Bab 44 : Kegelapan

18 2 0
                                    

Di dalam hutan barat desa Lazuarh. Gilder Hack yang memimpin perjalanan dengan diikuti Zion di belakangnya menyeruak ranting dan dedaunan pohon-pohon yang menghalangi jalan mereka. Hawa hutan tersebut amat mengerikan, suasana kelam seakan melanda dari segala arah serta diiringi dengan hujan deras dan aroma tanah menguar yang menusuk hidung.

"Jarakmu denganku jangan terlalu jauh, Zion!" seru Gilder seraya mematahkan ranting-ranting pohon yang menghalangi jalan mereka dengan tangannya.

"Iya, Tuan Gilder."

Tanah yang basah membuat pijakan kaki terasa berat setiap kali melangkah, sebagian gumpalannya selalu ikut setiap kali kaki Gilder Hack dan Zion terangkat. Beban di kaki mereka sedikit menyulitkan perjalanan di hutan ini.

Gilder Hack dan Zion memakai sepatu bot selutut, sesekali Zion melihat seberapa banyak gumpalan tanah yang berada di kakinya dan ia terkejut karena setiap kali mengangkat kakinya dari permukaan tanah, kakinya tertutup oleh gumpalan tanah tersebut, hingga tak terlihat sepatu botnya yang dipakai.

Gilder Hack sepertinya sudah biasa terhadap medan yang seperti ini, karena walau pergerakkannya menyulitkan, ia tetap memimpin jalan dengan fokus dan waspada terhadap sekitar.

Zion mencoba biasa saja terhadap perjalannya yang baru pertama kali ia rasakan. Tanah yang basah selalu bergumpal di kakinya silih berganti sampai menutupi sepatu botnya hingga sempurna. Gilder Hack sibuk mematahkan dan menyingkirkan rating serta dedaunan yang lebat agar jalannya dapat dilalui dengan nyaman oleh Zion.

Zion selalu merasa ada sesuatu di sekitarnya, tetapi ketika melirik ke kanan dan ke kiri, ia tidak mendapati sesuatu yang ia rasakan. Gilder Hack yakin kalau rintangan yang sekarang ia rasakan tidak seperti rintangan sebenarnya pada hutan ini.

Tak tahu seberapa jauh mereka telah memasuki hutan barat desa Lazuarh tersebut. Namun, yang pasti sedikit demi sedikit mereka yakin sudah tidak lama lagi akan keluar dari hutan ini.

Gilder melewati pepohonan terakhir yang ranting dan daunnya menghalangi jalannya. Sontak ia berhenti saat memandang suasana di hadapannya. Hujan dapat terjun lurus tanpa harus mengenai pohon, ranting dan daun di depannya.

Zion melangkah ke sampingnya, "Waw, ternyata ada tempat luas tanpa adanya pepohonan besar di hutan ini," ucapnya kagum. "Pasti kalau tidak hujan, pemandangannya amat bagus saat dilihat." Dia tersenyum membayangkan hal itu jika terjadi.

"Sepertinya tempat ini pernahku dengar dari Janz." Gilder bergumam, ia mencoba mengingat saat Janz memberi tahu lokasi di hadapannya ini.

"Hal yang mesti kauketahui adalah hutan itu tidaklah seperti rumor yang beredar di desa ini." Janz memberi tahu Gilder Hack.

"Memangnya Anda sudah tahu seperti apa hutan barat desa Lazuarh itu?" ucap Gilder Hack ingin tahu.

"Aku dulu pernah ke sana untuk menemui jenderal kerajaan yang hilang ketika meminta izin untuk mencari prajurit desa Lazuarh yang telah lama hilang sampai berhari-hari." Janz membelakangi Gilder Hack sembari melongok dari kaca jendela ke luar.

"Apa yang kau temui ketika berada di sana, Janz?" Gilder bertanya antusias.

Blarrr!!

Kilatan petir menghiasi langit hitam ketika Janz menyaksikannya sejenak.

Dia berpaling ke arah Gilder Hack. "Ada kekuatan jahat yang tertanam di hutan itu dan monster-monster kuat tiba-tiba saja muncul di hadapanku," ucapnya serius saat menjelaskan kepada Gilder Hack.

"Maksudmu apa, Janz?" tanya Gilder dengan satu tarikan napas.

"Saat aku berjalan menyusuri hutan itu, aku sampai di mana ada hamparan rumput luas dan tak ada satu pun pepohonan yang sebelumnya menghambatku saat menyusuri hutan tersebut." Janz mengambil secangkir teh kemudian ia menyesapnya lalu berbicara kembali, "saat itu bau tak sedap amat terasa bercampur dengan oksigen yang aku hirup dan dari kejauhan terdapat beberapa cahaya berbentuk bulat berwarna kuning timbul dari balik pepohonan. Kontan aungan keras bergema dari langit dan siluet hitam muncul membawa sesuatu yang dapat kulihat samar-samar sampai akhirnya aku sempat menghindari hantaman dari sesosok monster hijau yang bau, seram dan ternyata membawa sebuah gada besar berduri." Janz menyeruput lagi tehnya kemudian menaruhnya dan duduk di hadapan Gilder Hack.

The Secret XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang