Gue selesai pas acara fan meeting Hana dan Baozi dimulai, untung aja gue udah kenal sama beberapa panitia dari EO mbak Sisil, jadi gue masih diizinin masuk ke backstage. Sebenarnya gue mau ngacir buat nyari sesuatu buat ngeganjel perut. Sumpah, perut gue udah mulai nyeri. Tapi berhubung gue gak mau ketinggalan momen spesial Riri, gue pun coba untuk nahan nyerinya.
Di backstage udah ada Dion, July dan Mitha yang lagi ngintip di celah panggung.
"Hai! Sorry ya. Telat," ucap gue antara gak enak telat datang sama nahan nyeri di perut.
"Gapapa, Din. Tadi Rifky udah jelasin," jawab July tanpa mengalihkan pandangannya dari panggung.
Ngomong-ngomong kok gue gak ngelihat Rifky sama Reza, ya? Gue udah ngelihat kiri-kanan, atas-bawah tapi gak ada tanda-tanda keberadaan mereka. "Yon, Rifky mana ya?"
Dion tampak gelisah, pandangannya gak fokus, dan bukannya ngejawab dia malah nanya balik, "Eerr, Rifky ya?"
"Iya, Rifky."
"Ke mana ya tadi?"
"Dia nganterin Reza balik," celetuk July menjawab pertanyaan Dion.
"Lo gapapa, Din? Muka lo pucet." Pertanyaan yang diucapkan dengan nada khawatir itu menarik atensi dari July dan Mitha yang sedari tadi fokus ke panggung.
"Lu sakit?" Mitha memegang kening gue, "badan lu hangat, Din."
"Gapapa kok. Eh Riri udah di dalam?" tanya gue mengalihkan pertanyaan Mitha dan Dion. Gue gak pengen mereka khawatir. Perut gue emang sakit, tapi gue ngerasa nyeri yang lebih di hati gue.
Banyak pertanyaan yang mulai muncul di otak gue. Kenapa Rifky pergi? Kenapa dia gak bilang? Reza? Sepenting apasih Reza bagi Rifky? Dan berbagai pertanyaan lain yang kini telah menginvansi otak gue.
"Iya. Tuh." Dion menjawab sambil menunjuk Riri yang tampak seperti orang kampung ketemu artis. Norak kalau kata Mitha.
Setelah memastikan kalau gue emang baik-baik aja—walaupun gue yakin mereka gak percaya banget—kami kembali fokus ke acara fan meeting.
"Betewe, Hana cantik banget ya?" tanya Mitha sambil menatap pria berjas putih di atas panggung dengan tajam.
Gue dan July mengangguk tanda setuju. Jujur, sebagai cewek gue juga merasa gak ada apa-apanya ngelihat tampang Hana. "Hooh, kalah kamu, Mit, sama cowok," ucap July yang membuatnya mendapat geplakan sayang di kepalanya.
Gak terasa acara fan meeting ini sebentar lagi berakhir. Dari sini, gue bisa ngelihat Fajar diam-diam meninggalkan Riri yang terlalu fokus ke arah panggung.
Seperti yang udah direncanain, Fajar ngelamar Riri di depan seluruh pengunjung fan meeting ini. Kejutannya, Baozi sendiri yang membawakan cincin untuk Riri. Namun, seperti yang sudah kami duga sebelumnya. Riri bukannya bahagia karena dilamar Fajar, malah fokus ke couple yang kini berdiri di sampingnya.
Hebohnya, Riri malah meminta Baozi dan Hana berciuman di hadapannya. Untung saja Hana dengan malu-malu menolak. Bisa gue bayangin kalau permintaan Riri dikabulin. Bisa-bisa rombongan ormas anti LGBT tiba-tiba muncul dan membuat kegaduhan. Atau setidaknya orang yang kata Riri 'fujo' pingsan kehabisan darah.
Karena terlalu banyak maunya, Riri terpaksa diseret untuk menyingkir dari panggung menuju backstage. Riri bahkan belum menjawab lamaran Fajar. Saat akan mendekati Riri, tiba-tiba kepala gue terasa berat. Pandangan gue mulai mengabur. Yang terakhir gue ingat, teriakan panik Dion sambil memanggil nama gue.
To be continue...
Tadi ada yang dapat notif update gak? Itu kesalahan teknis. Part yang seharusnya gak ada lagi (keknya). Yang adegan Riri minta Hana dan Baozi ciuman terinspirasi sama temen yang datang di Creators Super Fest akhir April lalu. Yang juga minta mereka ciuman dan sayangnya ditolak sama Hana wkwk.
Andieeeeer
Makassar, 31 July 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Pacarku Bukan GAY!!!
General FictionTemui Dina dengan segala kegalauannya. Punya pacar, dengan tingkat feromon yang sangat kuat. Bagaimana Dina tidak galau, jika setiap jalan dengan pacarnya ada saja lelaki tampan menghampiri mereka? Bukan untuk berkenalan dengan Dina, tetapi ke paca...