Bab 7 : Panggung Eksekusi

98 9 1
                                    

Di tempat panggung eksekusi. Pukul dua belas lewat tujuh menit. Setelah hampir satu hari, akhirnya Szlai si pencuri sadis di bar Quats yang menghiasi headline surat kabar hari ini telah tertangkap. Surat kabar hari ini juga edisi spesial, bahkan dia telah dinyatakan juga sebagai kriminal kelas kakap oleh pihak kerajaan Gourmoudra.

Aksinya pun berakhir di panggung eksekusi sekarang. Terik panas matahari yang membakar kulit pun, menerjang tubuh Szlai yang amat penuh banyak luka. Darah yang berlumuran di tubuhnya itu seketika mengering seperti cat.

Beberapa penduduk desa berdatangan, setelah menerima kabar dari prajurit desa yang telah menyebarluaskan berita, bahwa salah satu dari dua kriminalis kemarin sudah tertangkap, yaitu si perampok sadis di bar Quats.

Burung gagak hitam yang disebarkan oleh pihak prajurit desa Lazuarh di bawah perintah Janz Romy Raven pun, menyatakan hal buruk telah terjadi. Benar, hal buruk yang saat ini menimpa Szlai Szord telah terjadi. Burung gagak hitam pun bisa dikategorikan ke dalam dua hal, seperti; kejadian buruk yang telah berlangsung dan kejadian buruk yang telah usai.

Banyak penduduk desa yang menyaksikan Szlai digantung di tiang panggung eksekusi itu. Dia digantung dalam keadaan terbalik—kaki di atas dan kepala di bawah, dengan keadaan tangan diborgol ke belakang—tak jarang mereka yang datang juga menggunakan payung untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari yang amat panas.

Gumam dan bisik-bisik di antara penduduk desa pun, sebagian terdengar sampai ke telinga para prajurit gabungan tingkat satu sampai tingkat empat yang sedang menjaga tempat panggung eksekusi itu.

Di dalam hutan, tempat berkemah Dacx, Szlai dan Sheena. Di atas sebuah pohon yang paling tinggi di hutan itu.

"Tunggu aku Szlai," Dacx menangis melihat poster buronan Szlai. Dia juga tahu bahwa Szlai telah tertangkap. "Sebisa mungkin aku akan menolongmu. Karena kita hanya tinggal bertiga—dari kejadian kelam itu—yang membuat kita harus hidup seperti ini...."

Di sebuah bangunan, dekat dengan tempat panggung eksekusi.

"Cih," Rouqar meludah. "Haruskah aku menyaksikan hukuman itu lagi? Atau aku akan...," Dia tersenyum, seraya memikirkan sesuatu.

Di tepi sungai.

"Kita harus mencari penduduk desa yang ada di seluruh pelosok seperti tempat ini untuk memastikan mereka akan menyaksikan hukuman bagi si perampok sadis di bar Quats itu," ucap prajurit yang sedang berpatroli, seperti menjalankan sebuah tugas penting dari Janz Romy Raven.

"Benar, benar," kata prajurit patroli lainnya. "Jangan ada yang lolos, agar mereka tahu, bagaimana hidup damai dan tenteram tanpa adanya tindak kriminal di desa ini."

Ada apa ini, tanya Sheena dalam hati, yang sedang bersembunyi di balik sebuah pohon. Sekarang dia sedang mengawasi beberapa prajurit patroli tersebut. Kenapa para prajurit itu mencari para penduduk desa ... memangnya ada apa? Benar-benar desa yang membingungkan—kalau aku ketahuan, pasti aku akan ditangkap oleh mereka, dan pasti aku akan mendapatkan hukuman itu, hukuman yang aku tak tahu—seperti apa yang dikatakan oleh Rouqar.

Di kamar hotel. Di bagian barat desa.

"Tuan putri, sepertinya buronan yang ada di surat kabar hari ini telah menjadi pusat tontonan di panggung eksekusi," ujar Moreau, masih melihat tingkah aneh Putri Clementine sebelum sampai ke desa Lazuarh.

"Hmm...," tuan putri bingung ingin menjawab apa, karena ia masih memikirkan soal pahlawannya. "Apa sudah ada kabar pasti dari Janz Romy soal eksekusi puncaknya?"

"Sepertinya belum ada kabar terbaru soal itu...."

Di rumah sakit desa Lazuarh.

"Jadi perampok bangsat itu sudah tertangkap? Dan sekarang telah mendapatkan hukuman awal tahap penjemuran," ucap pak Zach pemilik bar Quats yang menyimpan rasa dendam terhadap Szlai, atas perbuatannya kemarin. Dia mengetahui kabar itu, karena mendengar perbincangan antara prajurit desa yang memberi kabar terbaru kepada pihak rumah sakit. Perbincangan itu terjadi beberapa saat lalu di depan kamarnya. "Aku juga ingin menyaksikannya dengan mata kepalaku sendiri." Dia menambahkan, seraya mencoba bangkit dari tempat tidurnya.

The Secret XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang