Fajar menyonsong dan awan kehitam-hitaman mulai bergeser digantikan warna jingga . Armada Raja Durnst telah siap untuk berangkat ke desa Lazuarh. Seluruh prajurit, kereta kuda dan kavaleri sudah berbaris di halaman istana kerajaan Gourmoudra.
Sang Jenderal berjalan dari suatu ruangan ke ruang Raja Durnst. Setibanya di depan pintu Raja Durnst, ia mengetuk pintu, "Silakan masuk," suara raja memberikan perintah kemudian ia pun membuka pintu tersebut.
"Ah, jenderal," ujar raja dengan wajah yang terlihat lebih baik daripada sebelumnya. "Apakah seluruh armada telah siap?"
"Sudah, raja," kata jenderal seraya memberi hormat. "Aku dengar kau mengirim seseorang untuk mengecek desa Lazuarh beberapa hari lalu, apakah sudah ada kabar darinya?"
"Kautahu dari mana soal itu, jenderal?" Mata raja memicing ke arahnya.
"Sebab beberapa prajurit kerajaan menghilang dan aku mendengar rumor di istana bahwa kau telah memperbolehkan orang itu membawa prajurit sesuka hatinya." Seperti biasa, Sang Jenderal tak berani menatap mata rajanya.
"Ya, memang benar aku mengirim seseorang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi di desa Lazuarh. Namun, sampai hari ini tidak ada kabar darinya." Raja tak merasa khawatir dengan keputusan sepihaknya itu.
"Seperti dahulu, kala kau mengirim Janz desa Lazuarh yang sekarang untuk menolong jenderal terdahulu saat mencoba membantu mencari prajurit-prajurit yang menghilang di hutan barat desa Lazuarh, ya?" Jenderal memberanikan diri untuk mengusik hal yang sudah lampau itu kembali. "Apa orang yang kauperintahkan itu atas dasar rekomendasi dari pihak Gour X Team?" Sang Jenderal benar-benar berani sekarang.
"Sudahlah, jenderal," Raja Durnst memalingkan padangannya itu. "Pikiranku saat ini sudah terlalu rumit, apalagi pertanyaanmu itu semakin menambahku menjadi pusing." Dia berujar untuk mengelak dari pertanyaan jenderal.
Jenderal sudah mengerti, "Kapan kita akan berangkat, raja?" Dia mencoba untuk tak membahas soal tadi.
"Beri aku waktu tiga puluh menit," kata Raja seraya menatap salah satu lukisan di ruangannya.
"Baiklah, raja." Jenderal memberi hormat. "Permisi," dia berjalan keluar dari ruangan raja Durnst.
* * *
Tok-tok, tok-tok!
Seseorang mengetuk pintu ruangan Raja Durnst.
"Masuk," Raja mempersilakan.
"Maaf mengganggu Anda malam-malam Yang Mulia Raja Durnst," ucap seseorang itu.
Raja Durnst yang sedang memeriksa beberapa berkas di mejanya akhirnya menoleh ke arah orang tersebut. "Ah, rupanya kau ... Aldrich Blake Hale," raja tersenyum, ia pun melupakan pekerjaannya sejenak. "Silakan duduk."
"Terima kasih Yang Mulia Raja Durnst." Aldrich bergegas dan duduk di hadapan Raja Durnst.
"Mengapa kau tak menggunakan setelan jas rapi seperti biasanya ketika kau akan menemuiku?" Raja mengernyit sedikit heran.
"Ah, aku habis menghadiri pesta dari negeri jauh untuk mencari tahu sesuatu, Yang Mulia," ujarnya. "Aku mendapatkan jubah usang ini sewaktu menuju jalan pulang ke negeri Gourmoudra, Yang Mulia." Dia terlihat senang kala menunjukkan jubah yang dikenakannya.
"Waw, aku baru pertama kali melihatmu berpakaian seperti ini Aldrich," raja mengulurkan tangannya dan Aldrich menjabatnya. "Senang kau berada di sini lagi, Aldrich."
"Ya, aku juga senang bisa bertemu denganmu lagi, Yang Mulia." Mereka melepaskan jabat tangannya.
"Ah, aku sampai lupa mesti menawarkanmu minuman."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret X
FantasySuatu dunia yang mengisahkan banyak rahasia bertebaran di dalamnya, sungguh membuat orang-orang di dunia itu ingin mencari tahu semua tentang rahasia tersebut. Rahasia itu terdapat dari orang, benda, tempat, dll. Hanya ada segelintir orang yang hamp...