Bab 32 : Janz Vs Parvilliun

26 3 0
                                    

Suasana sore hari ini, tiba-tiba saja menjadi mendung. Awan hitam di atas desa Lazuarh semakin tebal. Pertarungan orang berjubah merah yang ternyata adalah Janz desa Lazuarh dengan Parvilliun dari Guild Raven masih berlangsung di depan pintu gerbang timur desa Lazuarh.

Parvilliun adalah seorang wanita, dia mengenakan jubah hitam panjang sampai menjutai ke tanah. Parasnya amat rupawan dengan kulit putih mulus yang menyempurnakan kecantikannya.

Di bawah mata kirinya terdapat tato bintang, berjumlah lima buah, berwarna merah dan bergaris hitam. Irisnya berwarna biru, menambah keindahan matanya saat memandang.

Rambutnya panjang tergerai berwarna pirang, dadanya besar membusung ke depan. Keseksian Parvilliun menambah lengkap kesempurnaan tubuhnya yang didambakan setiap wanita.

Sekarang mereka berdua masih dalam pertarungan, meski Janz sudah terluka terlebih dahulu. Walau begitu, Parvilliun tetap siaga kalau-kalau Janz akan serius dalam pertarungan ini.

Janz melepas jubahnya, melemparkannya ke udara, dia berdiri tegap, dan tidak lagi memegangi lukanya. Sedetik kemudian dia berlari cepat ke arah Parvilliun.

Parvilliun yang melihat langsung memasang kuda-kuda. Dia mengepal kedua tangannya, bersiap melawan Janz yang semakin mendekatinya.

"Mari kita mulai pertarungan ini dengan serius, Nona!" Janz berseru ketika beberapa senti lagi dia akan melayangkan tinjunya.

Tap!

Parvilliun menangkis pukulan Janz, lalu dia melayangkan pukulan balasan ke arah wajah Janz.

Janz menepisnya dan melakukan pukulan ke arah tulang rusuk sebelah kanan Parvilliun. Parvilliun yang mengetahui serangan Janz kemudian menyiku tangannya.

Tangan Janz terkena siku Parvilliun, sebelum dia mengenai tulang rusuknya, lalu Parvilliun menggerakkan sikunya ke arah kepala Janz. Namun, Janz menahan dengan kedua telapak tangannya dengan cepat.

Janz terpental seketika itu. Parvilliun pun maju dan menendang pesat ke arah wajah Janz. Janz pun menghindarinya dengan membalikkan dirinya ke samping kanan, lalu Janz memelesatkan sikunya ke arah tulang rusuk kiri Pavilliun.

Parvilliun yang masih menggerakkan kakinya pun tak bisa mengelak, tetapi siku Janz tak mengenai wajahnya, melainkan mengenai dadanya yang besar tersebut.

Sehingga sekarang Parvilliun terpental. "Aw, payudaraku," geramnya seraya memegang dadanya yang disiku oleh Janz. "Apa kau berniat mesum denganku?" Dia menggerutu dan menampakkan pandangan sinis kepada Janz.

"Mesum? Haha." Janz hanya tertawa. "Dadamu menjadi beban dalam pertarungan ini, sehingga kau tak dapat bertarung lebih leluasa dalam jarak seperti ini, menggunakan seni bela diri." Janz menambahkan sembari mengetahui sedikit kelemahan Parvilliun.

Parvilliun mulai menyadari hal itu, karena dadanya yang besar akan menghambat dalam pertarungan jarak dekat. Makanya dia selalu memilih bertarung dengan jarak jauh menggunakan sihirnya.

Sekarang jarak Parvilliun dengan Janz hanya berjarak beberapa meter saja. Awan hitam semakin pekat berada di atas mereka dan desa Lazuarh.

Sekarang aku sudah mengetahui kelemahannya. Janz membatin sambil tersenyum.

Parvilliun mengkhawatirkan dirinya, karena Janz sepertinya telah mengetahui kelemahannya. Dia sadar akan hal itu, sekarang dia tak akan membiarkan Janz mendekatinya lagi seperti tadi. Karena bila hal itu terjadi, maka itu akan mengacam dirinya dari kekalahan.

Parvilliun menengadah ke langit, merentangkan kedua tangannya lalu memejamkan kedua matanya. "Langit, udara, api, tanah, cahaya, kegelapan," gumamnya merapal suatu mantra sihir. "Bersatulah menjadi sebuah kekuatan yang maha dahsyat."

The Secret XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang