Bab 45 : Parvilliun Dan Romy Raven

22 2 0
                                    

Di dekat pos pusat penjagaan desa. Zagan berlari mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh Janz, tetapi—Janz sudah mengetahuinya—Zagan berlari sembari terus memperhatikan Janz yang berdiri tegak di depan pohon kenyamanan. Zagan berpikir Janz melakukan apa? Tetapi Zagan langsung memikirkan dua perintah terhadapnya. Mengambil seluruh rekaman di ruang kontrol dan membebaskan Kentoos dari sel penjara di ruang bawah tanah pos pusat penjagaan desa.

Zagan berlari dan bersembunyi di setiap tempat yang memungkinkan tidak terlihat dan dapat diawasi oleh Janz. Zagan berlari ke serong kiri arah barat laut ke bagian belakang pos pusat penjagaan desa. Dia melihat sebuah pintu di wilayah tersebut yang tertutup amat rapat.

Zagan memutar otak untuk menemukan ide terbaik agar bisa memasuki pos pusat penjagaan desa melalui pintu itu. Pintunya tertutup sangat rapat, jeruji besi besar menjadi rintangan untuknya.

Dia tidak mungkin bisa memasukinya begitu saja, jeruji besi itu sangat kuat seperti baja berlapis-lapis. Tak mungkin bisa dihancurkan dengan mudah, kecuali terhadap orang-orang yang berkemampuan tinggi.

Zagan melihat ke sekeliling dan ke atas dinding bangunan pos pusat penjagaan desa, dia dapat melihat suatu jendela kaca yang tertutup. "Ah, itu dia pintu masuknya." Dia berpikir memanjat sampai ke situ dan memecahkan kacanya akan bisa memasuki pos pusat penjagaan desa. Namun, jarak jendela itu dengan dirinya sekarang kira-kira enam belas meter.

Tak ada lagi cara selain memanjat dinding bangunan tersebut. Walau basah dan licin, ia yakin akan bisa mendakinya hingga ke jendela itu. Tak ada pikiran negatif yang dipikirkannya sekarang. Jatuh, terpeleset, dsb. Dia jauhkan dari pikirannya saat ini.

Sekarang di benaknya adalah, sampai dan bisa memasukinya, serta menjalankan kedua misi yang diberikan kepadanya. Perlahan ia maju sampai ke dinding di samping jeruji besi besar itu, pintu gerbangnya pun mengatup.

Zagan memajukan tangannya, jemari kasarnya sekarang meraba batu bata dinding pos pusat penjagaan desa yang basah dan licin. Dia menelan ludah seraya memejamkan kedua matanya dan berdoa agar sampai hingga ke atas dengan selamat.

Zagan menghela napas dan menghembuskannya secara perlahan hingga diulanginya beberapa kali. Ketika sudah siap, tangan satunya maju lebih tinggi memegang batu bata daripada tangan satunya. Akhirnya kedua tangannya sudah memegang erat batu bata - batu bata tersebut.

Kaki kanannya sekarang menginjak sebuah bata dengan kukuh, sebelum akhirnya kaki kirinya juga mengikuti. Sekarang dia sudah berada di dinding dan tangan kanannya kini mulai mendaki bata beberapa langkah dari bata yang sebelumnya.

Hujan lebat menjadi penghambat baginya, tetapi ia tetap yakin bisa memanjatnya tanpa kendala yang sulit. Perlahan-lahan ia mulai menaiki dan sudah satu setengah meter dari permukaan. Kini ia terus melihat bata-bata yang ia pikir kukuh sebagai pegangan dan pijakan.

Sejauh Zagan memanjat dinding, belum ada kejadian yang membuatnya menjadi sulit. Pikiran di benaknnya terus fokus terhadap hal positif. Padahal sebenarnya ia adalah pribadi yang agak cerewet.

Prangg!!

Selang beberapa waktu kemudian, akhirnya Zagan berhasil memecahkan kaca jendelannya. Dia pun bergegas masuk dan tersungkur untuk beberapa saat.

Zagan terbaring bersama pecahan kaca yang baru saja dipecahkannya. Badannya tak ada  yang terluka, namun telapak tangannya terluka cukup parah karena terkena serpihan kaca yang menancap.

"Heahaha, akhirnya usahaku membuahkan hasil," dia melihat kedua telapak tangannya. "Ya, walau terlihat hancur, tak apa-apalah. Sepertinya wilayah dalam pos ini akan menjadi daerah kekuasaanku untuk sementara." Zagan tersenyum, tetapi ia masih terbaring untuk mengistirahatkan dirinya sejenak. "Sebelum menjalankan misi dari Master Romy Raven, ada baiknya aku beristirahat dulu di sini."

The Secret XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang