Dua hari setelah kejadian di daerah timur desa. Pada siang hari.
Di tempat pos pusat penjagaan desa. Ruangan Janz."Lapor Janz! Baru saja aku mendapat kabar dari pos penjagaan di dekat pintu gerbang timur desa. Di sana terdapat seorang anak laki-laki yang membuat onar dan dia hampir dihakimi oleh warga desa setempat," ucap seorang prajurit tingkat satu.
"APA!" Janz terkejut, setelah mendengar seorang anak laki-laki yang membuat onar ingin dihakimi oleh warga desa setempat. "Bagaimana situasi di sana saat ini? Dan bagaimana kondisi anak itu?" tambahnya, melontarkan pertanyaan dengan cepat. Pikirnya, apa yang telah dilakukan oleh seorang anak laki-laki itu? Sampai-sampai ia hampir dihakimi oleh warga.
"Hmm ... hmm...," prajurit tingkat satu itu berpikir bagaimana ia harus memberitahu Janz soal anak itu.
"Terlalu lama untuk menjawab," seru Janz, yang langsung bangkit dari duduknya. Ia ingin segera menuju langsung ke tempat lokasi kejadian untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri.
"Janz, Anda ingin ke mana?" tanya prajurit itu.
"Aku ingin memastikannya sendiri kondisi di sana saat ini yang sebenarnya," tegasnya dengan suara lantang.
Kemudian, Janz langsung memakai jubah merahnya yang telah menjadi ciri khasnya, lalu ia meninggalkan ruangannya dan pos pusat penjagaan desa dengan menaiki kuda pribadinya yang berwarna Red Dun.
Ia pun memacu kudanya dengan cepat. Di benaknya, hanya kurang dari tiga hari saja, sudah ada kasus lagi di desa ini dan juga kedua kasus tersebut hampir terjadi di tempat serupa.
Di perjalanan menuju ke tempat lokasi. Tanpa sepengetahuannya, tiga prajurit tingkat satu mengikutinya dari belakang, dan salah satunya adalah, Romy Raven. Banyak penduduk desa di sepanjang jalan yang melihat Janz dan tiga prajurit tingkat satu di belakangnya itu, memacu kudanya sangat cepat.
Beberapa penduduk desa melihat wajah Janz yang agak serius. Di benaknya, mereka berpikir seakan ada kasus besar yang telah terjadi di wilayah desa ini. Setibanya Janz di tempat lokasi. Ia melihat di pos penjagaan tersebut sangat ramai oleh penduduk desa. Mulai dari anak-anak, lansia dan kebanyakan adalah orang dewasa.
Janz pun turun dari kudanya dan bergegas menghampiri kerumunan itu. Para penduduk desa setempat hanya terdiam ketika Janz datang, tanpa mereka ingin menyalurkan kemarahnnya di depan Janz setelah apa yang seorang anak laki-laki tersebut perbuat kepada mereka sebelumnya.
"Zion," ucap Janz, melihat kalau yang sedang bertugas di pos tersebut adalah prajurit tingkat tiga yang ia kenal. "Sebenarnya apa yang telah terjadi tadi di sini?"
Di pos penjagaan itu, ada tiga orang prajurit tingkat tiga yang bertugas, termasuk Zion dan satunya lagi adalah Zagan yang saat itu posisi jabatanya juga sama dengan Zion.
Ia terlihat lebih kalem. Dengan wajah yang belum banyak tersenyum, badannya juga masih kurus seperti Zion, rambutnya pendek berwarna cokelat. Tak seperti sepuluh tahun kemudian, lebih banyak tersenyum menyeringai dengan tingkah laku yang agak santai. Juga dengan badan yang berisi dan berotot, serta rambutnya telah dicukur menjadi plontos, ditambah luka gores di bagian belakang kepalanya.
"Tadi anak itu." Zion menunjukan jarinya ke arah pojok di dalam pos penjagaan. "Dia melakukan pelanggaran hukum yang sangat kelewat batas di usianya yang masih dibawah um-"
"Cukup," sela Janz menggunakan isyarat tangannya. Ia tidak ingin mendengarkan penjelasan Zion lebih panjang lagi. Ia pun langsung ingin melihatnya sendiri keadaan anak itu.
Seorang anak laki-laki berambut panjang menggunakan jubah hitam yang telah usang dengan wajah yang kotor, serta berlumuran darah.
Akan tetapi, mata anak itu menyorot tajam ke arah Janz. Seperti ada sesuatu arti dibalik tatapan tajam anak itu. Ya, dia adalah Rouqar Aucresh yang saat itu usianya tujuh tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret X
FantasySuatu dunia yang mengisahkan banyak rahasia bertebaran di dalamnya, sungguh membuat orang-orang di dunia itu ingin mencari tahu semua tentang rahasia tersebut. Rahasia itu terdapat dari orang, benda, tempat, dll. Hanya ada segelintir orang yang hamp...