Bab 15 : Tempat Berarti

67 6 0
                                    

Saat ini, di tempat hutan timur. Rouqar telah tiba, ia pun terus memacu kudanya, sebentar lagi, tepi sungai hutan timur akan terlihat.

Melewati sebagian hutan ini, hingga sampai ke tepi sungai, agak membuatku sedikit bernostalgia. Rouqar membatin.

Ringkik kuda!

Kuda Putri Clementine Lavergne yang ia tunggangi mendompak, tepat ketika ia sampai di tepi sungai hutan timur satunya.

"Pohon di seberang tepi sungai sana, benar-benar membuatku memikirkannya," gumamnya seraya tersenyum, saat melihat ke seberang tepi sungai di sisi lain. "Aku harus melewati sungai ini, hingga ke seberang tepi itu." Rouqar telah sampai di sisi tepi sungai sekarang.

sebentar lagi Rouqar akan menyeberangi sungai hutan timur ini, hingga ke tepi sungai satunya-di mana terdapat pohon yang pertama kali menjadi saksi tempat pertemuan pertamanya dengan Sheena-ia sedang mencari cara bagaimana untuk menyeberangi sungai tersebut, yang alirannya tak terlalu deras dan seraya berpikir di atas kudannya.

"Mungkin melompati sungai ini adalah cara yang keren. Daripada harus berenang atau menunggangi kuda ini menyeberangi sungai, hingga ke tepi sungai satunya," ucapnya santai, tanpa memikirkan risikonya, apabila kudanya tak sanggup melompati sungai hutan timur ini yang lebarnya kira-kira delapan belas sampai dua puluh meter.

Rouqar pun berpaling ke belakang, dan memacu kudanya untuk mengambil ancang-ancang supaya bisa melompati sungainya.

Ringkik kuda!

Rouqar berhenti, kira-kira berjarak lima puluh meter dari tempat sungai berada. Memandangnya dari kejauhan. Berpikir sekali lagi sejenak kemudian menghela napas dan...

"Akhirnya kau kutemukan juga jubah merah!" teriak suara seseorang dari belakang Rouqar. Kontan Rouqar langsung berpaling ke arah suara tersebut.

"Eh-kau kan perempuan yang tadi memukulku di hutan selatan," ujar Rouqar cepat, mengetahui kalau perempuan yang dimaksudnya adalah Moreau. Prajurit pribadi Tuan Putri Clementine Lavergne. "Wah-wah, harus cepat nih. Heahh!" tambahnya, menguatkan pegangan pada tali kudanya lalu menghentakkan kakinya ke badan kudanya kemudian Rouqar memacu kudanya tanpa berpikir cara lain untuk menyeberangi sungai hutan timur ini, selain benar-benar harus melompatinya.

Sementara hanya beberapa meter saja, Moreau telah berada di belakang Rouqar, yang juga sedang memacu kudannya dengan cepat untuk menangkapnya dari belakang dengan cara melukainya dengan pedangnya yang telah ia pegang sedari memasuki wilayah hutan timur ini.

Kira-kira tiga puluh lima meter lagi, Rouqar akan melompati sungainya. "Kenapa kau mengikutiku?" tanya Rouqar menoleh ke belakang sejenak.

"Aku punya sesuatu hal "penting" yang harus dibicarakan denganmu sekarang juga!" jawabnya dengan wajah serius.

Rouqar yang melihat wajah Moreau amat serius dengan perkataanya barusan, tak mengurungkan niatnya sekali lagi untuk benar-benar melompati sungai hutan timur ini.

"Oh-begitu rupanya, alasanmu mengejarku sampai sejauh ini," ucap Rouqar, masih menghadap ke arah Moreau. "Kau lihat? Di depan sana ada sungai." Rouqar menunjukkan jarinya ke arah sungai tersebut, dengan posisi wajah masih menoleh ke arah Moreau, seraya tersenyum. "Kalau kau bisa mengejarku sampai ke seberang tepi sungai itu, mungkin aku akan menuruti permintaanmu. Namun, jika kau tak bisa sampai di seberang sana, jangan harap permintaanmu kuturuti." Dia menambahkan, lalu ia berpaling ke depan lagi.

Kira-kira lima belas meter lagi untuk melompati sungainya. Sial, saking fokusnya ingin menangkapnya dari belakang dengan pedang ini untuk melukainya. Sampai-sampai aku tak menyadari, kalau ada sungai di hutan ini, ucap Moreau dalam hati, hingga wajahnya berubah menjadi panik.

