[49] : Perihal Waktu

912 90 38
                                    

-EMPAT PULUH SEMBILAN-

Perihal Waktu

==========

Ambyar. Hati Kaisar ambyar seambyar-ambyarnya. Perkataan Loli di pinggir lapangan sekolah tadi tidak bisa Kaisar hilangkan dari ingatannya. Bahkan Kaisar memang tidak ingin melupakan momen terindah dalam hidupnya itu. Jika waktu bisa diulang, Kaisar mau menyiapkan hapenya sedetik sebelum Loli mengatakan hal itu dan akan merekam perkataan Loli. Supaya bisa dijadiin kata-kata penghantar tidur dan alarm pas bangunnya.

"Terimakasih sudah jadi cinta pertama gue."

Kaisar terdiam. Matanya mengerjap-ngerjap--meyakinkan diri kalau apa yang di bilang Loli bukanlah kesalahan indera pendengarnya. "Gue gak salah dengar, kan? Lo barusan ngomong--"

"Lo cinta pertama gue," ulang Loli memperjelas. "Maaf karena sempat lupa sama lo, Kai."

"Tunggu ... maksudnya ... lo?"

"Gue bukan Loli yang amnesia lagi. Ingatan gue udah pulih. Semuanya. Gak ada yang terlupakan lagi. Termasuk lo." Mata berbinar Loli dapat Kaisar pandang dengan jelas. Gadis itu tersenyum hangat mengalahkan mentari siang ini. Menandakan apa yang ia katakan adalah sebuah keseriusan. "Maaf udah bikin lo menunggu."

Kaisar yang masih tak percaya dengan apa yang ia dengar berusaha mengendalikan diri. Sesaat Kaisar mengalihkan pandangannya ke sisi lain. Berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Ini begitu tiba-tiba, tidak terduga, dan tak dapat percaya. Loli, gadis yang ia sayangi, gadis yang mencuri hatinya dan berhasil membuat perasaannya tidak pernah menentu ini, barusan mengatakan perasaannya.

Tangan Kaisar jatuh di atas kedua pundak Loli. Ia sedikit menunduk untuk menyamakan pandangan sehingga kedua pasang mata mereka bisa bertemu dalam satu garis lurus. Kaisar menatap Loli dalam--menyelamkan diri dalam manik cokelat gadis itu.

"Ini berarti ... perasaan gue terbalas?"

Loli mengangguk. "Selama ini, selama kita bareng, gue dipusingkan dengan memikirkan banyak hal. Sampai jadinya gue bahkan gak sadar kalau gue sebenarnya ada perasaan sama lo. Gue gak tahu ini dimulai sejak kapan, dimana, dan bagaimana. Gue terlambat peka sama perasaan sendiri sampai gue gak tahu awal dari perasaan ini. Maaf butuh waktu lama untuk balas perasaan lo, Kai. Tapi sekarang ... selagi kita masih ada waktu, gue mau bersama lo. Gue ... sayang sama lo."

Lagi-lagi senyum bahagia merekah di wajah Kaisar. Ditambah lagi tiap ia memandangi lukisan Loli yang belum sepenuhnya selesai, hati Kaisar jadi berdesir dan pipinya ikut merona. Rasanya Kaisar mau berteriak menyanyikan lagu The Best Day Ever yang ada di kartun Spongebob, tapi karena Kaisar sadar suaranya tidak seindah lukisannya, maka Kaisar hanya bisa berguling di sofanya sambil menahan gejolak bahagia.

"Bang, Bunda kemana? Laper, nih, gak ada makanan di meja--" Kayla mengerenyit kaget melihat abangnya yang tersenyum lebar ketika dia masuk ke dalam studio. "Lo sehat, Bang?"

"Kayla mau makan apa? Go-food aja, abang yang bayarin. Ayo, pilih mau apa? Mekdi? Pizza? Ayam goreng? terserah Kayla."

Kayla langsung melangkah mundur. Tiba-tiba saja bulu kuduknya berdiri mendapat perlakuan baik dari Kaisar. Kayla tidak tahu kapan terakhir kali Kaisar mau baik seperti ini padanya. Jadi dia merasa sangat amat aneh dengan tingkah laku Kaisar sekarang. "Bang, lo kenapa? Walaupun gue masih SMP, tapi gue bisa kok dengar cerita lo kalau lagi ada masalah. Jangan tiba-tiba gila gini."

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang