Kita kembali ke sepuluh tahun yang lalu. Di tempat tepi sungai.
"Aku akan mulai melaksanakan beberapa pertanyaan untukmu," ucap Janz dengan tatapan mata yang tajam.
Rouqar hanya diam. Ia justru menatap Janz dengan tatapan mata yang tajam juga.
"Bagaimana kau bisa sampai ke desa ini?"
Rouqar tak menjawab dan masih menatapnya sama.
"Huuh, kenapa kau hanya menatapku dengan sorot mata tajammu itu," kata Janz mendengus. "Makan sudah, masa kau tidak mau hanya menjawab pertanyaanku saja. Apa maumu anak kecil?" tambahnya bertanya, dan juga sedikit dibuat kesal dengan tabiat Rouqar.
"Kau kan wizard, kenapa tak menunjukan aksimu di depanku," ucap Rouqar sedikit tersenyum.
"Tunggu, aku seorang wizard bukan seorang pesulap tahu!" pekik Janz mulai jengkel. "Sebenarnya darimana kau tahu kalau aku ini seorang wizard?"
Rouqar hanya tertawa, dan tidak mengindahkan perkataan Janz. Ia malah berkata, "Ayolah, tunjukan beberapa aksimu saja." Rouqar meminta, ia tak lagi menatap Janz dengan sorot mata yang tajam.
Melainkan dengan raut wajah seperti anak-anak biasa, tanpa ada masalah sedikit pun pada dirinya. Padahal beberapa waktu lalu, dirinya mendapatkan perlakuan tak sepantasnya dari penduduk desa.
Janz yang melihat ada sedikit kebahagiaan tampak di raut wajah Rouqar, mencoba tenang. Ia tidak mencoba untuk bertanya lagi, soal bagaimana Rouqar tahu kalau dia itu seorang wizard. "Bagaimana kalau aku tunjukan sedikit aksiku padamu. Namun, sebagai gantinya kau harus menjawab pertanyaan dariku." Ia mencoba memaksakan tersenyum simpul kepada Rouqar, untuk membuatnya menjawab pertanyaannya.
"Tentu," kata Rouqar cepat seraya tersenyum lebar. Seakan senang bila Janz menunjukkan aksi di depannya, entah berupa aksi apa yang akan ditunjukkannya.
"Tap," Janz menggerakan tangan kirinya, hingga Kuda Red Dun miliknya tiba-tiba melayang ke udara seraya meringkik-ringkik.
"Haha, keren!" seru Rouqar seraya tertawa, seolah baru pertama kali melihat seekor Kuda melayang-layang di udara. "Aksi yang lain dong." Dia menambahkan.
"Dasar anak ini," gumam Janz, ia sedikit geram pada Rouqar dalam hati. "Oke." Dia menambahkan, menuruti permintaan Rouqar, kendati dirinya agak merasa kesal dibuatnya.
Kemudian, kuda miliknya dibuat sampai berlari-lari dan berputar-putar di udara seperti Pegasus, hingga beberapa saat, lalu....
"Sudah cukup," katanya gusar. "Revert," tambahnya, kudanya pun langsung mendarat kembali seperti semula.
"Wah, sudahan, cepat sekali pertunjukannya," kata Rouqar, raut wajah senangnya berubah menjadi masam.
"Hei, anak kecil, aku tak punya banyak waktu. Aku masih punya banyak tugas yang harus kukerjakan," ujar Janz. "Kau harus membantuku—nah sekarang maukah kau menjawab beberapa pertanyaanku?" tambahnya meminta Rouqar untuk menjawab pertanyaannya, dengan memaksakan wajahnya tersenyum simpul lagi.
"Oke," ujar Rouqar cepat, seraya tersenyum.
Janz pun dibuat terkejut oleh Rouqar. Pikir Janz, Rouqar akan membantah permintaannya lagi untuk menjawab pertanyaannya. Karena barusan ia menghentikan pertunjukkannya sepihak, yang diminta oleh Rouqar.
Anak ini—pikirannya sulit untuk diterka—kukira dia akan marah ... huh, agak merepotkan, ucap Janz dalam hati. "Oke, kau harus menjawab pertanyaanku tadi. Bagaimana kau bisa sampai ke desa ini?"
"Hmm ... aku tak tahu kenapa dan bagaimana ... tiba-tiba saja aku telah terbangun berada di sebuah hutan—dengan pohon yang besar-besar dan tinggi-tinggi—kalau tak salah, aku terbangun di sebuah hutan dekat pantai yang sangat luas," ujarnya, masih mengingat beberapa kejadian di memori otaknya. Bagaimana kejadian yang telah dialaminya, sebelum ia bisa sampai ke desa Lazuarh.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret X
FantasySuatu dunia yang mengisahkan banyak rahasia bertebaran di dalamnya, sungguh membuat orang-orang di dunia itu ingin mencari tahu semua tentang rahasia tersebut. Rahasia itu terdapat dari orang, benda, tempat, dll. Hanya ada segelintir orang yang hamp...