[31] : Berbicara Di Belakang

2.1K 192 22
                                    

-TIGA PULUH SATU-

Berbicara Di Belakang

==========

Hari minggu yang ditunggu pun tiba. Meski sebenarnya Loli sudah kehilangan semangat untuk ikut Kaisar ke cafe Ikonic hari ini, tapi rayuan Kaisar yang bilang akan menepati janji untuk jalan berdua dengannya sesudah acara membuat Loli akhirnya menurut.

Dengan kemeja semi formal berwarna biru muda dipasangkan dengan celana jeans putih, Kaisar tampak tampan. Bagi penggemarnya, Kaisar tentu selalu tampan, tapi untuk Loli yang tiap hari melihat Kaisar dengan baju besar dan celana boxer, Loli jadi sedikit terkesima melihat penampilan Kaisar sekarang.

"Giliran nemuin banyak cewek rapi banget. Gue ajak nemenin ke McD juga biasanya pake celana pendek sama kaos kegedean doang," komentar Loli ketika Kaisar datang menjemputnya tadi dan dibalas oleh Kaisar dengan sentilan di keningnya.

Sekarang mereka sudah berada di kafe Ikonic bersama dengan Inez dan kesebelas temannya. Kaisar dan Loli sama-sama tidak menyangka kalau teman yang Inez ajak cukup banyak. Malah Inez bilang sebenarnya ada beberapa yang ingin datang juga, tapi terhalang dengan urusan pribadi.

Loli tidak banyak berbicara di sini, hanya diam mendengarkan dan akan bersuara jika memang diminta. Seperti kalau Kaisar bilang, "kalau di kelas gue murid rajin, sih. Iya kan, Lol?" dan akan dijawab anggukan tanpa ekspresi oleh Loli. Meski dalam hati Loli mendumel, dasar pencitraan!

Sementara Kaisar dengan hangat dia berbincang-bincang dengan para remaja perempuan yang semuanya berada setingkat dibawahnya.

"Kak Kaisar kok bisa sih suka ngelukis sama gambar? Kan biasanya cowok-cowok lebih suka yang bikin keringatan," tanya salah satu gadis yang duduk di sebelah Inez.

"Karena dia gak suka olahraga. Gak macho," gumam Loli sambil fokus pada kue brownis di hadapannya, tapi ketika dia mengangkat kepala untuk menyuapkan kue itu, ia baru menyadari jika pandangan ke tiga belas orang di meja itu tertuju padanya semua.

Kaisar mendengus pelan, tapi ia membenarkan perkataan Loli. "Gue lebih senang main sama pensil atau kuas daripada sama bola," ujarnya. "Kan, tiap manusia itu punya kesukaan yang berbeda-beda."

"Tapi kita semua punya kesukaan yang sama kok, Kak," jawab cewek yang bertanya tadi. "Sama-sama suka dengan kak Kaisar, hehe."

Hanjay, dasar anak baru puber! Loli melirik Kaisar, cowok itu tersenyum misuh-misuh sambil menggaruk tengkuknya. Ciri khas Kaisar kalau lagi salah tingkah.

"Karena itu kak Kaisar jangan berat ke satu pihak dong." Salah satu perempuan yang tadi mengenalkan diri bernama Anna ikut bersuara.

Kaisar memasang wajah bingungnya. "Berat ke satu pihak gimana maksudnya?"

"Itu ... masa cuma Inez doang yang digambar. Tau deh Inez yang paling deket sama kakak, tapi kita-kita kan juga Kaivers."

"Ooh, itu...," Kaisar mengangguk paham.

Loli jadi ingat Kaisar pernah menggambar wajah Inez di studionya. Berarti Kaisar memberikan itu pada Inez. Namun, mengetahui hal ini Loli jadi sedikit sebal. Tiap kali dia minta Kaisar untuk menggambar atau melukisnya, Kaisar tidak pernah mau, tapi giliran Inez dia tidak menolak.

"Jangan bikin kak Kaisar jadi gak enak gitu," tegur Inez. "Maaf ya Kak, mereka emang cemburuan, hehe."

Loli sudah malas mendengar perbincangan ini. Dan dia sangat bersyukur ketika ada sebuah telpon masuk sehingga dia ada alasan untuk pergi dari meja.

HELLO BYE-BYE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang