[11] : Salah Perasaan

3.6K 370 30
                                    

-SEBELAS-

Salah Perasaan

==========

Lagu Selena Gomez - Fly to Your Heart yang menjadi soundtrack film disney Tinkerbell mengalun mengisi tiap sudut ruangan studio lukis Kaisar. Sementara Kaisar sendiri sedang telungkup di atas karpet bulunya dengan tangan yang sibuk menari di atas kertas sketch, membuat guratan demi guratan yang akan membentuk sebuah gambar nantinya.

A sprinkle of pixie dust circles the night
You can fly  

Kaisar bersenandung mengikuti lirik lagu yang sudah ia hapal di luar kepala. Bagaimana tidak hapal, hampir tiap hari Kaisar mendengarkan lagu tersebut. Juga lagu-lagu soundtrack Disney lainnya.

Iya, Kaisar memang pecinta Disney. Semua film Disney pasti Kai punya di laptopnya. Disimpan dalam folder file yang punya folder lagi di dalamnya, terus ada folder lagi, terus ada lagi, ada lagi, ada lagi, sampai akhirnya nanti ketemu sendiri.

Kaisar juga hobi mengkoleksi soundtracks Disney. Tidak ketinggalan juga miniatur-miniatur para karakter film Disney. Bahkan di kamar Kaisar ada satu etalase kaca cukup besar tempat pajangan koleksi barang-barang Disney-nya.

Tapi untuk miniatur Princess--Cinderella, Belle, Aurora, Jasmine, Ariel, dll--Kaisar meletakkannya di kamar Kayla. Kaisar bilang miniatur Princess itu cocoknya di kamar anak cewek. Padahal Kayla--juga Loli--tahu kalau alasan sebenarnya Kaisar mengusikan Princess di kamar Kayla karena takut dilihat teman-temannya kalau lagi main ke rumah.

Kaisar merubah posisinya jadi duduk. Meraih handphone yang ada di atas meja, lalu mengganti lagunya dengan How Does A Moment Last Forever soundtrack dari film Beauty And The Beast.

Baru saja Kaisar mau telungkup lagi, suara pintu yang dibuka membuat dia menoleh.

Di sana, dengan wajah tanpa dosanya kepala Loli menyembul dari sela pintu yang terbuka sedikit.

Kaisar mendengus. "Gue kira hari ini lo gak bakal main ke sini."

Sekarang Loli masuk ke ruangan kesayangan Kaisar itu lalu duduk di sofa putih yang ada di sana. "Kenapa emangnya?" tanyanya.

"Soalnya abis dari perpus tadi lo diemin gue sampai pulang. Gue pikir lo ngambek gara-gara gue gang-gu-in di perpus," jawab Kaisar dengan menekankan kata gangguin per suku kata.

Loli berdecak. "Gue kira lo bakal ngusir gue kalau gue datang."

"Kenapa?"

"Abisnya lo diemin gue dari perpus tadi sampai pulang. Gue kira lo ngam-bek gara-gara gue tinggal pergi sama Hazel," balas Loli menirukan cara bicara Kaisar.

"Ngapain juga gue ngambek." Kaisar acuh dan kembali tiduran di karpet untuk melanjutkan gambarannya.

"Lo gak mau minta maaf?"

Alis Kaisar bertaut. "Minta maaf buat apa?"

"Buat ke-su'udzon-an lo sama Hazel."

"Ha?" Kaisar noleh dengan wajah naifnya.

"Gak usah sok lupa omongan lo di perpus tadi, ya."

Bola mata Kaisar naik, mengingat-ingat omongan mana yang Loli maksud.

"Oh, itu," jawabnya kemudian dengan santai.

"Oh, itu." Loli mengulang perkataan Kaisar dengan nada mengejek. "Lo tu jahanam banget tau gak! Bisa-bisanya berpikiran buruk sama Hazel."

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang