Bab 1 : The New Era

897 32 28
                                    

Di sebuah bar.

Seseorang yang memakai jubah berwarna merah hingga terjuntai ke tanah dan menudungkan kepalanya, dengan tudung jubahnya memasuki bar tersebut, dengan tatapan mata yang amat dingin ke sekeliling bar di dalamnya.

Orang-orang yang berada di dalam bar itu, beberapa saat mengamati penampilannya yang cukup menarik perhatian. Setelah orang itu duduk di sebuah bangku dengan melipat kedua tangannya di atas meja, dan belum memesan apa-apa, beberapa orang lainnya di dalam bar pun masih memindainya dengan serius. Termasuk empat orang di sebuah meja bundar, tak jauh dengan orang yang memakai jubah merah itu duduk. Mereka benar-benar menjadi orang yang sangat mengamati kehadiran orang yang memakai jubah merah itu dengan serius.

"Siapa si jubah merah itu?" tanya seseorang seraya memutar-mutarkan pistol dengan jari telunjuk pada lubang pelatuk di tangan kanannya. Dia mendelik sinis ke orang berjubah merah tersebut.

"Aku tak tahu siapa dia," ucap seseorang lain yang juga sedang mengamatinya, seraya merapikan kartu di tangannya.

"Kenapa kehadiran orang berjubah merah itu membuatku merinding, ya?" sahut seseorang lainnya di meja itu, yang tiba-tiba memegang tengkuknya.

"Bicara apa kau!" pekik orang yang masih memutar-mutarkan pistolnya, dengan raut bertanya-tanya kepadanya.

"Dia, tidak membawa tas atau apapun," ucap orang keempat di meja itu, "bagaimana kalau kita rampok dia, mungkin di balik jubah merahnya ada sedikit harta yang berguna untuk kita." Orang itu menambahkan seraya memprovokasi ketiga temannya.

"Haha, aku setuju," ujar orang yang masih memutar-mutarkan pistol di tangannya. "Aku akan menembak kepalanya dari sini, dan kalian cepat geledah jubahnya setelah dia mati, ok. Kuharap ada harta yang berguna untuk kita berpesta nanti malam, di balik jubah merahnya itu." Senyum menyeringai, ia tunjukkan kepada teman-temannya di meja bundar tersebut.

"Baiklah." Ketiga temannya mengiyakan serentak.

Lalu, orang yang memegang pistol itu, membidik kepala orang yang memakai jubah merah saat sedang duduk, sembari masih melipat kedua tangannya di atas meja.

Brakkk!

Suara pintu bar tersebut terbuka dengan sangat cepat, sehingga pintu itu berbunyi dengan sangat keras.

Suara bantingan pintunya, membuat kaget seluruh orang yang berada di dalam bar. Terkecuali, orang yang memakai jubah merah.

"Sial, siapa dia? Membuatku kaget saja," tanyanya dengan kesal, kepada teman-temannya. Hingga bidikannya terganggu.

"Sepertinya dia seorang informan," ucap orang yang memprovokasi ketiga temannya tadi.

"Lihat di tangannya, ada banyak sekali surat kabar yang dia bawa," kata orang yang sedang memegang kartu.

"SEMUANYA...," teriaknya, sampai napasnya terengah-engah. "DI SURAT KABAR INI ... DI SURAT KABAR INI..."

"Ada apa hoi?" tanya seseorang yang memakai topi bundar berwana krem. Tak jauh dari seorang Informan itu berdiri.

"Iya, ada apa?" kata seseorang yang memegang botol bir, dan bajunya basah terkena minumannya sendiri, akibat terkejut oleh suara teriakan informan itu.

The Secret XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang