Di dalam hutan selatan di luar desa Lazuarh.
"Huh, huh." Rouqar lelah memacu kudanya sampai sejauh ini. Ia berhenti sejenak dan berpaling ke belakang tidak melihat satu pun prajurit yang mengejarnya, "Yeah!" teriaknya. "Sepertinya mereka sudah kehilangan jejakku." Dia menambahkan seraya merenggangkan kedua tangannya dan menengadah ke bulan yang menyinari malam berawan pekat.
Bughhh!!
Tanpa disadari, Rouqar tertinju dari sebelah kiri, sampai ia tersungkur ke tanah, hingga kudanya mendomplang berdiri.
* * *
Beberapa saat yang lalu, detik-detik insiden pemberontakan di tempat panggung eksekusi. Di dekat tuan putri dan Moreau duduk.
"HENTIKAN EKSEKUSI ITU!" teriak kencang suara seseorang yang dapat didengar oleh semua orang yang berada di tempat panggung eksekusi.
Sudah kuduga, pasti perampok sial itu mempunyai teman yang masih berada di sekitar desa, ucap Zion dalam hati. Ia sedang duduk di atas kudanya tak jauh dari tempat tuan putri dan Moreau duduk. "Aku harus bergegas mengambil—revolver itu—untuk melumpuhkannya." Ia ingin menumbangkan—orang yang memakai jubah hitam yang sedang berdiri angkuh di atap pos pusat penjagaan desa, dengan sebuah revolver—lalu ia bergegas memacu kudanya tanpa memikirkan keselamatan tuan putri. Pikirnya, Moreau pasti bisa menjaganya.
Hoah, ucap Zagan dalam hati, ketika melihat seseorang berjubah hitam muncul secara tiba-tiba dengan suara teriakkannya yang amat keras, hingga membuat kupingnya sedikit terganggu. "Maju atau mundur—aura kedatangannya—sepertinya sangat mengganggu." Ia bergumam pelan dengan senyum ciri khasnya.
"Spesial prajurit! Serang orang berjubah hitam itu!" perintah Janz Romy.
"Kyahhhh!"
"Whoaaaa!"
"Aaaaaaaa!"
Suara teriakan sebagian penduduk desa timbul, ketika mendengar suara tembakan prajurit spesial yang menggunakan revolver mulai menembaki orang berjubah hitam yang masih ada di atas bangunan itu. Mereka berhamburan melarikan diri dari tempat panggung eksekusi untuk menyelamatkan dirinya masing-masing dan berlindung di tempat yang aman.
"Minggir-minggir!" teriak spesial prajurit yang membawa meriam, tiba-tiba ia muncul. "Aku sudah mengantisipasi hal ini, jadi rasakan ini Black Robe!"
Jedummm!! Dorrr!! Dorrr!! Dorrr!! Sleppp!! Sleppp!! Sleppp!!
Spesial prajurit yang menembak dengan meriam itu, juga diikuti spesial prajurit lainnya, di tempatnya masing-masing menembakinya dengan revolver dan panah. Tepat ke arah orang berjubah hitam misterius tersebut.
Doommmm!!
"Yeah! Kena kau!" seru prajurit yang menembakan meriam.
Kepulan asap putih di atap bangungan pos pusat penjagaan desa, memastikan kalau dia terkena. Tetapi, beberapa saat setelah kepulan asap putih itu menghilang, hanya jubahnya saja yang terkena.
"Di mana dia?" tanya spesial prajurit lain.
"Cepat amankan penduduk desa! Prajurit tingkat empat, tiga dan dua!" seru Janz Romy cepat, tidak ingin adanya korban yang berjatuhan. Kalau-kalau orang berjubah hitam itu juga mengincar penduduk desa. "Prajurit tingkat satu! Berjaga-jaga di tempat kalian, dan spesial prajurit! Terus bidik senjata kalian untuk berjaga-jaga! Sampai kita tahu di mana dia akan muncul!"
Jlebbb!! Jlebbb!!
"Arghh!" teriak prajurit tingkat satu, tertikam sesuatu.
"S-s-sejak k-kapan k-kau a-ada d-di b-b-belakangku?" gumam prajurit tingkat satu lainnya, yang tertusuk di bagian jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret X
FantasySuatu dunia yang mengisahkan banyak rahasia bertebaran di dalamnya, sungguh membuat orang-orang di dunia itu ingin mencari tahu semua tentang rahasia tersebut. Rahasia itu terdapat dari orang, benda, tempat, dll. Hanya ada segelintir orang yang hamp...