[45] : Berbeda

878 87 7
                                    

-EMPAT PULUH LIMA-

Berbeda

==========

Loli mendelik ketika rasa dingin merambat di pipinya secara tiba-tiba. Gadis itu dengan sigap menoleh dan mendapati Kaisar tengah tertawa kecil setelah menempelkan jus mangga di wajahnya dan berhasil membuat ia terkejut.

Ia dan Kaisar memang sedang berada di kantin sekarang setelah tadi mengelilingi sekolah. Sebenarnya tadi Loli menolak untuk pergi dari kelas. Ia merasa lebih nyaman berdiam diri saja dan melihat-lihat suasana sekolah dari balik jendela. Tapi, bukan Kaisar jika tidak bersikeras mengajak Loli keluar dan berjalan memutari tiap seluk beluk sekolah. Kaisar bilang jalan-jalan lebih membantu Loli untuk mengembalikan ingatannya ketimbang hanya duduk diam seperti anak hilang.

"Nih, jus mangga gak pake gula, cuma pake susu." Kaisar menyodorkan jus mangga yang ia belikan untuk Loli--persis dengan komposisi yang biasa Loli pesan.

"Wah, ternyata walaupun kemaren gue amnesia, selera gue gak berubah, ya? Dari kecil gue memang suka jus mangga."

"Kayak sekarang gak amnesia aja," balas Kaisar mencibir.

Loli dan Kaisar kemudian pergi dari area kantin dan berjalan santai menyusuri selasar kelas yang ramai oleh lalu lalang para murid yang beristirahat. Tiap langkah yang mereka ambil, pasti ada saja orang yang memanggil mereka berdua. Kaisar selalu membalas sapaan dengan ramah selayaknya seorang Kaisar seperti biasa, sementara Loli hanya tersenyum canggung karena ia tidak ingat siapa yang menyapanya itu.

"Gue terkenal ya, Kai?" Loli bertanya karena sejak tadi sudah sangat banyak orang yang menegurnya dengan senyum ramah.

"Gue yang terkenal. Lo cuma kecipratan famous aja karena selalu ngekorin gue."

"Iya apa?"

"Gak percaya?"

"Enggak!" balas Loli berani dan membuat Kaisar tertawa karena gagal mengibuli gadis itu.

Perbincangan mereka terhenti ketika mendengar suara buku yang berjatuhan. Kaisar dan Loli serempak melihat seorang siswi yang hanya berjarak dua langkah di depan mereka terduduk membereskan buku-buku yang jatuh itu sambil mendumel sendiri.

Dengan inisiatifnya, Loli maju membantu. Inez--cewek yang dibantu Loli--terdiam ketika melihat Loli ikut memungut buku-bukunya.

"Kak Loli?"

Loli mengangkat pandangannya lalu memberikan senyuman pada adik kelas itu. "Ini bukunya." Loli menyodorkan buku yang berhasil ia kumpulkan.

Mereka berdua kembali berdiri. Jemari Inez mengenggam erat buku yang ada ditangannya. Untuk sesaat ia tidak berani menatap Loli, sampai akhirnya Kaisar turut mendekat.

"Mangkanya hati-hati," ujar Kaisar.

"Iya, Kak." Inez menipiskan bibir. Kejadian beberapa bulan lalu kembali teringat. Kejadian yang membuat hubungannya dengan Kaisar jadi merenggang dan semakin jauh.

Inez yang dulunya selalu percaya diri untuk mendatangi cowok itu, kini telah kehilangan muka. Inez yang biasanya tanpa alasan akan memberikan Kaisar bekal, kini butuh beribu alasan yang tepat supaya berani berdiri di depan cowok itu lagi. Semuanya hanya karena perkara perkataan. Namun, memang perkataan adalah hal yang paling krusial. Sakit ditubuh mungkin bisa sembuh dan terlupakan, tapi kata yang menggores hati, selamanya akan teringat dan merusak sebuah hubungan.

Inez menarik napas pelan untuk menenangkan hatinya yang gugup berdiri di depan dua orang ini. Gadis bertubuh mungil itu kemudian memberanikan diri untuk bertemu tatap dengan Loli.

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang