[9] : Closer (2)

4K 448 37
                                    

-SEMBILAN-

Closer

==========

Dulu Loli pikir tiap kelas yang berujung 1 atau A adalah kelas berisi anak-anak pintar dengan rata-rata nilai tinggi, bersikap serius, tidak berulah, dan juga kalem. Tapi ketika Loli berada di kelasnya sekarang dengan isi orang yang sama selama tiga semester ini, pikiran Loli berubah.

Memang, anak kelasnya rata-rata pintar. Tapi tidak semuanya serius. Kadang buat ulah. Dan hanya satu-dua yang kalem. Itu pun tidak selamanya kalem, pasti suatu waktu kegilaan mereka terlihat juga.

Seperti sekarang. Kelas 11 IPS 1 begitu riuh karena tidak ada guru yang mengajar. Sebenarnya ada tugas yang diberi, tapi hanya beberapa orang saja yang mengerjakan. Selebihnya sudah membuat kelompok mengobrol masing-masing.

Di sudut kanan belakang, Kaisar, Didin, dan dua cowok lainnya membahas pertandingan sepak bola malam tadi. Di meja barisan tengah hampir seluruh cewek berkumpul satu, termasuk Utari, sedang membicarakan perihal gosip-gosip terbaru baik dari negara sendiri ataupun negeri orang lain. Di meja guru--tempat ada colokan kabel--sekelompok cewek lainnya termasuk beberapa cowok juga, sedang nonton bareng drama korea. Sedangkan sisanya sudah menyebar kemana-mana di luar kelas.

Sementara Loli, dia masih setia duduk di bangkunya seorang diri. Sibuk sendiri memeriksa foto-foto suasana sekolah yang ia ambil sebelum masuk tadi dari lantai dua. Hingga kemudian suara Leng, ketua kelas mereka, mengintrupsi semua kegiatan di dalam kelas.

"WOI TUGASNYA DIKUMPUL PAS BEL ISTIRAHAT ENTAR!"

"YAAAAAHHH..." isi kelas kompak mengeluh.

"Tunda aja sih Leng. Minggu depan kumpulnya," usul Utari yang langsung disetujui oleh yang lain.

Leng mendengus. "Entar kalau gue yang dimarah gimana!?" protes cowok berbadan tinggi besar yang sering dijuluki Beruang Marsha itu.

Leng itu juga bukan nama asli sebenarnya. Nama aslinya adalah Alex Wirasatya, cukup keren. Tapi kalau kata Didin, ini karena waktu MOS dulu Leng itu sering dimarah sama kakak kelas, tiap ditanya atau disuruh ngomong, Leng cuma geleng kepala. Beda banget ekspetasi antara badan gedenya sama mentalnya. Alhasil kakak kelas manggilnya Leng--dari kata geleng--dan akhirnya diikuti oleh yang lain sampai sekarang. Alhasil, Alex sekarang lebih dikenal sebagai Leng.

"Kita tanggung jawab bareng," celetuk Didin.

"Beneran nih ya, awas lo pada kalau berdusta!"

"Maksud gue, kita-kita yang jawab, lo yang tanggung, Leng."

"Sat!" Leng memaki.

"Udah sih Leng minggu depan aja," rayu Tia.

"Tuh, Leng, dengerin kata Tia."

"Tia yang minta, loh. Turutin, Leng!"

"Leng jangan nolak permintaan Tia!"

Kelas mulai rusuh. Sudah rahasia umum kalau Leng naksir Tia. Ini gara-gara Didin sama Kaisar yang menyebarkan rahasia Leng. Padahal sebelumnya Leng percaya untuk curhat dengan dua makhluk sebangku itu. Tapi mulut Kaisar dan Didin tidak serapat itu untuk menyimpan rahasia.

Leng garuk tengkuk. "Eng ... ya udah, minggu depan aja."

Kelas bersorak kegirangan. Ada pula sorak karena menggoda Leng sampai muka sangar Leng jadi merah. Tia cuek bebek, toh, sudah biasa menghadapi hal seperti ini. Bukan cuma dengan Leng, tapi juga dengan cowok lain. Biasa, resiko jadi cewek cakep.

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang