Di tempat pos pusat penjagaan desa. Ruangan Janz. Sekitar tiga puluh menit setelah kejadian penyanderaan di daerah timur desa.
"Lapor Janz," ucap seorang prajurit tingkat tiga memberi hormat.
Saat itu, prajurit yang melapor adalah Zion yang masih menduduki jabatan sebagai prajurit tingkat tiga. Ia masih muda dengan potongan rambut panjang sebahu berwarna hitam kelam, terlihat lugu dan masih polos. Juga dengan baju zirah yang ia kenakan agak kebesaran.
Tidak seperti sepuluh tahun kemudian. Badannya tegap dan berotot, rambutnya sudah pendek berwarna hitam kelam dan baju zirah yang dikenakannya tampak ketat, memperlihatkan bentuk otot-otot tubuhnya.
"Iya, ada laporan apa prajurit tingkat tiga?" tanya Janz.
Janz yang bertugas saat itu memakai jubah merah sebagai ciri khas dalam berpakaiannya. Badannya tegap dan berotot serta sebilah pedang yang terdapat di bagian kiri pinggangnya dengan sarung pedang bermotif burung phoenix, berwarna merah api.
Dia berambut hitam pendek dan berewokan tipis pada bagian kumis, janggut dan cambangnya. Wajah yang tampan dan aura karismatik, melengkapi keistimewaan dalam dirinya. Perwatakan yang ia punyai, memang cukup untuk dirinya berada pada posisi Janz sekarang ini.
"Pada beberapa saat yang lalu di bagian timur desa kita, terdapat seorang penjahat yang nekat menyandera seorang warga perempuan. Saya mendapat laporan dari warga yang menyaksikan aksi kejahatan pelaku beberapa saat kemudian, setelah melapor ke pos penjagaan desa yang tak jauh dari tempat kejadian. Karena saya saat itu sedang bertugas di pos penjagaan tersebut. Ketika saya tiba di lokasi kejadian, saya terkejut melihat penjahat itu sudah dalam keadaan berlutut dengan kedua bagian tangan dan kakinya berlubang seperti terkena tembakan yang amat dahsyat," jelas Zion dalam memberikan keterangannya. "Anehnya, semua warga di situ tak ada yang mengetahui siapa yang melakukan itu pada si penjahat, terutama asal dari tembakannya—dan sekarang penjahat tersebut telah berada di ruang interogasi, Janz."
"Oh, rupanya, ada tindak kejahatan di pagi hari seindah ini, ya. Berita ini agak merusak fajar yang sedang terbit. Terima kasih telah melaporkan berita tersebut, ya, prajurit tingkat tiga, Zion," ucap Janz itu seraya tersenyum ke arah Zion.
"Eh, b-b-bagaimana Anda bisa mengetahui nama prajurit tingkat tiga sepertiku, Janz?" celetuk Zion terlihat terharu pada perkataan Janz barusan.
Memang pada dasarnya Janz itu hanya mengenal nama-nama prajurit tingkat satu dan spesial prajurit saja. Karena mereka lebih banyak mendapatkan tugas oleh seorang Janz secara langsung. Namun, entah mengapa Janz yang satu ini bisa mengetahui nama dari seorang prajurit tingkat tiga seperti Zion.
Dan juga, tidak biasanya prajurit tingkat tiga yang melaporkan suatu kasus kepada Janz. Biasanya ini adalah tugas seorang prajurit tingkat satu.
"Kau tak perlu tahu dari mana aku bisa mengetahui namamu," ucapnya singkat. "Baiklah aku akan segera menuju ke ruang interogasi untuk menemui penjahat itu, Zion." Janz menambahkan, lalu ia pun berdiri dari kursinya.
Sementara Zion sedang memberi hormat dan terpaku seakan apa yang didengarnya barusan sungguh membuat diri Janz berkesan pada dirinya. Di benaknya, apapun alasan Janz bisa mengenal dirinya yang masih prajurit tingkat tiga itu. Sangat membuat dirinya senang yang bukan main.
Janz yang satu ini sangat berbeda dengan Janz sebelumnya, yang pernah Zion ketahui selama dirinya baru menjadi prajurit lima tahun belakangan ini di desa Lazuarh. Janz ini baru menjabat selama dua tahun di desa Lazuarh.
Karena Janz sebelumnya telah dipecat akibat skandal seks dengan seorang PSK di suatu kota, di mana kota tersebut adalah tempat pertemuan bagi para Janz dari berbagai desa dan kota yang mencakup seluruh wilayah daerah kekuasaan kerajaan Gourmoudra.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret X
FantasíaSuatu dunia yang mengisahkan banyak rahasia bertebaran di dalamnya, sungguh membuat orang-orang di dunia itu ingin mencari tahu semua tentang rahasia tersebut. Rahasia itu terdapat dari orang, benda, tempat, dll. Hanya ada segelintir orang yang hamp...