Sepuluh meter lagi untuk melompati sungainya. "Bagaimana, apa kau bisa?" kata Rouqar cepat, seraya menoleh ke arah Moreau.

"Kau! Bagaimana maksud ucapanmu tadi itu? Harus sampai di seberang hutan sana! Sedangkan kau dan aku saja, saat ini berada di sisi seberang sini!" teriak Moreau geram, tak mengerti maksud ucapan Rouqar tadi.

"Bila kau menyerap perkataanku tadi dengan baik, kau pasti akan mengerti, perempuan...," kata Rouqar, menoleh ke depan, ke arah sungai. Bersiap mengambil ancang-ancang untuk melompatinya.

Kira-kira lima meter lagi sampai di tepi sungai sisi ini. Sedangkan Moreau hanya berjarak lima setengah meter dengan kuda Rouqar saat ini.

"Mungkinkah maksudnya adalah...," Moreau dengan cepat menarik tali kudanya untuk menghentikan lajunya, yang saat ini sedang berpacu amat kencang.

"Good bye ... heahh!" seru Rouqar, tepat di jarak satu setengah meter lagi dengan tepi sungainnya, dan ia menarik tali kudannya. Sehingga kuda putih milik Putri Clementine Lavergne berhasil melompati sungai hutan timur ini. Bak seorang pangeran terbang dengan Pegasus.

Sementara Moreau sedang berusaha keras menghentikan laju kudanya yang cepat sebisa mungkin, agar tidak jatuh ke dalam sungai.

Tap! Ringkik kuda!

Akhirnya, Rouqar dan kudanya berhasil melompati sungai hutan timur tersebut, hingga sampai ke seberang-di mana, tepi sungai ini terdapat banyak kenangan baginya-cara yang terbilang ekstrem untuk ia lakukan, akhirnya sukses.

Rouqar pun berpaling ke belakang melihat bagaimana keadaan Moreau saat ini. Hanya beberapa senti saja kaki kuda depan Moreau hampir tercebur ke sungai, untungnya ia dapat menghentikannya tepat waktu, hingga ia tak jatuh ke sungai bersama kudanya.

"DASAR KAU JUBAH MERAH SIALAN!" pekik Moreau keras, sembari napasnya sampai terengah-engah.

"Wow, kukira kau akan jatuh ke dalam sungai, karena nekat menghentikan kudamu yang melaju cepat dengan jarak beberapa meter saja dari sungai ini. Ternyata tidak, ya. Sayang sekali." Rouqar mengejeknya.

"Apa maksud ucapanmu barusan jubah merah!" pekik Moreau lagi, dengan napasnya yang masih tersengal-sengal.

"Sepertinya kau mudah sekali emosi, ya," ucap Rouqar cepat. "Aku tak bermaksud apa-apa pada ucapanku barusan, jadi permintaanmu itu tak bisa kuturuti, sebab kau tak bisa sampai di sini. Kalau pun kau akan sampai di tepi sungai ini, aku pasti telah pergi lagi," lanjutnya, seraya tersenyum. "Baiklah, aku masih ada urusan. Jadi aku harus segera pergi dari sini, sampai jumpa." Rouqar tersenyum sembari melambaikan tangan kepada Moreau.

Rouqar lalu berpaling dari Moreau dan langsung memacu kudanya. Sesaat ia berpaling ke sebuah pohon tempat ia pernah diikat oleh Janz pada sepuluh tahun lalu.

Ia mengingat beberapa kenangan di pohon itu sesaat, lalu berpaling ke belakang. Tepat ke tepi sungai yang penuh kenangan baginya juga. Sampai akhirnya ia menoleh ke depan, dan meninggalkan tempat yang amat berarti baginya ini.

"Maafkan aku tuan putri," gumam Moreau, seraya menepuk jidatnya. "Aku telah kehilangan kesempatan langkah ini, untuk menangkap si jubah merah itu." Dia menambahkan, merasa menyesal tak bisa menangkap Rouqar.

Sebentar lagi, sebentar lagi aku akan tiba di wilayah timur desa. Melalui jalan rahasia yang telah kubuat sendiri, tanpa perlu melewati pintu gerbang timur desa. Rouqar membatin, ia masih menelusuri sebagian wilayah hutan timur ini.

The Secret XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang