAnnabelle, remaja berumur empat belas tahun ini, telah menemukan buku seorang penyihir. Buku itu seakan-akan berbicara dengan Anna. Anna pun tidak tahu mengapa dia menjadi yang terpilih. Tapi entah kenapa, Anna sangat tergila-gila pada kisah yang su...