[51] : Keinginan

933 88 7
                                    

-LIMA PULUH SATU-

Keinginan

==========

Pintu ruangan Loli dibuka secara tiba-tiba begitu saja. Sampai Lion yang sedang memakan apel di sofa menjatuhkan buahnya saking terkejut melihat si pembuka pintu yang langsung berlari masuk ke dalam ruangan. Lion bahkan nyaris tidak mengenali siapa cowok yang datang ini jika saja cowok itu tidak menoleh padanya.

"Heh, bapak kelinci, ketok pintu dulu, kek!" omel Lion pada Kaisar, tapi tidak dipedulikan.

Kaisar langsung menghampiri Loli. Tanpa berbicara atau memberikan waktu untuk Loli bersuara, ia menangkup wajah gadis itu dengan kedua tangannya. Kaisar menunduk--menatap wajah gadis itu untuk memastikan bahwa Loli kini tidak apa-apa dan benar-benar masih ada di hadapannya.

"Kai?"

Bahu Kaisar melemas. Ia menghela napas dan bersikap lebih santai sekarang. "Gue cemas dengar lo masuk ke rumah sakit lagi."

"Ini bukan kali pertama gue masuk rumah sakit kali." Loli tertawa. "Lo dikasih tau siapa gue di sini?"

"Tadi gue ketemu Mama lo di depan rumah."

Loli mengangguk paham. Mamanya memang sedang pulang untuk mengambil beberapa barang yang dibutuhkan selama di sini. Papanya kembali ke kantor karena masih jam kerja. Sedangkan Hazel dia pamit pulang dulu dan bilang nanti malam akan ke sini lagi. Jadi, hanya ada Loli dan Lion sebelum Kaisar datang kemari.

"Adek gue laris, ya. Cowok satu pergi, cowok yang lain dateng," kicau Lion sembari memakan apel dan menonton televisi dengan santai.

"Apaan, sih! Diam aja sana!" balas Loli kesal. Namun, saat perhatiannya kembali ke Kaisar, ia nyaris tersedak melihat Kaisar menatapnya penuh selidik. "Apa apaaaa? Jangan kemakan omongan kak Lion, dong."

"Lo selingkuh?"

"Dih, mana ada. Tadi waktu gue pingsan, Hazel kebetulan di rumah. Jadi dia ikut antar gue ke rumah sakit."

"Kenapa Hazel ke rumah lo?"

"Mau main doang katanya. Lagian belum sempat kami ngobrol gue udah pingsan duluan tadi."

"Bentar, deh." Lion kembali mengintrupsi. Kini cowok jangkung itu duduk dengan benar di sofa seraya memandangi Loli dan Kaisar bergantian. "Ini kenapa Kaisar tiba-tiba posesif begini? Lo berdua pacaran?"

Loli dan Kaisar saling berpandangan, sampai kemudian Loli tersipu sendiri. Pipi pucatnya merona dan ia langsung mengalihkan pandangan supaya tidak lebih lama menatap Kaisar. Melihat itu Kaisar menahan senyumnya, tapi tak khayal hatinya ikut berdesir.

"Oh iya, lupa kalau belum pacaran, Kak," ujar Kaisar. Sedetik kemudian ia melemparkan kode mata dengan Lion.

Lion mengerenyit bingung. "Ha?"

"Keluar. Ke-lu-ar," suruh Kaisar tanpa suara. Hanya menggerakan mulutnya saja supaya Loli tidak mendengar.

"Gue?" Lion menunjuk dirinya sendiri dan disahut Kaisar dengan anggukan. Lion mendesis tak terima, tapi tanpa bantahan ia benar-benar pergi ke luar ruangan.

"Eh, Kak Lion mau kemana?" tanya Loli ketika Lion sudah menutup pintu dari luar.

"Cari angin kali," jawab Kaisar seolah tak tahu apa-apa.

Kini hanya mereka berdua di ruangan ini. Untuk beberapa saat tak ada yang bersuara. Keduanya sama-sama terjebak rasa canggung. Lucu--yang dulunya jika berdekatan mereka selalu ricuh karena meributkan banyak hal, kini setelah saling jujur dengan perasaan masing-malah menjadi canggung satu sama lain.

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang