"Sudah satu hari Paman tidak menghampiriku, aku jadi harus memakan buah-buahan di dalam hutan ini." Rouqar bergumam, saat ia sedang berbaring di rerumputan seraya memandang hamparan langit biru yang luas.
Pagi ini Rouqar bangun lebih cepat. Dia tidak bisa kembali ke dalam desa Lazuarh karena keberadaanya tidak diterima di sana. Kemarin dia berpikir bahwa paman berjubah merah tidak mengunjunginya karena mungkin ada sesuatu kerjaan yang amat sibuk.
Biasanya paman berjubah merah akan mendatangi Rouqar dengan membawa segala macam makanan dan minuman. Rouqar menanti kedatangannya selama seharian kemarin, tetapi paman berjubah merah tak kunjung juga tiba.
Akhirnya Rouqar memilih berburu makanan apa pun yang ditemukannya di dalam hutan timur desa Lazuarh, demi bisa bertahan hidup seperti di hutan Galdmoudra dulu.
Rouqar ingin memburu beberapa hewan yang ditemukannya seperti kelinci, rusa, domba dan kambing. Namun, dia baru sadar kalau ia tidak memiliki pemantik api untuk memanggangnya.
Pikirnya, apa yang nanti dia lakukan akan menjadi sia-sia seperti halnya yang pernah dia lakukan di hutan Galdmoudra dahulu. Makanya Rouqar pun jadi beralih berburu dengan mencari buah-buahan segar.
"Apa hari ini Paman berjubah merah tidak akan mengunjungiku lagi, ya? Jika iya, apa yang mesti kulakukan? Apa aku harus memakan buah-buahan lagi selama seharian ini, atau...."
* * *
Pagi ini di desa Lazuarh, para prajurit desa sedang mengantre di depan ruangan Janz untuk mengambil surat ujian kenaikan tingkat prajurit.
Janz pasti akan disibukan selama seharian ini, tetapi ada beberapa prajurit spesial dan prajurit tingkat satu yang akan membantunya dalam mengurus surat untuk para prajurit.
Gilder Hack salah satunya, sebab ia adalah salah satu prajurit kepercayaan Janz. Dia bekerja di ruangan dan lantai berbeda dengan Janz di dalam pos pusat penjagaan desa Lazuarh.
Janz mengurus surat ujian kenaikan pangkat untuk prajurit tingkat tiga. "Silakan." Dia berseru memanggil prajurit selanjutnya untuk mengambil suratnya.
Zalden, teman Zion dan Zagan yang memasuki ruangan Janz sekarang. "Kemarin itu kita satu meja saat sarapan kan?" Janz bertanya, ketika Zalden terlihat antusias di hadapannya.
"Iya, Janz, betul," katanya.
"Apa kau siap menerima suratmu?" ucap Janz tersenyum.
"Tentunya."
Janz langsung memberi surat kepada Zalden, tetapi ia membisikkan sesuatu kepadanya.
"Apa kau serius, Janz?" Zalden bertanya seraya membelalak tak percaya.
"Kau bisa kan?" tegas Janz dengan raut wajah serius.
"I-i-ya, Janz."
"Terima kasih, Zalden." Janz tersenyum ketika Zalden dapat menyanggupinya.
Zalden berpaling dan tersenyum, dia tahu bahwa sekarang ada dua prajurit tingkat tiga yang dikenal oleh Janz, yaitu dirinya dan Zion. Akhirnya dia keluar dari ruangan Janz, ia melihat puluhan prajurit tingkat tiga yang sedang mengantre.
Matanya mengerling mencari eksistensi kedua temannya, tetapi ia tak dapat menemukan kedua temannya. Wajahnya sedikit muram, ia juga belum sempat melihat suratnya itu, yang iya tahu adalah dirinya hanya mendapat pesan dari Janz.
Zalden pun sambil lalu melewati antrean prajurit tingkat tiga tersebut. Dia tak menghiraukan para rekannya itu. Walau tak semua dapat dikenalinya, tetapi beberapa prajurit tingkat tiga lainnya bisa ia ketahui.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret X
FantasySuatu dunia yang mengisahkan banyak rahasia bertebaran di dalamnya, sungguh membuat orang-orang di dunia itu ingin mencari tahu semua tentang rahasia tersebut. Rahasia itu terdapat dari orang, benda, tempat, dll. Hanya ada segelintir orang yang hamp...