Bab 41 : Hal Tak Terduga {Part B}

11 2 0
                                    

Tak jauh dari depan pintu gerbang timur desa Lazuarh. Romy Raven masih duduk bersila menunggu Parvilliun dan Zagan sadar. Ketika ia menoleh ke arah desa. Dia membelalak saat menyadari ada sebuah pohon menjulang di dalam desa.

"Sejak kapan ada pohon sebesar itu di dalam desa?" gumamnya heran.

"Uhuk!" Parvilliun tersedak ketika terbaring. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya.

Sontak, Romy Raven menoleh ketika mendengar suara batuk. "Parvilliun!" ujarnya riang. Dia terlihat senang saat Parvilliun sudah sadar.

"Hoaammm!" Zagan menguap dan langsung duduk seraya merentangkan kedua tangannya. "Cap-cap." Dia mengecap dan matanya masih tampak lesu.

"Zagan!" pekik Romy Raven. Dia senang ketika Parvilliun dan Zagan sudah bangun. "Sialan, kau tidur atau pingsan?" Dia menambahkan.

"Aku pingsan, master," ucap Zagan membela diri. "Akan tetapi, aku merasa sehabis bangun tidur." Dia menyengir saat mengucapkan kalimat kedua.

"Terserahlah, Zagan." Romy Raven tak memedulikannya.

"Pohon kenyamanan," kata Parvilliun. Ia lalu bangkit dan juga duduk bersila.

"Apa katamu, Parvilliun?" tanya Romy Raven.

"Orang berjubah merah itu membangkitkan pohon kenyamanan," Parvilliun melanjutkan perkataannya.

"Sejak kapan ada pohon besar di dalam desa Lazuarh, Master Romy?" Zagan terkejut, tetapi tak mendengarkan dan mencermati perkataan Parvilliun sebelumnya.

Plak!

Romy Raven beringsut kemudian menjitak kepala Zagan.

"Aw," Zagan mengaduh. "Sakit," lanjutnya seraya mengusap-usap ubun-ubunnya.

"Kau mendengarkan ucapan Parvilliun tidak sih?" tanya Romy Raven.

"Tidak," jawab Zagan tersenyum.

Parvilliun menoleh ke arah Romy Raven dan Zagan. "Kau amat percaya sekali dengan rekanmu yang seperti itu dalam menjalankan rencanamu, Romy?" ucapnya datar.

"Aku memercayai potensi terpendamnya, Parvilliun," kata Romy percaya diri.

Aku tak mengerti mereka sedang membahas potensi tentang diriku. Memangnya ada potensi terpendam apa di dalam diriku? Zagan membatin heran.

"Baiklah, ayo sekarang kita ke dalam desa," Romy Raven mengajak Parvilliun dan Zagan. "Bagaimana keadaanmu sekarang, Parvilliun?" tanyanya.

"Aku sudah siap," katanya. "Waspadalah ketika kalian berdua sudah memasuki desa. Sebab aku merasakan Janz sedang mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat ini." Parvilliun menjelaskan.

"Jadi pohon besar itu adalah hasil dari kekuatan, Janz?" Zagan menunjukkan telunjuknya ke arah desa.

"Ya, benar," kata Parvilliun.

"Selama kau masih berada di sisi kami, aku tidak akan takut terhadap Janz, Parvilliun." Romy Raven menyunggingkan senyumnya. "Walau Janz kuat dan amat misterius. Aku yakin kita bisa mengudeta posisinya." Dia menambahkan dengan rasa percaya diri yang kuat.

"Kau memang keren, Master Romy." Zagan mengacungkan jempolnya. "Aku juga yakin, sebab aura Nona Parvilliun menyeruak ke dalam tubuhku untuk menguatkan kepercayaan diriku." Zagan merasa nyaman di dekat Romy Raven dan Parvilliun.

"Baiklah, sekarang kita harus kembali ke dalam desa dan sembari menyusun strategi jika harus berhadapan dengan Janz," ucap Romy Raven.

Mereka semua bangkit dan telah berdiri. Sesaat kemudian mereka berjalan ke arah pintu gerbang selatan desa.

The Secret XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang