-EMPAT PULUH DELAPAN-
Cinta Pertama
==========
Ada orang-orang yang hanya ditemui sekali seumur hidup. Entah itu sekedar terlintas atau sempat berbincang, kemudian mereka pergi, tak pernah terlihat lagi dan akhirnya terlupakan. Ada orang-orang yang sempat mampir dan masuk dalam hidup, namun pada saatnya, waktu mereka untuk pergi pun tiba dan hanya menyisakan kenangan yang sempat tercipta. Ada pula orang-orang yang membuktikan bahwa dunia ini sempit. Yang mana tiap kali mengangkat kepala, ada dirinya tertangkap oleh mata. Dan ada orang-orang tertentu yang diharapkan tak akan pernah pergi, apalagi terlupakan dalam memori dan hati.
Loli telah pernah menemukan orang-orang itu. Ada banyak orang yang hanya sekali ia temui, seperti orang-orang yang sempat ia perhatikan di jalan atau suatu tempat yang pernah ia datangi. Ada juga yang pernah masuk ke dalam cerita hidupnya, tapi akhirnya pergi. Seperti Relin yang tak akan pernah kembali dan hanya menyisakan kenangan untuknya. Juga ada Hazel, yang memberitahu jika jarak bukan batasan untuk bersama dengan seseorang. Dan ... selain keluarganya, ada sosok lelaki yang kini Loli harapkan akan selalu bersamanya serta tidak hilang lagi dari ingatannya.
Lelaki yang kini duduk di sampingnya dengan pandangan menyelidik bercampur heran.
"Lo napa, dah? Dari tadi senyam-senyum gak jelas." Aktivitas menggambar Kaisar jadi terhenti karena merasa aneh dengan tatapan Loli.
Meski bel pulang sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu, Kaisar dan Loli masih setia duduk di bangku taman. Sebenarnya Kaisar tadi mau mengajak Loli langsung pulang, tapi gadis itu merengek tidak mau segera kembali ke rumah. Bosan, katanya.
"Ya emangnya gak boleh?" Loli mencibir. "Katanya suka," lanjut gadis itu enteng tanpa beban.
Kaisar yang mendengarnya jadi mengangkat alis heran, namun sedetik kemudian cowok itu merasa tersipu. Kaisar bisa merasakan hatinya melebur diikuti rasa hangat yang menyebar ke tubuhnya.
Seingat Kaisar, semenjak Loli bangun dari koma cewek itu jadi kalem, tapi sepertinya sekarang perlahan sifat super percaya diri Loli kembali. Kaisar rasa ini pertanda yang baik.
"Tadi kenapa Hazel bawa lo?" Kaisar mengalihkan pembicaraan awal mereka agar tidak semakin salah tingkah dan kembali fokus pada buku sketsa yang ada ditangannya.
"Kepo."
Kaisar mendelik tak senang. "Wajarlah kepo. Kalau yang berurusan sama dia Utari, gue juga gak masalah, tapi ini elo."
"Kenapa kalau gue?" balas Loli dengan wajah polos. Membuat Kaisar makin gemas saja.
"Gue cemburu!" kata Kaisar tegas, tapi tak terkesan protektif. Malah ia terlihat lucu ketika berusaha mengatakannya. Namanya saja baru pertama kali sayang sama cewek selain Bunda dan Kayla.
Loli mengerjap beberapa kali, kemudian ia tertawa sendiri. "Makasih, ya," ujar Loli dengan sisa tawanya.
Kaisar mengernyit. "Makasih kenapa?"
"Makasih udah cemburu. Makasih udah jujur sama perasaan lo sendiri. Dan makasih udah ngungkapin sama gue."
Kaisar tertegun. Pandangannya terkunci pada manik mata Loli untuk sesaat. Mencari maksud dari perkataan gadis itu. Namun yang Kaisar temukan hanyalah tatapan berbinar darinya.
Kaisar tidak tahu bahwa ingatan Loli telah kembali. Sesuatu yang Kaisar harapkan selama ini nyatanya telah terjadi.
Mungkin Kaisar tak akan menduganya, bahkan Loli sendiri seperti tidak percaya apa yang telah terjadi padanya. Semuanya tiba-tiba. Ini terjadi ketika gadis itu bersama Hazel.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO BYE-BYE✔
Teen FictionBermula dari sering memergoki anak baru yang melihatinya, Loli jadi penasaran dengan anak baru bernama Hazel itu. Loli Lovenna dengan sifatnya yang penuh percaya diri akhirnya mengajak Hazel berkenalan dan seiring waktu ia menjadi dekat dengan cowok...