[35] : Hal Yang Ditutupi

2.4K 164 16
                                    

-TIGA PULUH LIMA-

Hal Yang Ditutupi

==========

Tidak ada yang lebih mengagetkan Loli pagi ini selain kedatangan Hazel ke rumahnya yang tidak terduga. Loli tercengang saat ia keluar rumah dan melihat Hazel sedang berbincang dengan kedua orangtuanya. Loli sampai beberapa kali mengerjapkan matanya untuk meyakinkan diri bahwa cowok yang ia lihat itu memanglah Hazel.

"Hazel? Lo kok di sini?"

Hazel serta orangtua Loli otomatis menghentikan obrolan mereka dan secara bersamaan menoleh pada Loli yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Jemput lo lah."

Loli diam untuk beberapa saat tanpa berekspresi apapun. Namun saat rasa panas menjalar ke pipinya dan menimbulkan rona merah di sana disertai dengan hati yang melumer karena jawaban Hazel. Loli tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Oke, ini hanya pertanda bahwa Loli senang ada yang mau jadi tukang ojeknya selain Kaisar.

"Ya sudah, sana pergi sekolah biar gak telat." Mama Loli mengingatkan kedua remaja yang ada di hadapannya.

"Hn?" Loli memasang wajah bingung. Ia melihat pada Mela dan Toni secara bergantian dengan wajah penuh tanya, tapi orangtuanya malah membalas dengan ekspresi yang sama.

Loli mendongak lalu berbisik pada Hazel yang sekarang sudah berada di sebelahnya. "Lo udah diinterogasi panjang lebar ya sama orangtua gue?"

Alis Hazel bertaut tipis mendengar pertanyaan gadis itu. "Interogasi apa?"

"Mama sama Papa gak biasanya semudah ini izinin gue pergi sama orang apalagi cowok yang gak mereka kenal." Omongan Loli kali ini dapat di dengar oleh orangtuanya.

Mela dan Toni saling melirik satu sama lain, Hazel pun tak lupa jadi sasaran lirikan mereka, tapi Hazel pura-pura tidak menyadarinya.

"Daripada kebanyakan ngobrol, mending kalian pergi ke sekolah sana. Mau Mama usir berapa kali, hm?" Mela mengiring Loli dan Hazel keluar dari teras rumah. Loli pun tidak berkata apa-apa lagi karena ia pikir juga tidak penting untuk menanyakan hal ini panjang lebar. Malah seharusnya Loli senang karena orangtuanya tidak seposesif biasanya.

Sejak dulu--tepatnya sejak Loli sudah sehat dari kecelakaan dan pindah ke Jakarta--orangtuanya selalu mengekang Loli. Loli tidak dibiarkan tumbuh dalam lingkungan yang bebas. Orangtuanya selalu memonitori apa saja yang Loli lakukan. Loli ada dimana, dengan siapa, dan kapan pulang. Loli sebenarnya sedikit sesak dengan sikap orangtuanya, tapi Mela dan Toni selalu mengatakan ini untuk kebaikan Loli, jadi Loli tidak bisa membantah.

Namun, hari ini Mama dan Papanya yang biasanya susah memberi izin Loli pergi bersama orang lain--sejauh ini hanya Kaisar yang paling mereka percaya--malah bersikap biasa tanpa banyak kata.

Sementara di sisi lain, Hazel rasa keputusannya datang dan menunjukkan muka di hadapan orangtua Loli tidaklah salah.

Hazel jelas tahu jika Loli pindah ke sini adalah untuk menjauh dari segala hal tentang masa lalunya. Dan dirinya adalah salah satu dari masa lalu Loli. Karena itu Hazel sempat khawatir jika Tante Mela ataupun Om Toni akan melarang Hazel mendekati Loli jika mereka bertemu.

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang