Bab 36 : Kepergian Zion Bersama Gilder Hack

18 2 0
                                    

"Master Romy, Master Romy!" pekik Zagan yang sedari tadi terus tak diacuhkan.

"Ah, maaf, Zagan," ujar Romy Raven yang sudah tersadar dari lamunannya soal kemisteriusan Janz.

"Oh, Kentoosku tercinta! Di manakah engkau berada pangeran tampanku. Aku di sini amat merindukanmu. Ingin menerima pelukan hangatmu dan kecupan manismu di bibirku yang lembut dan indah ini."

"Master Romy," seru Zagan.

"Ada apa, Zagan?"

"Dari tadi, Nona Parvilliun terus mengucapkan kalimat seperti itu secara berulang kali. Apakah Nona Parvilliun amat mencintai Tuan Kentoos, Master Romy?"

Plak!

Romy Raven menjitak kepala Zagan.

"Aw." Zagan mengaduh kesakitan. "Kenapa kepalaku dipukul, Master Romy?"

"Parvilliun tidak menyukai Kentoos. Apalagi mencintainya," jelas Romy Raven.

"Lantas, mengapa Nona Parvilliun mengucapkan kalimat yang sama setiap kali?" Zagan kebingungan.

"Ini pasti ulah Kentoos si mesum itu," seru Romy Raven agak sedikit kesal kepada Kentoos.

"Maksud Master Romy apa?" ujar Zagan semakin heran.

"Di dalam mantra sihir Kentoos, pasti dia menambahkan mantra lain untuk Parvilliun. Sebab aku menjanjikan kepada Kentoos kalau Parvilliun juga akan datang ke desa Lazuarh untuk membantu rencanaku." Romy Raven menjelaskan. "Makanya dia mau membantuku dalam melaksanakan mantra deceive-nya, dan ia juga memasukan sedikit mantra lain pastinya, sehingga perilaku tertentu terhadap Parvilliun menjadi sesuai keinginannya, jika ia mengecap atau menelan air hujan ini." Dia menambahkan.

"Oh, jadi ketika siapa yang dituju oleh mantra sihir milik Tuan Kentoos, maka siapa pun itu akan teperdaya dalam pengaruh sihirnya?" tanya Zagan antusias.

"Ya, benar sekali."

"Waw," Zagan terkejut. "Keren sekali ternyata sihir milik Tuan Kentoos." Zagan menyadari suatu potensi dari mantra deceive milik Kentoos. "Tunggu dulu, Master Romy," ujarnya. Dia terpikir sebuah ide di benaknya.

"Ada apa Zagan?"

"Mengapa mantra deceive milik Tuan Kentoos tidak diarahkan kepada Janz? Oh, atau ditujukan kepada para prajurit desa, kecuali kita untuk membangkang kepada perintah Janz. Jadi para prajurit dengan Janz akan berseteru." Zagan nyengir setelah memberi tahu ide brilian tersebut.

"Hahaha." Romy Raven terkekeh keras, hingga mengusap air matanya yang keluar. "Zagan ... Zagan." Dia menambahkan, sambil menyebut nama Zagan yang baginya itu, idenya tak ada cemerlangnya.

"Kenapa Master Romy tertawa? Ada yang salah dari ideku?" tanyanya heran.

"Kalau mantra sihir Kentoos ditujukan kepada Janz, itu mustahil. Karena Janz pasti bisa menangkalnya dengan mudah. Tingkat kekuatan Kentoos saja jauh di bawah Parvilliun. Kau lihat sendiri sekarang Parvilliun keadaannya seperti ini sehabis melawan Janz, sampai-sampai ia terpengaruh mantra sihir Kentoos..."

"Oh, Kentoosku tercinta! Di manakah engkau berada pangeran tampanku. Aku di sini amat merindukanmu. Ingin menerima pelukan hangatmu dan kecupan manismu di bibirku yang lembut dan indah ini."

"...Bagaimana jadinya jika ditujukan kepada seluruh tingkatan prajurit desa, kecuali kita kan, katamu? Mungkin saja seluruh prajurit tidak akan mematuhi perintah Janz. Namun, Janz pasti menyadari hal itu dan akan mengurusnya dengan mudah. Sebanyak apa pun seluruh prajurit tingkatan di desa Lazuarh. Mereka belum ada seujung jarinya Janz." Romy Raven menghela napas lalu mengembuskan dan melanjutkan lagi. "Coba kaupikirkan ide seperti ini, jika kita tujukan kepada warga desa dengan memanfaatkan anak kecil berengsek yang dilindungi oleh Janz itu. Maka pikiran Janz terhadap keanehan warga desa yang menuntut hukuman kepada anak yang dilindunginya, tidak akan diurus secepat kilat dengan kemampuan yang dimilikinya."

The Secret XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang